19 ; aku?

43 8 0
                                    

Aku besok dipanggil pak Hadi lagi

Hah kenapa?:(

Ada apa lagi?

Ga tahu

Biarin lah

Santai aja

Malam Jumat, aku mendapat chat dari Fharen seperti itu. Itu bukan yang pertama bagi Fharen dipanggil untuk menghadap guru. Beberapa hari lalu, Ibu Nina yaitu wali kelas Fharen pernah memanggil Fharen ke ruangannya, dan kini Pak Hadi selaku pembina organisasi ROHIS itu ingin menemui Fharen besok.

Keesokan harinya. Hari Jumat. Setelah semua kegiatan kami selesai, kami bertemu. Tidak seperti biasanya yang bertemu di kelasku, kami bertemu didepan tangga.

"Tadi di tanya apa aja?" Aku bertanya pada Fharen yang kala itu berdiri memainkan ponselnya menghadap diriku yang duduk didepannya.

"Ya, gitu lah." Jawab Fharen acuh tak acuh.

"Ih yang bener! Ngobrolin apa aja?" Aku kembali bertanya sembari memukul Fahren pelan. Fharen memegang tanganku yang tadi sempat memukul.

Karena tangga ini dekat dengan basecamp anak multimedia, banyak orang berlalu lalang yang melihat kami. Tetapi, sudah kenal dengan Fharen, mereka menyapa Fharen ketika lewat.

"Sebenernya tadi aku disidang bukan sama pak Hadi aja, tapi sama bu Meli terus bu Nina juga ikutan lagi nanya nanya aku." Jelas Fharen.

Aku jelas khawatir. "Ih, terus gimana?"

"Udah gapapa, tenang aja." Jawab Fharen melepas tangannya yang memegangiku ketika teman temannya hendak lewat.

"Eh, Ren! Keur naon?"

"Bobogohan wae atuh!"

Ucap teman temannya sembari bercanda dan lewat begitu saja setelah Fharen sapa balik.

"Eh aku kumpul dulu ya?" Izin Fharen padaku. Sore itu Fharen sedang ikut ekstrakulikuler MCC.

Aku sedikit cemberut akan ditinggal Fharen sendirian disini.

"Sok. Aku nungguin kamu diatas, ya? Depan kelas aku." Ucapku.

"Ih udah disini aja." Ucap Fharen yang sudah berjalan lumayan jauh dari tempatnya berdiri tadi.

"Ga mau, malu!" Aku buru buru menaiki tangga.

Lumayan lama aku menunggu Fharen sendirian didepan kelasku yang kosong. Jam menunjukan pukul 3 sore. Fharen menanyakan posisiku, dengan segera dia menyusul.

"Pulang yuk!" Ajak Fharen saat baru saja tiba.

"Kamu bukannya beresnya sore?" Tanyaku heran.

"Iya justru itu. Nanti aja, aku anterin kamu pulang dulu. Kalo kamu nungguin aku bakal lama, sampe sore kasian. Kan kamu harus ngaji bantu papah." Fharen mengelus kepalaku pelan.

Aku menuruti, mengangguk dan berdiri berjalan beriringan dengan Fharen menuju parkiran.

"Nanti kamu ke sini lagi?" Tanyaku sebelum naik motornya.

"Insyaallah, sebenernya males. MCC nya ga bener." Fharen menjawab.

"Udah naik aja." Titah Fharen lalu aku menuruti.

Singkatnya kami pulang sore itu, dan benar saja Fharen juga langsung pulang ke rumahnya. Dia malas mengikuti kegiatan eskul itu.

.

Waktu berlalu, hari Selasa, pertengahan Februari.

Seragam putih abu di sekolah ini memiliki tanda, baik itu jumlah garis dan warnanya. Yang berarti memiliki arti yang berbeda.

𝐃𝐢𝐬𝐚𝐬𝐭𝐞𝐫 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang