02 ; sksd - pdkt

116 28 6
                                    

Posisiku kini sedang berada dirumah, pandemi mengharuskan aku belajar dari rumah sejak kelas 10 kemarin.

“Mah, lihat! Adik kelas di sekolah aku daftar ROHIS, banyak piala dari menang lomba dakwah, anak motor juga!” ucapku pada Ibuku.

“Wih, keren, atuh. Kelas berapa? 11?” tanyanya.

“Engga tahu,” jawabku.

Aku memang tidak mengetahui dengan pasti dia kelas berapa. Ada niat untuk memfollow instagramnya menggunakan akun pribadiku, tapi gengsiku terlalu tinggi aku juga terlalu malu jika nanti instagramku tidak di follback olehnya. Aku putuskan untuk hanya sekedar mengetahui.

“Ya udah, beliin gula di warung, gih.” Titah Wanita paruh baya itu padaku, membuatku terlupa akan niat awalku untuk log out dari akun Instagram ROHIS.

Singkatnya kini giliran OSIS angkatanku yang akan purna tugas. Meskipun pandemi masih berlangsung, tapi saat itu sekolah mengizinkan kami melakukan sertijab secara luring—pandemi sudah semakin berkurang. Pandemi juga membuatku tidak mengenali adik kelasku dengan baik, karena semua dilakukan secara daring. Namun, kekeluargaan masih terasa diantara kami. Suka duka kami lewati. Banyak air mata Bahagia dan sedih saat penyerahan jabatan.

.

02 ; sksd - pdkt

.

Kini aku sudah menduduki bangku kelas 12 SMK. Kontak whattsapp Gio masih terblokir dengan tenang dan aku belum memfollow lagi instagramnya. Aku mulai mencintai diriku sendiri, rasa damai dan tenang aku dapatkan. Terutama kebebasan. Aku semakin fokus belajar, prestasiku naik dari semester kemarin. Tak terasa sudah penghujung tahun, sisa belajarku di sekolah hanya tersisa 6 bulan lagi.

November akhir, tepat saat notif instagramku menunjukan seseorang memfollow diriku, yang membuatnya menarik adalah orang itu ialah Fharen bukan Gio. Sedikit terkejut, tapi aku biarkan sejenak tidak langsung memfollbacknya dengan cepat. Takut-takut mungkin ia hanya salah pencet, pikirku.  Esoknya, aku memfollback Instagram Fharen, hanya sekedar begitu saja, tidak ada hal lainnya hari itu.

Hari-hari berlalu seperti biasa. Sebagai self reward karena telah menyelesaikan ujian semester 5 dan akan menyambut semester terakhir bersekolah di SMK ini, circle ku Kembali berencana untuk berkumpul di rumah Keyla. Kami hanya bersenang-senang Bersama, seperti makan dan menonton film dalam laptop.

Sudah menjadi kewajiban bagi kami kaum remaja untuk update status, baik itu status whatssapp maupun Instagram. Aku mengupdate foto Bersama circle ku dalam status Instagram. Oh, iya, circle ku ini ada 9 orang termasuk diriku. Akan aku perkenalkan satu-satu.

Yang pertama Ika, menurut kami berdelapan Ika ini orang tercantik di circle kami, jelas dengan ciri khasnya yaitu mantannya yang tak terhitung sudah berapa.

Kedua, Lily, dengan ciri khasnya perempuan setia, jelas ada alasan dibalik itu, Lily memiliki pacar yang terhitung toxic –pacarnya terlalu posesif, namun hubungannya jelas dipertahankan.

Yang ketiga, Daisy, perempuan yang sudah jomblo seumur hidupnya ini justru menjadi pawang curhat permasalahan hubungan kami.

Keempat ada Khalida, perempuan kalem yang sangat misterius, dia juga sudah menjadi teman sebangku ku 3 tahun terakhir.

Kelima ada Nasywa, perempuan kalem yang sedikit random, kadang menjadi receh kadang menjadi dollar.

Keenam ada Keyla, pawang main circle kita yang setiap bermain pasti rumahnya menjadi sasaran.

𝐃𝐢𝐬𝐚𝐬𝐭𝐞𝐫 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang