Bab 32: Permainan Naisha

6 1 0
                                    

Paman Jeff mendorong pintu itu dan suara itu terdengar semakin keras. Felix dan Lisabeth dengan cepat masuk ke dalam ruangan itu dan mengikuti sumber suara tersebut. Di dalam ruangan itu terlihat siluet seseorang yang duduk di kursi dan membelakangi mereka. Felix dan Paman Jeff lalu berjalan mendekat ke sosok itu. Paman Jeff lalu menyentuh pundaknya dan melihat wajahnya.

"Astaga!" Paman Jeff kaget hingga terjatuh di lantai. Pupil matanya membesar dan wajahnya seketika memucat seperti tembok.

"Paman, ada ap .... "

Mulut Felix ternganga melihat apa yang berada di depannya. Sebuah boneka yang sangat mirip dengan manusia yang ternyata mengeluarkan suara itu. Paman Jeff lalu mendekatkan wajahnya melihat boneka itu.

"Boneka ini terlihat sangat nyata." Matanya terus mengamati dengan dekat. "Jahitannya juga terlihat begitu sempurna."

"Paman, aku merasa sebaiknya kita pergi dari sini." Felix merasa bahwa ini semua pasti ulah dari seseorang yang dikenalnya.

"Hah? Memangnya ada apa?" Dahi paman Jeff mengkerut.

Lampu di dalam ruangan itu tiba-tiba mati. Felix dan Paman Jeff lalu mengambil telepon genggam miliknya dan menyalakan lampunya. Mereka mencari Lisabeth, tetapi dia tiba-tiba menghilang entah ke mana.

"Lis, kamu di mana?" Felix berteriak dan melihat sekeliling.

"Aneh, Lisabeth seharusnya tadi bersama kita." Paman Jeff mengelus dagunya dan terlihat sedang berpikir.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu yang tertutup. Felix dan Paman Jeff segera berlari ke arah pintu.

"Argh! Pintunya tidak mau terbuka." Felix terus menarik pintunya. Akan tetapi, seseorang menutupnya dari luar.

"Sial! Ini pasti ulah Lisabeth!" gerutu paman Jeff. "Dia juga ternyata anggota dari sekte sesat itu."

"Paman, kita belum bisa mengatakan hal itu." Felix berusaha mengubah pikiran Pamannya. "Aku merasa Lisabeth orang yang demikian."

Paman Jeff hanya bisa menghela napas. "Lix, aku berharap apa yang kamu katakan itu semua benar."

Tiba-tiba suara seseorang muncul dari pengeras suara di tempat. Suaranya terdengar seperti seorang perempuan, tetapi agak berat.

"Halo, Felix."

"Naisha, apa yang kamu inginkan?" Felix langsung mengenal suara itu ternyata adalah Naisha. "Kamu juga ternyata mengambil bagian dari rencana madam Jeshina," ucapnya dengan nada kesal.

"Hei, permainan kita belum selesai waktu itu. Ayo kita bermain lagi."

"Kamu gila! Permainan itu sudah berakhir!" Felix mengambil kursi yang berada di dekatnya lalu berusaha memecahkan jendela yang berada di ruangan itu. Akan tetapi, kacanya tidak mudah pecah.

"Oh, aku lupa kacanya anti pecah jadi tidak mungkin kamu bisa memecahkannya."

"Naisha, kami saat ini tidak ingin bermain denganmu. Permainanmu itu membosankan!"

Suara Naisha tiba-tiba hilang sejenak. Akan tetapi, beberapa detik kemudian dia muncul dengan memberikan hadiah yang jauh lebih menyenangkan dibandingkan permainan sebelumnya.

"Lix, seseorang ingin berbicara denganmu," ucapnya diikuti dengan tawa yang mengerikan.

"Lix, tolong aku," ucapnya terdengar bergitu lemah."

Suara itu membuat Felix dan Paman Jeff tidak bisa berkata apa-apa. Suara itu terdengar mirip dengan Lisabeth. Aliran panas seketika mengalir hingga ke ubun-ubun kepala. Dia terus mengepalkan tangannya dengan erat.

Why usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang