8

242 38 1
                                    

Dan hari-hari setelahnya terasa lebih cepat berlalu. Felix seringkali menghabiskan waktu dengan Jisung. Mereka akan menceritakan banyak hal tentang keseharian mereka. Meskipun Hyunjin tak ada Felix tak merasa begitu kesepian setelah Jisung ada. Ya meski harus Felix akui ia sangat merindukan Hyunjin.

Hyunjin akan datang kerumahnya sebentar untuk mengunjunginya setelah nya kembali pergi. Seolah yang dikatakan oleh Jeongin itu benar, ia hanya kasihan karena Felix tak memiliki siapapun selain dirinya.

Pagi ini adalah pagi di hari Jum'at. Felix libur bekerja. Namun ia menyeringit bingung menatap rumah yang kucup besar di samping rumah nya itu. Jisung belum memunculkan batang hidungnya padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Biasanya ia akan bangun pagi untuk berolahraga, namun pagi ini sepertinya Felix tak melihat kehadirannya.

Ia yang tengah memasak dikejutkan dengan kedatangan Hyunjin.
"Morning sayang" sapa Hyunjin lalu mengecup pucuk kepala Felix.

"Masak apa?"

"Hyun gak kerja? Aku mau masak buat sarapan. Hyun udah sarapan?"

Hyunjin meraih tangan Felix yang tengah memotong sayuran. Membuat Felix terpaksa menghentikan kegiatannya.

"Hari ini aku ngambil libur. Kamu gak perlu masak. Aku bawa makanan kita makan sama-sama hm" setelah itu Hyunjin menarik tangan Felix menuju meja makan.

Felix tersenyum lebar melihat Hyunjin menyiapkan makanan di atas meja.
"Kamu yang masak?" Tanya Felix melihat menu makanan rumah yang Hyunjin bawa.

"Bukan. Mamah yang masak. Katanya nitip salam buat calon menantu" ucap Hyunjin sembari tersenyum membuat pipi felix memerah.

"Sekarang kamu makan hm. Biar gemukan. Kamu kurus banget" ucap Hyunjin menyodorkan sesendok makanan kepada Felix.
Sesekali Hyunjin akan mengelus pipi Felix dan rambut Felix yang sedikit panjang.

"Rambut kamu panjang. Sengaja di panjangin?" Tanya Hyunjin

"Nggak. Aku cuma belum sempet potong rambut" jawab Felix seadanya.

"Biarin gak usah di potong. Lebih manis kalo kaya gini" ucap Hyunjin sambil mengelus kepala Felix dengan lembut.

"Iya. Sekarang Hyunjin yang makan. Aku suapin" Felix menyodorkan sesendok nasi dan "aem"

Hyunjin sontak memundurkan wajahnya saat Jeongin yang tiba-tiba datang entah darimana hampir mencium bibirnya.
Felix yang terkejut mengira Hyunjin berciuman dengan Jeongin menjatuhkan sendok yang ia pegang.

"Ck. Lo apa apaan sih" ketus Hyunjin tak suka.

"Gue cuma mau makan"

"Gak perlu kek gitu juga. Untung gak kena" sinis Hyunjin memegangi bibirnya. Hyunjin menatap Felix yang terlihat marah. Alisnya menekuk tak suka menatap Jeongin.

"Lixie sayang" panggil Hyunjin lembut.

"Hm"

"Gak kena kok. Bibir Hyunjin cuma punya Felix hm" bisik Hyunjin pada Felix, tangannya mengelus pipi Felix. Felix mengangguk namun wajah kesalnya masih terlihat dengan jelas.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Hyunjin pada Jeongin yang datang untuk mengganggu waktunya dengan Felix.

"Nyariin lo lah. Mamah bilang lo kesini jadi gue nyusul. Kenapa? Emangnya gak boleh gue disini?"

"Gak papa. Ayok sarapan sama-sama" ajak Felix pada Jeongin.
Hyunjin kembali mengingat apa yang ibunya katakan tempo hari.
Melihat wajah Felix yang terlihat tulus pada Jeongin membuat Hyunjin menepis pikirannya.

"Sayang" panggil Hyunjin

"Kenhmp..."
Felix membolakkan matanya saat Hyunjin meraup bibirnya.

Jeongin meremat tangannya tak suka.

The Jeckpot |SUNGLIX & HYUNLIX|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang