Terdapat penggunaan bahasa kasar dalam bab ini, dimohon kebijakannya.
~~~
Hari ini Chika senang bukan main karena Gio kembali menunjukkan dirinya. Gadis itu sibuk mengatur fokus lensa kamera yang ia pinjam dari ekstrakurikuler fotografi.
"Fotoin orang tanpa izin itu ilegal loh," ucap Arumi mengingatkan di belakangnya.
Chika menoleh lalu menunjuknya dengan mata mengerling. "Anggota ekskul fotografi udah dapat izin kok, tenang aja."
"Emang iya?" tanya Arumi sangsi.
"Asal fotonya senonoh ya, gak macem-macem."
Chika mulai membidik kameranya pada Gio yang sedang menghormat pada bendera di bawah. "Ganteng banget huhu, pasti mahal nih," serunya membuat Arumi mengernyit.
"Fotonya mau lo jual?"
Satu foto berhasil di ambil. Chika kembali menoleh pada Arumi. "Oh lo belum tahu ya?" Ia lalu mengangkat kameranya lalu berpose. "Kenalin, gue itu fansitenya Gio!"
"Fansite?" Arumi pernah mendengar itu dari temannya yang menyukai idol-idol dari Korea, tapi ia tidak tahu apa maksudnya.
"Gue itu penyedia foto-foto ganteng Gio, oh tentu tidak gratis. Anggap aja ini bisnis deh, hehe." Chika nyengir kuda sedangkan Arumi hanya menatap tak percaya. Ia kira Chika hanya sekedar menyukai Gio saja, ternyata lebih dari itu. Bahkan sampai ada bisnisnya segala.
Tidak memperdulikan Arumi yang tercengang, Chika kembali pada bisnisnya. Cukup lama gadis itu mengambil foto dari Gio, sampai-sampai Arumi mulai bosan. Ia jadi menghampiri Chika dan berdiri di sebelahnya lalu bersandar pada pembatas dinding.
Ia menoleh ke belakang, melirik pemuda itu sebentar. "Kemarin ngilang, pas muncul langsung dihukum," gumamnya.
Chika memberhentikan aktivitasnya kemudian menoleh. "Arum, lo ada masalah ya sama Gio?" tanyanya to the point.
"Nggak, kata siapa?" jawabnya cepat sembari menghadap Chika sepenuhnya.
Chika mengalungkan kamera itu. "Lo boleh jujur kok, gausah mikirin gue," ujarnya.
Mengelak tegas, Arumi menggeleng. "Gak ada apa-apa antara gue sama dia, tenang aja." Ia tertawa hambar.
Meski Chika tidak percaya sepenuhnya, ia hanya diam menatap. Mungkin jika sudah waktunya nanti Arumi akan menceritakannya.
~~~~
"Oke, jadi pas sepuluh." Arumi mengambil kartu lalu menandatanganinya. Setelah memberikannya kepada penjaga perpustakaan, ia pun keluar.
"Lah, Chika kemana?" Ia memandang sekeliling. Padahal tadi Chika bilang akan menunggu di depan perpustakaan.
Arumi mengambil ponselnya, memeriksa jika saja ada pesan masuk dari Chika. Namun, ia tidak mendapat satupun pesan darinya. Akhirnya gadis itu pun menelponnya. Akan tetapi, bukan suara Chika yang terdengar melainkan suara dari operator. Sepertinya gadis itu mematikan ponselnya.
"Mungkin ke toilet kali ya?" Arumi pun melanjutkan langkahnya menuju toilet terdekat.
"APA LO BILANG?!"
Arumi terperanjat begitu mendengar teriakan dari dalam toilet.
"Lo gila ya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be(Twins) [Slow Update]
Teen FictionSetelah kepergian ibunya, Arumi menginginkan kehidupan yang tenang. Namun, bagaimana jadinya jika ia malah terlibat dalam rahasia dua orang pemuda yang akan membuat hidupnya jauh dari kata tenang? ©Pinterest #1 bff 011124