15°Kejahilan Rayyan°

96 38 96
                                    

Note :~ Follow sebelum baca~ Jangan lupa koment~ Vote setelah baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note :
~ Follow sebelum baca
~ Jangan lupa koment
~ Vote setelah baca

∆∆∆∆∆

"ENAK MATAMU! AWAS LO! KALAU KETANGKEP, GUE JADIIN SAMBEL MATAH LO, BUAYA!"

☾︎☆☆☆☽︎

"GOOD MORNING BI SURMI!!! AZURA YANG CANTIK, IMUT DAN MENGGEMASKAN INI, SUDAH SIAP MEMBANTU MENYIAP --- Elo? Ngapain lo pagi-pagi udah ada di dapur?"

Azura yang baru saja keluar dari kamarnya dengan teriakan yang menggelegar hingga ke sepenjuru rumah, seketika terkejut dengan kehadiran Rayyan yang pagi-pagi sekali sudah nangkring di dapur.

Rayyan berbalik, kala suara Azura mengganggu aktifitasnya. "Ini tuh rumah, bukan hutan. Suara kamu itu sudah fals, dipake teriak semakin ngerusak dunia," sindir Rayyan, dengan memfokuskan diri kembali pada roti bakar yang sedang dibuatnya.

Azura mencebikkan bibirnya, gadis itu menarik kursi dan duduk di depan meja makan, dengan mata yang terus mengamati pergerakan Rayyan. "Bi Surmi mana? Tumben banget, lo sendiri yang nyiapin makanan," tanya Azura menyadari ketidak beradaan bi Surmi, asisten rumah tangga Rayyan.

"Karena umur bi Surmi sudah tidak muda lagi, tiap seminggu sekali bi Surmi saya kasih izin untuk cek up kesehatannya ke Rumah sakit dan hari ini jadwalnya. Jadi, setiap bi Surmi cek kesehatan, saya sendiri yang akan menyiapkan sarapan," jelas Rayyan tanpa menatap Azura dan masih fokus dengan roti bakarnya.

Azura menganggukkan kepalanya paham. "Tapi, kan gue sekarang asisten pribadi lo, kenapa nggak suruh gue aja?" tanya gadis itu lagi. Rayyan seketika berbalik dengan menujukkan teflon di tangannya pada Azura.

"Anggap saja, roti bakar ini sebagai hadiah dari saya untuk menyambut kedatangan kamu ke rumah ini," ungkapnya dengan tersenyum lebar, senyum yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun, selain Azura hari ini.

Melihat itu, bukannya senang, Azura malah merasa curiga. Bukankah kemarin Rayyan mengharapkan Azura untuk tidak betah di sini? Tapi, sekarang, Rayyan malah menyiapkannya makanan untuk sarapan, dengan senyum lebarnya yang sangat mengerikan bagi Azura.

Azura memicingkan matanya, menatap Rayyan yang sudah kembali memunggunginya. "Kenapa pagi ini, gue mencium bau-bau busuk ya?"

"Kamu belum mandi kali," sahut Rayyan dengan santai membuat Azura yang tadi belum menyelesaikan perkataannya seketika langsung memberengut.

"Bukan gitu maksud gue Biyawak! Maksud gue tuh, gue mencium aroma-aroma busuk tu, karena sikap lo pagi ini," terang Azura, "pasti ada udang di balik kuah seblak nih! Lo mau kerjain gue, Ya!"

ZURAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang