7°Sedikit Introgasi°

131 40 68
                                    

Note : - Follow sebelum baca- Jangan lupa koment- Vote setelah baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note :
- Follow sebelum baca
- Jangan lupa koment
- Vote setelah baca

*****

"Pah, mengobrolnya kenapa harus di luar sih? Azura kan pakai dress, di sini dingin Pah."

*****

"Jadi, kalian sudah pacaran 3 bulan selama ini?" tanya Ridho pada Azura yang kini duduk di hadapannya.

Azura kini duduk bersama Ridho di Gazebo. Azura yang tadinya tengah mengobrol dengan Tasya, istri Revan, langsung dibawa oleh Ridho secara diam-diam tanpa sepengetahuan Rayyan yang saat ini sedang membicarakan soal pekerjaan dengan Revan. Sebagai orang tua, Ridho hanya ingin lebih mengetahui bagaimana hubungan Rayyan dan Azura selama ini.

Azura mengangguk, ia dan Rayyan sudah lebih dahulu mendiskusikan jawaban apa saja yang sekiranya nanti akan ditanyakan keluarga Rayyan pada mereka. Seperti tanggal jadian, first time ketemu di mana dan kapan, makanan kesukaan masing-masing, bahkan sampai bagaimana Rayyan menyatakan perasaannya pada Azura, yang tentu saja semua itu Rayyan yang mengatur skenarionya, Azura hanya mengikuti.

"Setelah beredar rumor miring tentang Rayyan kurang lebih dari 6 bulan terakhir ini, apa yang membuat kamu percaya kalau Rayyan benar-benar suka sama kamu? Dan apa yang membuat kamu yakin untuk menerima dia menjadi kekasih kamu?" tanya Ridho lagi. Pria itu sekarang menatap Azura dengan serius, ia tak ingin perkataan Zidan di meja makan tadi menjadi kenyataan.

Azura terdiam sejenak, gadis itu menaruh cangkir teh di tangannya ke atas meja. "Jujur om, awalnya saya juga tidak yakin dengan pernyataan Rayyan ke saya waktu itu. Saya kenal Rayyan sudah hampir 5 bulan , yang artinya kurang lebih 1 bulan setelah rumor itu beredar." Azura menghentikannya perkataannya sejenak, ia mengambil napas dalam, bermaksud untuk meredakan sedikit rasa gugupnya.

"Seperti yang semua orang tahu, Rayyan itu adalah tipe orang yang kaku. Tidak hanya kaku dalam berbicara, dia juga kaku dalam bersikap dan hal itu hampir membuat saya meyakini bahwa rumor itu benar adanya. Tapi, semakin lama kami sering bertemu, berbicara dan saya juga sering mengajak dia ke taman cuma buat mau beli siomay langganan kita, saya semakin merasa bahwa Rayyan itu normal dan bahkan saya tidak pernah melihat dia berinteraksi dengan laki-laki kecuali itu tentang pekerjaan. Nah, kebersamaan itu om yang ngebuat saya jatuh cinta sama Rayyan," lanjut Azura dengan senyum yang meyakinkan.

Ridho mengangguk sembari menyeruput teh hangat di tangannya, seperti belum puas dengan jawaban Azura pria itu kembali bertanya, "Bagaimana saya bisa yakin, kalau kamu ini tulus mencintai anak saya?"

"Gini om, mungkin om sekarang lagi kepikiran dengan apa yang tante Saskia ucapkan tadi waktu di meja makan. Tapi om, saya berani bersumpah kalau saya menerima Rayyan bukan karena hartanya. Kalaupun iya, mungkin sekarang ini saya lebih memilih menganggur dari pada susah-susah mencari kerja dan kalaupun mau pansos karena memacari CEO muda seperti Rayyan, saya mungkin sudah menyuruh Rayyan dari dulu mempublik hubungan ini," jawab Azura dengan lugas.

ZURAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang