Bab 14: Rahasia

5 1 0
                                    

Paman Jeff hanya bisa menganggukan kepalanya perlahan. Air mukanya terlihat begitu sedih. Felix lalu menyarankan Paman untuk beristirahat sambil menunggu Ibu pulang. Tiba-tiba dering telepon Felix berbunyi dan ternyata itu panggilan dari Lisabeth. Dia lalu berjalan agak menjauh dari posisi Paman Jeff dan Edward.

"Halo, Lis ada apa?" tanya Felix penasaran.

"Lix, aku sudah berusaha menghubungi nomor telepon Naisha. Akan tetapi, dia sama sekali tidak mengangkat teleponnya."

"Hmm, jadi apa yang harus kita lakukan?"

"Aku merasa sebaiknya kita pergi ke toko yang merupakan tempat tinggal Naisha dan langsung bertanya kepadanya," ucap Lisabeth. "Tokonya itu berada di dekat sekolah kita dan menjual barang-barang antik," sambungnya.

"Aku baru mendengat toko itu, nama tokonya apa?" tanya Felix penasaran.

"Toko barang antik Silverstone," jawab Lisabeth. "Eh, Lix jadi kapan kamu rencana ke sana?"

"Besok?" tanya Felix memberi masukan. "Hari ini Edward berulang tahun, aku tidak ingin menganggu hari special miliknya."

"Hmm, aku merasa itu ide yang bagus. Max juga pasti akan keberatan jika hari ini," ucap Lisabeth memberi masukan. "Eh, Lix aku matikan teleponnya dulu karena Nenek memanggilku."

Beberapa menit kemudian sambungan telepon mereka terputus. Felix lalu mengirimkan pesan singkat kepada Max mengenai hal tersebut lalu menyimpan telepon genggamnnya. Felix kemudian duduk di sofa bersama dengan Edward dan Paman Jeff. Dia bercerita kepada Edward dan Paman Jeff bahwa yang barusan menelepon adalah Lisabeth. Mereka berdua hanya mengangguk mendengar ucapan Felix dan kembali menonton film.

Beberapa jam kemudian terdengar langkah kaki dan ternyata itu adalah Ibu. Dia lalu berjalan ke ruang tamu dan melihat Felix, Edward dan Paman Jeff. Ibu lalu bertanya kepada Paman Jeff apa yang sebenarnya terjadi dan Paman menceritakan hal yang sama kepada Ibu.

"Astaga, jadi sekarang kamu tidak bekerja di sana lagi?" Ibu kaget mendengar ucapan Paman Jeff. "Aku sudah mengatakan, harus berhati-hati dalam bekerja," sambungnya dengan kesal.

"Iya Stef, itu memang kecerobohanku," ucap Paman dengan nada lesu serta kepala yang tertunduk.

"Ibu, jadi apakah masih ada lowongan kerja di tempat ibu?" tanya Edward menyela pembicaraan.

Ibu kemudian terdiam sejenak sambil mengetuk meja menggunakan kuku jemarinya. Tiba-tiba ibu menjentikkan jarinya dan mengatakan bahwa ada satu lowongan kosong di tempatnya yaitu asisten pembantu.

"Jeff gimana, kamu tertarik?" tanya Ibu memberi penawaran kepada Paman.

"Aku merasa itu lebih baik, dibandingkan tidak mendapatkan pekerjaan,"

"Ok, baiklah. Besok kita akan ke kantor untuk membicarakan mengenai pekerjaanmu." Ibu berjalan meninggalkan mereka dan perlahan membuka pintu kamarnya. "Aku merasa sebaiknya kamu tinggal di sini untuk hari ini," ucapnya memberi saran lalu masuk ke dalam kamar.

Paman Jeff hanya menganggukan kepala mendengar ucapan Ibu. Felix dan Edward merasa senang dengan kehadiran Paman Jeff karena mereka bisa bercerita dan bermain bersama sepanjang malam.

***

Keesokan harinya Paman Jeff dibawa ibu ke tempat kerjanya. Dia menggunakan setelan kemeja putih berkerah, celana panjang hitam serta sepatu hitam yang membuat penampilannya terlihat rapi. Felix dan Edward juga ikut karena penasaran dengan tempat kerja Ibunya.

Beberapa lama kemudian, akhirnya mereka sampai di kantor Ibu. Felix membelalakkan matanya melihat tempat itu. Dia tidak menyangka bahwa Ibunya berkerja di tempat yang seperti ini. Mereka lalu masuk ke dalam gedung. Warna putih tembok mendominasi tempat itu. Lampu serta lantai semuanya berwarna putih dan menambah kesan elegan di tempat ini.

Why usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang