Note :
~ Follow sebelum baca
~ Jangan lupa koment
~ Vote setelah baca∆∆∆∆∆
"Tatap terus mata gue, bayangin lo lagi ngelihat orang yang benar-benar lo rindukan. Bayangin, dia sekarang ada di samping lo dan berusaha nenangin lo."
☾︎☆☆☆☽︎
Helaan napas gusar terus terdengar di sebuah ruangan dengan nuansa beige mendominasi.
"Lo sesak napas, ape begimane sih? Santai aja, bayangin kalau lo sekarang ada di pantai, angin se---."
"Saya tidak suka pantai," sela laki-laki yang sejak tadi terlihat sangat gelisah itu.
Azura yang tadi berniat menenangkan laki-laki itu, sontak merubah ekspresinya menjadi datar. Ia lantas berjalan mendekati Rayyan yang terus saja berjalan mondar-mandir tak karuan.
"Lihat gue!" Gadis itu memegang kedua lengan Rayyan, dengan kepala yang mendongak, menatap lurus laki-laki itu.
Di ruangan itu, kini hanya ada mereka berdua. Kedua insan itu sedang menyiapkan segala hal untuk mereka rapat nanti. Eza tak bisa menemani, karena ia sedang ditugaskan oleh Rayyan untuk melacak terus keberadaan pencuri itu, yang sudah 3 hari ini keberadaannya tak diketahui.
"Azura, saya se---."
"Tatap mata gue, Rayyan!" sergah Azura, memotong ucapan Rayyan.
Mata keduanya kini tertaut dalam.
"Tatap terus mata gue, bayangin lo lagi ngelihat orang yang benar-benar lo rindukan. Bayangin, dia sekarang ada di samping lo dan berusaha nenangin lo."
Rayyan diam, menuruti ucapan Azura. Laki-laki itu membayangkan sosok Mamanya kini berada di hadapannya, wanita itu memberikan senyum terbaiknya pada Rayyan.
Senyuman yang selama ini ia rindukan, senyuman yang sudah hampir sepuluh tak pernah dilihatnya. Hatinya menghangat, perasaan gelisah itu berangsur pergi begitu saja, digantikan dengan perasaan nyaman dan tenang.
"Sekarang, lo tutup mata lo. Tarik napas yang dalam." Laki-laki itu menurut, dengan perlahan ia mengikuti arahan Rayyan.
Melihat itu, Azura terkekeh kecil. "Tahan," ucapnya, dengan manahan tawanya agar tak didengar oleh Rayyan.
"Tahan terus, sampe besok pagi." Gelak tawa gadis itu langsung terdengar, membuat Rayyan langsung membuka mata dan membuang napasnya kasar.
Laki-laki itu mendelik. Memang seharusnya, ia tak usah terlalu menuruti ucapan Azura dari tadi.
Rayyan menatap Azura yang masih saja tertawa, laki-laki itu seketika menegang. Baru dirinya sadari, tawa gadis itu, terlihat sama persis dengan tawa Mamanya yang sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZURAYYAN
General Fiction"Permisi." "Ya? Siapa ya?" "Eum... Kamu jomblo tidak? Kalau jomblo, mau tidak jadi istri saya?" "Ha?!" ___________ Azura Afsheen Myesha, gadis rantau yang selalu berangan-angan menjadi istri orang kaya yang bisa membuatkannya satu saja sebuah res...