9°Rayyan Ngeselin°

111 38 101
                                    

Note :~ Follow sebelum baca~ Jangan lupa koment~ Vote setelah baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note :
~ Follow sebelum baca
~ Jangan lupa koment
~ Vote setelah baca

∆∆∆∆∆

"Apa?! Gue udah sabar banget ya dari tadi, lo kira lo siapa yang berani mencegah gue buat makan seblak?"

☾︎☆☆☆☽︎

Helaan napas panjang lagi-lagi dihembuskan oleh seorang gadis yang kini sedang berbaring sembari menatap malas pada laki-laki yang kini sibuk dengan laptopnya itu.

Gadis itu adalah Azura yang saat ini sangat terlihat bosan, ia sangat ingin bekerja namun Rayyan malah menyuruhnya berdiam di sofa sembari membaca jadwal keseharian laki-laki itu yang tadi diberikan oleh sekretarisnya.

"Rayyan! Ini gue beneran nggak boleh keluar ya? Gue bosen, anjir." Azura mulai beranjak dan berjalan mendekati meja kerja Rayyan.

Entah, sudah yang keberapa kalinya Azura bertanya tentang hal itu dan lagi-lagi jawaban yang keluar dari mulut Rayyan juga kalimat dan kata-kata yang sama. "Kamu itu asisten pribadi saya dan tugas kamu untuk menemani saya, kalau kamu keluar sendirian di waktu jam kerja, itu sama saja kamu melanggar kerja sama kita. Kamu mau dipecat?"

Mendengar itu, tentu saja membuat darah Azura seketika meninggi, ia lapar dan saat ini sangat membutuhkan seblak. Tapi, Rayyan malah mencegahnya dan hal itu sama saja dengan Rayyan melanggar Hak Asasi Azura, pikirnya. Benar kan?

Brakkk

Azura menggebrak meja kerja Rayyan, gadis itu kini menatap Rayyan dengan tajam penuh emosi yang terpendam, seakan dirinya kini ingin segera mencabik-cabik wajah kaku di hadapannya itu.

"Maksud kam---."

"Apa?! Gue udah sabar banget ya dari tadi, lo kira lo siapa yang berani mencegah gue buat makan seblak?" Rayyan mengernyit, apa maksud gadis ini? Sejak kapan Rayyan mencegahnya makan seblak? Rayyan rasa, ia sama sekali tak pernah melakukan itu.

"Maksud kamu itu apa Azura? Kalau kamu mau makan seblak, ya makan saja. Sejak kapan saya melarang kamu?" balas Rayyan dengan menyalurkan pertanyaannya.

Azura memutar bola matanya malas, bisa-bisanya Rayyan berperilaku seolah-seolah tak bersalah. "Udah deh Dak, lo jangan sok nggak tau gitu. Lo kalau bener-benar mau bunuh gue, bunuh aj pake pisau. Jangan, kaya gini caranya."

Lagi dan lagi, Rayyan tak mengerti dengan ucapan ngawur gadis di hadapannya itu. Ia menggaruk rambutnya yang tak gatal, apakah Azura ini adalah salah satu pasien rumah sakit jiwa yang berhasil kabur? dan tadi, Azura memanggilnya dengan kata Dak? Apa itu Dak?

"Saya benar-benar tidak mengerti apa maksud kamu Azura? Untuk apa saya berniat membunuh kamu? dan tadi, kamu memanggil saya Dak? Kamu setres ya?"

Azura menghembuskan napas berat, kenapa Rayyan belum juga mengerti maksudnya? Azura hanya ingin keluar dan makan seblak, di warung seblak dekat kantor.

ZURAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang