Tentang masalalu

221 16 1
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

-H A P P Y R E A D I N G-🦋

¤¤¤¤¤

"Dia masalalu gue." Varo memotong ucapan Mala.

Deg

Masalalu? Varo mempunyai masalalu? Kenyataan macam apa ini? Kenapa baru tahu kalau Varo mempunyai masalalu?

Begitulah kira-kira yang ada di pikiran mereka.

"Ma-maksudnya?" ucap Vina dengan sedikit lirih.

"Jadi Varo itu mantan kekasih gue saat Smp, kita putus gara-gara gue ke thailand. Tapi kita pernah janji bahwa setelah kepulangan gue dari thailand, Varo bakal lamar gue." Ucapan Mala mampu membuat Vina sakit hati.

Vina menatap ke arah Varo dengan mata yang sudah memerah menahan tangis. Varo pun menatap balik Vina sembari menggelengkan kepalanya lirih menyatakan bahwa yang di ucapkan Mala tidak benar.

Alice yang melihat perubahan Vina langsung memegang tangan Vina yang sudah berkeringat dingin, ia mencoba untuk menenangkan.

"Jangan ngadi-ngadi lo, mending lo pergi dari sini deh, lo perusak suasana makan kita," ucap Alice dengan sewot.

"Gue gak mengada-ngada, emang benar 'kan Var kamu mau lamar aku?" ucap Mala kepada Varo.

Namun Varo hanya diam menatap terus wajah Vina yang sudah memerah.

"Iya 'kan Var? Jawab dong iya 'kan kamu mau lamar aku?" ujar Mala.

"Pergi." Varo mengepalkan kedua tangannya.

"Kok ngusir sih," gerutu Mala.

"Gue bilang pergi." Varo mencoba menahan amarah yang sudah memuncaknya.

Mala menggeleng kuat. "Gak mau, kok kamu gitu sih!"

"GUE BILANG PERGI, ANJING. LO BUDEG, YA?!" Akhirnya bentakan itu muncul dari bibir Varo. Ia menatap Mala nyalang.

Semua yang berada di kantin terjelongkat kaget mendengar bentakan dari Varo. Termasuk Vina dan yang lainnya.

"Va-var, ka---"

"Mending lo pergi dari hadapan kita, jangan bikin tambah memperkeruh keadaan disini." Akhirnya Kenzo membuka suaranya setelah ia diam menyimak.

"Iya, mending lo pergi. Ada lo disini bikin suasana gak asyik!" Lanjut Altezza dengan wajah ilfilnya.

Mala mengepalkan kedua tangannya, setelah itu ia pergi dari hadapan Varo dan yang lainnya.

Setelah kepergian Mala, suasana mereka jadi canggung.

"Gue ke toilet sebentar, lo tungguin disini nanti gue balik lagi," ujar Vina kepada Alice.

Vina berdiri dari duduknya.

"Gue ikut!" ucap Varo sambil menatap wajah Vina dengan melas.

"Diem disitu, gak usah ikut." Vina langsung pergi dengan sedikit berlari keluar kantin untuk pergi ke toilet.

Sesampainya di toilet Vina langsung berdiri di depan westapel dengan kaca yang menempelnya.

A L V I N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang