****
Denting dari gelas yang beradu satu sama lain menyadarkan seluruh lamunan kecil di kepala Hyunjin, tak terasa akhir musim panas di luar sana masih berhiaskan bunga-bunga cantik, dia menoleh sejenak dari jendela kaca besar hanya demi menyaksikan matahari semakin naik ke atas permukaan langit.
Bibir dengan bagian bawah yang tebal namun terlihat begitu manis saat tersenyum, dia tahu sekarang sudah waktunya membangunkan Sang Tuan Putri dari mimpi indah.
Pasti sekarang dia masih terlelap.
Siapapun tahu itu, bahkan tadi Raena sempat kebingungan lantaran dihujani dilema harus membangunkan kucing jingga yang ganas itu atau tidak.
Bagi semua orang gadis itu hanya remaja berumur 18 tahun biasa walau tampak menyeramkan bagi beberapa golongan manusia, termasuk penilaian dari Raena.
Hyunjin membuka pelan pintu kamar dari kayu yang tebal dan tinggi itu setelah menyaksikan seberapa lega dan bahagia ekspresi Raena diberi kesempatan kabur lantaran tidak harus membangunkan gadis di dalam sana.
Mungkin karena cuaca sedang nyaman sekali untuk bangun siang sehingga gadis itu sangat menikmati selimut hangat yang menutupi tubuhnya.
Hyunjin berjalan santai menuju tirai kamar, menarik sebuah tali di ujungnya hingga mempersilahkan semua sinar matahari dari luar menyinari setiap sudut ruangan, gadis itu perlahan membuka mata karena terganggu oleh suara barusan.
"Selamat pagi, Hong Ryeon," ucap Hyunjin seraya tersenyum hangat.
Gadis berambut hitam panjang tersebut mengerjap sejenak, terlihat bingung di atas ranjang tatkala dia tidak menyadari bahwa hari sudah benar-benar pagi.
Belum sampai seluruh nyawa kembali, dia sudah menatap jam dinding menunjukkan pukul setengah tujuh, sudah saatnya mandi karena harus berangkat sekolah, ah, sungguh melelahkan, padahal semalam dia sibuk mengurus banyak hal hingga tidur telat.
Menyadari seberapa linglung dan lusuh ekspresi Hong Ryeon seperti wanita yang mabuk habis ditinggalkan kekasihnya, membuat Hyunjin berinisiatif membawa secangkir teh hangat, namun Hong Ryeon melepaskan selimut sebelum dia mengambil langkah.
"Hyunjin," panggilnya.
Lelaki itu berhenti bergerak di dekat pintu, menatap Hong Ryeon dengan pancaran khas miliknya, mata sipit dan bibir bawah yang tebal ditarik kembali untuk memberi senyuman, sungguh manis, perlakuannya selalu manis setiap saat.
"Aku lapar."
Hyunjin mengangguk paham, "Juhee sudah membuat teh dan biskuit untuk cemilanmu, dia juga sudah menyiapkan salmon dan sup untuk sarapan, akan segera kubawa masuk kalau kau ingin memakannya di sini."
Hong Ryeon hanya mengangguk ringan seraya meraih ponsel di atas nakas, dia mengecek beberapa hal seperti pesan ataupun berita-berita terbaru, persis seperti rutinitas sehari-hari, kecuali satu kotak percakapan dari grup kelas, sungguh pantangan jika harus membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazino Crescendo [Stray Kids - TXT - NCT]
FanficMazino Crescendo adalah nama seorang mafia besar yang memiliki 12 anak angkat seluruhnya laki-laki, mereka dibesarkan untuk menjadi seorang mafia. Dengan satu syarat, tidak boleh menikah. Namun dari sana Hong Ryeon lahir, hidup di keluarga yang terb...