11°Kopi Cinta°

98 34 95
                                    

Note :~ Follow sebelum baca~ Jangan lupa koment~ Vote setelah baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note :
~ Follow sebelum baca
~ Jangan lupa koment
~ Vote setelah baca

∆∆∆∆∆

"Nama dari kopi ini Kopi Cinta, dinamakan seperti itu karena yang membuat kopi ini sangat cantik, imut, dan menggemaskan yang mampu membuat siapa saja jatuh cinta dengannya dan dengan kopi ini tentunya."

☾︎☆☆☆☽︎


"Setelah makan siang nanti, lo ad---eee ... maksud saya, anda akan ada meeting dengan klien dari Cy'Corp," ucap Azura yang sangat berusaha bisa berbahasa formal dengan Rayyan.

Ya, setelah acara saling canggung tadi pagi, Rayyan memberikan beberapa peraturan tambahan untuk Azura. Gadis itu diharuskan berbicara formal dengannya, agar para karyawan yang lain tidak merasa dianak tirikan.

Rayyan mengangguk, laki-laki itu kemudian mengambil gelas yang ada di mejanya. Berniat ingin meminum kopi, tapi kopi di dalam gelas itu sudah habis. Rayyan kemudian melirik mesin kopi yang berada di ruangannya, ia seketika menghela napas panjang karena teringat mesin kopi itu belum selesai diperbaiki.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Azura yang melihat reaksi Rayyan.

"Tidak ada. Saya hanya ingin minum kopi, tapi mesinnya belum saya perbaiki," jawab Rayyan sembari menunjukkan gelas di tangannya pada Azura.

Azura mengangguk kecil dan tak lama langsung kembali membuka suara. "Gimana kalau gu---maksud saya, gimana kalau saya buatkan anda kopi? Waktu di desa, gue tuh sering banget buatin kopi buat petani-petani di sawah bokap. Gue yakin lo, eee ... maksud saya, anda pasti ketagihan dengan kopi buatan saya," ucap Azura dengan semangatnya yang tak luntur meski sangat kesusahan dalam berbicara formal.

Rayyan terkekeh pelan mendengar cara berbicara Azura, gadis itu benar-benar terlihat tertekan dengan sistem bahasa formal ini. "Gadis aneh seperti kamu bisa membuat kopi? Jujur ya, melihat wajahmu saja saya sudah tidak yakin kalau kamu bisa menyalakan kompor," jawab Rayyan dengan tatapan yang meremehkan.

Azura seketika mendelik, bisa-bisanya Rayyan memandangnya dengan tatapan seperti itu. Gini-gini, Azura dulu pernah memenangkan lomba memasak di desanya waktu masih bersekolah di sekolah dasar.

"Emang sekate-kate lu kalo ngomong. Kalau nggak percaya, lo tunggu di sini. 10 menit lagi gue balik dan kalau kopi buatan gue nggak enak, lo bisa deh ngurangin jatah permintaan gue, 1 aja tapi dan kalau kopi gue enak atau lumayan lah, gue mau lo makan seblak level 3 buat makan siang nanti. Gimana?" Azura menatap Rayyan dengan tatapan yang seolah-olah menantang.

Tak perlu berpikir, Rayyan langsung mengangguk menyetujui tantangan gadis itu. Rayyan sangat percaya diri, bahwa dugaannya kali ini benar, seorang seperti Azura mana bisa melakukan pekerjaan dapur.

ZURAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang