5°Tugas Pertama Azura°

131 51 123
                                    

Note:- Follow sebelum baca- Jangan lupa koment- Vote setelah baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note:
- Follow sebelum baca
- Jangan lupa koment
- Vote setelah baca

*****

"Mau mereka bawa 10 orang sekalipun, itu nggak bakal buat gue lengah. Intinya, ngotak dulu sebelum nyerang!"

******

Bugh

Tendangan penutup dari Azura melayang tepat mengenai rahang seorang preman yang tadi sempat menantangnya.

Kalian ingat? Tiga laki-laki yang sempat Azura hajar habis-habisan pada malam itu? Ya, ketiga laki-laki itu kini membawa 2 teman lainnya untuk menghadapi Azura. Niat sekali, sampai-sampai mereka mengikuti Azura pulang malam itu, untuk mengatahui di mana rumah Azura bahkan sejak pagi tadi mereka selalu menguntit Azura.

Melihat empat laki-laki yang sudah terkapar olehnya, Azura kini menatap seorang lagi, laki-laki yang terlihat paling muda di antara yang lain. Laki-laki itu tampak shock melihat keempat temannya yang sudah terkapar, ia lantas menatap Azura dengan tatapan tak percaya. Bagaimana gadis bertubuh mungil itu memiliki tenaga yang sangat besar? Pikirnya.

"Lo nggak mau maju?" tanya Azura mulai menyombongkan dirinya sembari menatap remeh laki-laki itu. Laki-laki muda itu menggelengkan kepalanya, lalu dengan percaya diri ia melangkah maju.

Dengan cepat Azura menangkis pukulan laki-laki itu, menendang kakinya dengan sekuat tenaga membuatnya seketika jatuh telungkup. Laki-laki itu seketika mengerang kala Azura menginjak kakinya. Azura kemudian memosisikan badannya sedikit menunduk, ia menarik rambut depan laki-laki di bawahnya itu membuat kepala si laki-laki mendongak menghadapnya sembari meringis kecil.

"Kasih tahu sama ketiga temen lo." Azura menunjuk keempat laki-laki lainnya.

"Mau mereka bawa 10 orang sekalipun, itu nggak bakal buat gue lengah. Intinya, ngotak dulu sebelum nyerang!" sentak Azura, dengan kasar menghepas kepala laki-laki itu hingga terbentur aspal.

Azura kemudian menghela napas kasar, ia berjalan pelan ke seberang gang di mana tempat kelima laki-laki itu tadi mengeretnya. Ia mengambil tas selempang yang tadi sempat ia lempar, kemudian mulai berjalan pergi meninggalkan kelima laki-laki itu.

Azura dilawan.

*****

Merasa terganggu, Rayyan mengambil ponselnya yang sejak tadi berdering di atas meja. Laki-laki itu berdecak kala melihat nama kontak yang sejak tadi berusaha menghubunginya, siapa lagi kalau bukan bapak Ridho terhormat. Dengan malas, Rayyan langsung menerima panggilan itu.

ZURAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang