Bab 7: Masalah

8 1 0
                                    

Felix lalu bertanya kepada Paman Jeff yang kebetulan berada tepat di sampingnya. Matanya langsung melihat ke arah Paman Jeff.

"Paman, festival bulan merah itu apa?" Felix mengerutkan alisnya. Dia merasa asing dengan hal itu.

"Festival ini dikatakan festival bulan merah karena acaranya bertepatan dengan munculnya gerhana bulan merah," jelasnya sambil meneguk minumannya.

"Paman, tapi apa hubungannya gerhana bulan dengan festival ini?" Felix masih terus mengerutkan alisnya. Rasa penasarannya semakin membuatnya untuk terus mengajukan pertanyaan.

"Konon dulu dikatakan, jika gerhana bulan terjadi itu menandakan bahwa akan turun roh jahat yang akan mengacaukan dunia. Akan tetapi untuk mencegah hal buruk itu, suasana harus meriah agar roh itu tidak akan menyerang kita," jelas Paman Jeff panjang lebar hingga dia terlihat beberapa kali meneguk minumannya.

"Jadi kapan acara itu dimulai?" 

"Hmm ... Mungkin beberapa minggu dari sekarang, Aku juga kurang paham karena ibumu yang bertugas untuk melihatnya."

"Paman jadi ibu adalah seorang astronomi?" Edward menyela pembicaraan Felix dan Paman Jeff.

"Bukan Astronomi Ed, tapi seorang Astrologi,"

"Paman bedanya apa Astronomi dan Astrologi?" Felix kembali mengajukan pertanyaan. "Bukannya sama-sama melihat benda-benda langit ya?" sambungnya.

Ucapan Felix membuatnya Paman Jeff hanya bisa menggelengkan kepala "Saya sendiri bingung menjelaskan kepada kalian apalagi kalian masih anak-anak," ucapnya sambil mengelus kumis halusnya. "Aku merasa sebaiknya kalian bertanya langsung kepada ibu kalian,"

Mata Felix sekali lagi menangkap hal aneh. Badannya seketika mematung. Dia kembali melihat garis hitam yang melingkar tepat di pergelangan tangan Paman Jeff tepat ketika Paman mengelus kumisnya.

"Paman, itu apa?" Telunjuk Felix langsung mengarah ke pergelangan tangan Paman Jeff.

"Ini yang kamu tanyakan?" Paman memperlihatkan pergelangan tangannya yang terlihat agak berurat. "Oh, ini luka akibat jatuh dari motor beberapa tahun yang lalu."

"Oh, iya Paman," ucap Felix mengembuskan napas panjang setelah mendengar ucapan Paman Jeff.

"Paman Jeff bisa mengendarai sepeda rupanya," ucap Edward diikuti dengan nada sedikit mengejek.

"Hei, apa maksud ucapanmu Ed. Pamanmu ini bisa mengendarai semuanya mulai dari motor, mobil, sepeda, kapal selam hingga pesawat sekaligus," ucapnya dengan nada sedikit sombong.

"Aku mengira paman hanya bisa mengendarai sepeda. Soalnya setiap ke sini paman hanya selalu mengendarai sepeda," kata Edward sambil mengambil potongan daging yang berada di piringnya.

Paman Jeff lalu menghela napas. "Aku sangat suka berhemat. Rasanya menyenangkan melakukan yang sehat sekaligus hemat," ucapnya diikuti suara tawa yang cukup keras ketika ibu sedang berbicara serius dengan tamunya.

Tiba-tiba semua mata melihat ke arah mereka. Ibu membelakkan matanya hingga membuat Felix, Edward dan Paman Jeff menundukkan kepala dan terdiam. Suasana hening sejenak lalu Ibu mulai kembali berbicara.

"Paman Jeff sih, Ibu jadi marah kan," bisik Edward dengan nada sedikit kesal.

"Haha ... Maaf anak-anak. Kita sebaiknya diam untuk sementara," bisik Paman Jeff dan kembali mendengar pembicaraan Ibu.

Beberapa menit berlalu dan akhirnya Ibu  mengakhiri pertemuannya hari ini. Satu per satu tamu Ibu pulang begitu juga paman Jeff.

"Felix, Edward ke sini dulu sebentar!" Ibu berteriak memanggil mereka tidak lama setelah suara pintu tertutup.

Why usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang