13

236 32 1
                                    

Jisung mengelus rambut Felix dengan lembut, ia tersenyum simpul menatap wajah Felix yang terlihat sangat tenang tertidur dengan pulas di pelukannya. Felix mengeratkan pelukannya pada Jisung sembari sedikit menggeliat mencari posisi ternyaman. Jisung menghela nafas "gue gak bisa kalo lo kaya gini ke gue karena pengaruh gue ngambil ingatan lo. Tapi gue gak munafik gue udah jatuh ke dalam pesona lo lix" lirih Jisung sembari mengelus pipi Felix. Jisung berusaha bangkit dari posisinya membuat Felix terbangun.
"Jisung mau kemana?" Tanyanya khas dengan suara serak orang bangun tidur.

Jisung tersenyum, "gue mau pulang. Lo tidur aja. Udah tenang kan sekarang?" Tanya Jisung. Felix menggeleng ribut. "Nggak. Aku mau Jisung disini sampe pagi" cicit Felix mempoutkan bibirnya. Jisung menghela nafas dan membaringkan tubuhnya di samping Felix. Felix tersenyum senang dan memeluk Jisung, membenamkan wajahnya di dada bidang Jisung. 'aku gak ngerti sama perasaan aku. Tapi aku ngerasa aku gak bisa jauh dari Jisung' batin Felix, lalu ia memejamkan matanya.

Jisung mendengar nya. Ia meneteskan air matanya. Dan memeluk Felix dengan erat "gue minta maaf buat semuanya" ucapnya, Felix yang masih terjaga mendongak menatapnya.
"Kenapa minta maaf?" Tanya Felix. Dengan segera Jisung menghapus air matanya namun Felix menyadari bahwa pemuda yang memeluknya itu tengah menangis.
"Jisung nangis?" Tanya Felix mencoba meraih pipi Jisung. Lampu kamar yang dimatikan membuat Felix tak bisa melihat terlalu jelas wajah Jisung. Jisung menggeleng. Ia tak bisa mengatakan apapun. Ia sangat merasa bersalah pada Felix. Ia terlalu membawa perasaannya didalam pekerjaan nya itu membuat semuanya malah bertambah buruk.
"Gue gak papa. Ayok tidur" ucap Jisung mengecup kening Felix dengan lembut.
Felix mengangguk kembali menyamankan tubuhnya dalam dekapan Jisung.

.

Hyunjin meraih gelas yang berisi anggur di meja. Ia hancur sehancur-hancurnya. Melihat Felix mencium bibir orang lain didepan matanya lebih menyakitkan dari pukulan yang Jisung berikan. Bukan fisiknya yang diserang melainkan hati dan batinnya. Sesekali ia mengusap air matanya, menarik nafas.
"Bukan cuma elo yang hancur" ucap Minho yang sedari tadi hanya diam melihat keadaan Hyunjin.
Hyunjin hanya diam enggan menanggapi, terlalu malas berbicara.

Minho menghela nafas dan menghisap rokoknya. "Gue udah lama banget nyari Jisung. Dari 5 tahun yang lalu"
Hyunjin menoleh menatap Minho yang menatap sendu keluar Jendela.
"Karena satu kejadian gue jatuh dalam pesona dia. Sampek dimana 5 tahun lalu gue ngambil keputusan terbodoh didalam hidup gue" sambung Minho. Minho menatap Hyunjin "gak lama lagi dia bakal pergi, tapi ada kemungkinan dia bakal netap buat selamanya" ucap Minho lalu bangkit, ia menepuk pundak Hyunjin dan meninggalkan Hyunjin yang bingung menatap punggungnya.

Minho membuang puntung rokok yang ia pegang. Ia tertawa hambar namun meneteskan air matanya. "Gue udah nyari lo selama ini. Ternyata elo Angel-" ia terduduk di pinggir jalan "Gini banget dunia nipu gue" lirih Minho lalu menutup matanya menunduk disela lututnya. Ia kembali mengingat kejadian beberala puluh tahun yang lalu.

Flashback on~

Brak

Minho menoleh, ia membolakkan matanya. Dengan cepat berlari membantu orang yang kini tengah memeluk wanita yang hampir ditebrak oleh mobil.

"Karina kamu  gak papa?" Tanya Minho pada wanita yang saat itu menjadi jackpot nya. Wanita manis itu memeluknya dan menangis. Tangan dan tubuhnya gemetar membuat  Minho beberapa kali mengecup pucuk kepala wanita yang kini menangis dipeluknya itu.

Seorang pemuda bangkit dan beberapa kali mengibar celananya yang kotor. Sesekali pemuda itu meniup tangannya yang luka karena gesekan aspal. Mata Minho tak bisa teralihkan pada pemuda yang kini berdiri dihadapannya itu. Pipi gempil, mata bulat dan rambut hitam yang menutupi sedikit dari wajahnya.

"Lain kali pacarnya lebih di perhatikan mas" ucap pemuda itu membuat Minho tersadar. "Thanks udah bantu" ucap Minho masih dengan posisi memeluk Karina. Mata Minho tak bisa teralihkan pada tempat lain. Ia terus memperhatikan wajah pemuda yang kini menjadi pusat perhatiannya itu. Tanpa sadar ia tersenyum tipis.

"Kak" panggil anak kecil dan meraih tangan Jisung. Minho menatap anak kecil yang bersama pemuda itu.
"Tangan kak Jisung luka. Ayok pulang kita obatin" ucap anak itu membuat Minho mantap pemuda manis dihadapan nya itu. 'Jisung' batin Minho. "Tangan kamu luka?" Tanya Minho memastikan.

"Cuma luka kecil" jawab Jisung .

"Ayo kita bawa ke mantri" cicit Karina

"Gak usah. Bukan luka besar juga. Kamu gak papa kan?" Tanya Jisung pada Karina. Karina mengangguk sebagai jawaban. "Lain kali hati-hati. Disini ramai" Jisung menatap Minho yang melihat kearahnya. "Kamu juga, lain kali di jaga baik-baik" ucap Jisung memberi saran. Setelahnya Jisung menggandeng tangan anak kecil itu dan pergi meninggalkan Minho.
Sejak saat itu Minho tak pernah merasa tertarik kepada siapapun, ia hanya terpaku pada satu sosok yang terus terbayang didalam ingatannya. Iapun tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia hanya terus menunggu agar bisa bertemu dengan pemuda manis dan imut yang kini menjadi tujuannya itu.

6 tahun sebelum ia memutuskan untuk menjadi manusia seutuhnya ia kembali bertemu dengan pemuda yang selama ini menjadi hayalannya itu. Tidak, mungkin hanya mirip batinnya.

"Lo gak boleh makan makanan yang bikin lo sakit hm" ucap pemuda itu pada seorang wanita. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Wanita yang bersama pemuda itu mencium pipi yang mungkin adalah kekasihnya.

Minho memperhatikan dengan lamat "gak mungkin kan dia masih hidup sampai sekarang. Itu udah berapa lama. Kalo seandainya dia manusia biasa pasti gak akan bertahan selama itu" gumam Minho yang terus menatap pemuda yang duduk tak jauh darinya itu.
Pemuda itu mungkin sadar dan menatap nya dengan sinis, sontak Minho mengalihkan pandangannya "beda orang ya ternyata" kekeh Minho lalu bangkit dan pergi.
Beberapa hari kemudian ia kembali  bertemu dengan pemuda yang mirip dengan Jisung itu.
"Lo ngapain ngeliatin gue kaya gitu" ketus pemuda yang kini berada didepannya itu.

"Ck. Gak usah kegrran lo" elak Minho.

"Udah lo ngomong aja kalo ada yang perlu lo omongin" ucap pemuda itu membuat Minho sedikit menyeringit.

"Lo mirip sama seseorang yang gue kenal" jawab Minho dengan jujur.

"PETER!" Panggil wanita yang malam itu Minho lihat bersama dengan pemuda didepannya itu.
'Dia Peter bukan Jisung' batin Minho. Ia sedikit kecewa meskipun ya memang ia tahu bahwa semuanya mustahil.

Setelah selesai dengan misinya ia kembali ke kamar miliknya. Membaringkan tubuhnya di ranjangnya. "Tapi kalo gue gak dapet Jisung, gue bisa dapet Peterkan? meskipun orang yang beda tapi mukaknya bikin gue ngerasa tenang" gumam Minho. Cukup lama Minho memikirkan hal tersebut, setelah satu tahun lamanya Minho memutuskan untuk merubah dirinya sendiri menjadi manusia seutuhnya. Ia tak sengaja melewatkan satu langkah pembaharuan membuat ingatannya saat menjadi Angel tak hilang. Itu menyebabkan dirinya mengetahui dengan persis apa yang terjadi didalam seluruh cerita hidupnya.

Dan beberapa bulan yang lalu ia kembali bertemu dengan pemuda itu. yang membuatnya kecewa adalah Jisung dan Peter adalah satu orang yang sama, dan lebih menyakitkan bahwa ia baru mengetahui bahwa Jisung adalah seorang Angel yang mungkin kini menemukan cintanya.

Flashback off ~

Minho merasa sangat bodoh. Perasaannya membuat ia buta bahkan tak bisa berpikir jernih. Betapa naif nya ia berpikir bahwa Jisung yang ia temui malam itu adalah pemuda biasa, ia merasa semakin bodoh karena tak mengetahui Peter dan Jisung adalah orang yang sama. Ia memukul-mukul kepalanya sendiri, merasa frustasi dengan apa yang telah terjadi. Sakit di hatinya membuat ia membenci dirinya sendiri. Tidak, ia tak bisa membenci Jisung, ia tahu bahwa semuanya adalah karena kesalahannya sendiri.

.

Ditempatnya Hyunjin masih meminum minuman keras. Kepalanya terasa pusing karena telah menghabiskan beberapa botol. Ia mengumpat dan meracau. Dengan gontai dan susah payah ia berusaha menaiki mobilnya. Ia tak peduli apapun yang akan terjadi pada dirinya. Ia bahkan berharap bahwa ia lebih baik kecelakaan saja.

Tangannya berusaha meraih kunci mobil namun kerah bajunya di tarik oleh seseorang membuat ia terjatuh dan keluar dari mobil.
Dengan susah payah ia berusaha melepaskan tangan yang mencengkram bajunya itu. Dan gelap Hyunjin yang gak tahan jatuh pingsan.

The Jeckpot |SUNGLIX & HYUNLIX|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang