2

299 43 6
                                    

Lee Felix, seorang pemuda berusia 22 tahun. Hidup sendiri di rumah yang bisa dibilang tidak cukup besar. Bukan termasuk golongan orang kaya, ia hanya sebuah pelayan di sebuah Cafe di kota tempat nya tinggal. Keseharian bisa dibilang sederhana. Pada hari Jum'at ia akan libur bekerja dan menghabiskan waktunya untuk membersihkan rumah, merawat tanaman dan berbelanja kebutuhannya perminggu.
Ia adalah orang yang cukup ramah, mudah bergaul dan terlihat kalem. Kepribadian nya penurut dan ya bisa dibilang ia adalah orang yang tak ingin mencari masalah dengan orang lain. Ia lebih baik mengalah ketimbang harus berdebat atau bahkan berkelahi. Seperti yang terjadi padanya sekarang.

"Katanya hari ini kamu mau nemenin aku belanja ke supermarket ditengah kota" ucapnya pada Hyunjin yang tengah memainkan ponselnya.

Hyunjin adalah kekasih Felix. Hubungan mereka sudah berjalan lebih dari 2 tahun. Hyunjin adalah pria yang baik, dan seorang yang menyayangi Felix, karena ia tau jika tak ada dirinya maka Felix akan sendiri.

"Iya aku temenin. Tapi lain kali aja ya. Lain hari kita pergi. Hari ini aku mau nemenin Jeongin beli perlengkapan kuliah dia" jawab Hyunjin tanpa memalingkan wajahnya dari ponselnya.

"Nemenin Jeongin lagi?" Tanya Felix memastikannya.

"Kok kamu nanyak gitu?" Tanya Hyunjin sedikit tak suka.

"Nggak papa" jawab Felix lalu beranjak dari kursinya dan membawa piring kotor di tangannya. Hyunjin hanya menghela nafas.

"Kita gak perlu berantem gara-gara Jeongin lagi. Kan dari dulu aku udah bilang dia sahabat aku"

"Iya, ntar aku pergi sendiri aja" sahut Felix.

"Hm. Biasanya juga kan kamu kemana-mana sendiri"

'karena kamu gak pernah mau nemenin aku'  jawab Felix dalam hati.

Felix hanya diam sembari mencuci beberapa piring kotor. Namun tangan besar Hyunjin melingkari pinggangnya.
"Hari ini kamu libur kan?" Tanya Hyunjin sembari meletakkan dagunya di pundak Felix.

"Hm. Kenapa?"

"Diem dirumah aja ya. Jangan kemana-mana" ucap Hyunjin dengan lembut.

"Iya. Tapi nanti aku mau belanja kaya biasa ke minimarket". Hyunjin hanya mengangguk mendengar Jawaban Felix

"Lix"

"Hm"

"Maaf ya"

"Maaf buat apa?" Felix mengalihkan atensinya pada Hyunjin dan menghentikan kegiatannya. Membalikan tubuhnya mendongak menatap Hyunjin yang jauh lebih tinggi darinya.

Hyunjin mengecup kening Felix dengan lembut. "Hari ini aku gak bisa nemenin kamu. Maaf kalo jarang ada waktu. Sekarang aku mau pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik"

Felix hanya diam, 'bukannya emang kamu gak pernah ada waktu buat aku dari dua tahun yang lalu' batin felix menatap mata Hyunjin.

"Besok kita ketemu lagi hm"

"Nanti malam kamu gak kesini?"

Hyunjin menggeleng pelan "gak bisa sayang, malem ini aku nemenin Jeongin dirumahnya. Dia sendiri"

"Gak papa kan?" Tanya Hyunjin memastikan. Felix mengangguk pelan sebagai jawaban. Setelah itu Hyunjin pergi dan meninggalkan Felix yang menatap punggungnya dengan sendu.

Ia tersenyum getir disela matanya yang berkaca-kaca, "aku gak papa, yang penting kamu selalu sayang sama aku" gumam Felix lalu menghapus air matanya yang hendak menetes dan kembali mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Saat siang Felix memutuskan untuk pergi ke pusat kota. Ia sudah sangat lama tak berbelanja di supermarket terbesar di kota itu. Berjalan memilih beberapa sayuran dan beberapa buah-buahan.
Ia berjalan sendiri mengelilingi tempat itu. Setelah selesai dengan berbelanja beberapa stok makanan. Ia mengelilingi toko pakaian dengan harga terjangkau yang ada disana. Matanya tertuju pada satu baju kaos hitam polos yang bertuliskan huruf H ditengahnya. Ia tersenyum mengingat Hyunjin tanpa pikir lama ia memutuskan untuk membeli baju itu.

The Jeckpot |SUNGLIX & HYUNLIX|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang