03 ; ice cream

83 25 4
                                    

.

03 ; ice cream

.

Fharen, laki-laki tinggi berkulit sawo matang itu sedikit manis Ketika tersenyum. Aura yang dipancarkan begitu dewasa dan sangat berbeda Ketika dia berdakwah diatas mimbar—masyaallah. Anak muda berusia 18 tahun sudah bisa memberikan orang lain kecerahan dunia dan akhirat. Selain terlihat soleh dia juga terlihat keren karena dia anak motor, aku memikirkan dia dalam pergaulan club motor yang positif seperti sinetron anak jalanan—pikirku sedikit konyol.

Ya menurutku Fharen ini sempurna, sampai tiba saat aku bertemu dia secara langsung. Hari itu matahari bersinar terik, membuatku yang sedang menonton iklan ice cream di televisi tergoda. Kebetulan aku sedang chattingan dengan Fharen. Karena aku anak yang sedikit random—aku akui—aku jadi membalas chatting Fharen out of topic.

Asalnya aku mau masuk OSIS, tapi kata Alfaris mending ROHIS aja

Jadi we aku masuk ROHIS

Ih pengen ice cream

Berapa?

Jangan banyak-banyak, 5 aja ;)

Mana uangnya? Nanti aku beliin

Heuu

Terlihat dengan jelas aku ini anak yang random, tiba-tiba chat begitu bukan tanpa sebab, aku sudah bosan chattingan dengan Fharen akhir-akhir ini—topiknya membosankan. Hingga malam tiba, aku dan Fharen masih chattingan.

Fharen mengirim link.

Teteh tolong isi ya linknya

Buat lomba hehe

Okee

Aku mencoba membuka link tersebut, dari tampilan awal sudah terlihat bahwa admin yang membuatnya seperti tidak niat. Font yang berantakan membuat link ini terlihat jelas bukan link resmi untuk perlombaan. Aku cukup mengenali hal seperti ini meski aku anak jurusan akuntansi. Lalu, yang membuatnya semakin mencurigakan adalah terdapat kolom menanyakan alamat pada link untuk vote lomba? Aku hanya mengisi alamatku singkat.

Fharen mengirim link.

Teteh tolong isi ya linknya

Buat lomba hehe

Okee

Udah diisi ya

Okee makasih tehh

Beberapa hari berlalu, karena saat itu pandemi masih berlangsung, PJJ dilakukan dengan bergantian. Seperti saat ini, disaat kelas 12 belajar daring di rumah, kelas 10 dan 11 belajar luring di sekolah. Lalu, minggu yang akan datang kelas 12 akan belajar luring di sekolah dan begitu pula sebaliknya.

Siang itu aku sedang menemani kakak sepupu ku yang tengah meminjam leptopku untuk mengerjakan tugas kuliahnya—kak Nuryah. Jam menunjukan pukul 12 siang—sekolah berakhir. Ponselku Kembali bergetar ringan, pesan masuk dari Fharen.

Teteh masih mau ice cream?

Huum ;(

Ohh

Setelah itu Fharen tiba-tiba menghilang. Beberapa menit berlalu ponselku bergetar ringan dan ternyata terdapat notif nomor tidak dikenal dari whattsapp—bukan Fharen. Sedikit malas bagiku membalasnya, tetapi Ketika terdapat nama guru aku langsung panik dan membalas pesan itu.

𝐃𝐢𝐬𝐚𝐬𝐭𝐞𝐫 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang