06 ; pulang

50 24 0
                                    

Di pos satpam ini jelas sedikit ramai oleh bapak satpam-ini yang membuatku mager. Tidak begitu banyak hanya tiga orang penjaga sekolah. Tidak selang lama, Fharen datang menghampiriku yang kini sudah ada di pos satpam. Fharen sudah siap dengan jaket denim dan helm fullface hitam yang ada di tangan kirinya.

"Maaf lama, ya?" tanya Fharen menghampiriku.

"Iya, ih. Laper tahu!" jawabku sembari memakan snack beng-beng pemberian anak OSIS Ketika rapat tadi.

"Tuh kasian anak orang kelaperan gara-gara Fharen, tah." Sambung bapak satpam bername tag Sobur mengomeli Fharen.

"Eh, maaf atuh, pak. MPK lama rapatnya," jawab Fharen.

"Heuh atuh kasian Si Daelyn," ucap bapak berseragam coklat itu.

"Fharen, itu ada paket piala, belum bapak kasihin ke kepala sekolah, kasihin sama kamu aja." Bapak satpam Bernama Dimas itu ikutan bergabung.

"Engga mau, pak. Pengennya pialanya saya bawa pulang, tapi engga di bolehin sekolah." Jawab Fharen sedikit kesal.

"Kenapa engga boleh?" aku coba bertanya.

"Buat sekolah lah," di jawab bapak Sobur.

"Tapi amplopnya buat kamu ya?" lanjut bapak Sobur bertanya pada Fharen.

"Engga, pak. Sumpah, amplopnya buat sekolah juga," Jawab Fharen sedikit berbisik.

"Buat aku Cuma sertifikatnya aja, pak." Lanjut Fharen menjelaskan, suaranya sudah tidak berbisik lagi.

Perbincangan kami berhenti di sana. Aku jadi berpikir bahwa permainan sekolah ternyata cukup gelap juga, sedikit menakutkan. Fharen menatapku.

"Laper?" tanyanya, mungkin wajahku ini seperti orang yang belum makan tiga hari.

"Iyaaa," jawabku bernada.

"Ya udah mau cari makan dulu?" tawarnya bak sudah mengenalku lama.

"Engga, udah sore," jawabku sembari menghabiskan beng-beng dimulutku.

"Mau kemana dulu atuh?" tawar Fharen.

Aku hanya ingin pulang, sungguh tidak peka. Aku sudah menunggu Sisil yang ternyata pulang duluan karena di jemput oleh ayahnya. Aku juga sudah menunggu Fharen sekitar satu jam di taman sendirian, Fano datang menemaniku disaat beberapa menit sebelum Fharen datang.

"Pulang aja," jawabku jelas.

"Pulang aja?" tanya Fharen memastikan.

"Iya," di balas singkat olehku.

"Oh, ya udah, hayu," ucap Fharen.

Fharen hendak berjalan menuju parkiran, tapi langkahnya terhenti. Fharen Kembali mengahmpiriku yang masih duduk di depan pos satpam ini.

"Foto dulu, yu?" ajaknya.

"Mumpung kamu pake jas OSIS," lanjutnya menunjuk jas OSIS yang tengah aku kenakan.

"Ya udah hayu," aku mengiyakan.

"Baju MPK kamu engga di pake?" tanyaku sembari berdiri dari dudukku.

"Kelas 10 tadi ga boleh pake baju MPK, yang boleh Cuma kelas 11 sama 12," jawabnya.

"Yha, padahal bagus tuh aku pake jas OSIS kamu pake baju MPK," tawarku.

"Nanti deh kapan-kapan foto lagi, oke?" jawabnya.

"Mau foto di mana? Mau di taman?" lanjutnya bertanya.

"Boleh," jawabku.

Kami berdua mulai berjalan menuju taman.

𝐃𝐢𝐬𝐚𝐬𝐭𝐞𝐫 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang