✨✨✨
Ceilo menghentikan motor besarnya didepan sebuah apotik kecil yang berdekatan dengan sebuah minimarket dipinggir jalan kecil, tidak ada pilihan seperti dokter atau apotik yang lebih besar mengingat hari memang sudah malam dan Ceilo sudah tak bisa menahan perih di lengan maupun dibagian lutut kaki nya.
Ceilo baru saja mengalami kecelakaan kecil sedari pulang dari apartement Tian, ia dan para sahabatnya habis berkumpul seperti biasa namun saat dijalan pulang ada dua bocah kecil yang menyeberang jalanan dengan sembarangan, membuat Ceilo harus menghindari mereka dan ia akhirnya sempat sedikit menabrak pembatas jalan.
Meski hanya luka ringan namun cukup membuat Ceilo merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya hingga ia tak sanggup untuk pulang ke apartement nya jika lukanya belum di obati.
Baru saja Ceilo keluar dari apotik setelah membeli perlengkapan untuk mengobati lukanya dan berjalan menuju motornya, tiba-tiba ia di kejutkan dengan seorang pria berusia sekitar 30an yang berlari kearahnya dengan tergesa dan melemparkan sebuah tas wanita begitu saja kearah Ceilo, pria itu kemudian berlari dengan kencang meninggalkan Ceilo yang kebingungan.
Dan belum sempat Ceilo berpikir, tanpa di duga lagi ada beberapa warga yang menghampiri Ceilo dengan pias wajah yang terlihat marah dan seketika langsung menarik jaket Ceilo begitu saja, membuat Ceilo sempat tercekik dan kesusahan untuk bernafas.
"Buset nih orang, lo penadah nya kan? Cakep-cakep kok nyopet sih," salah satu dari mereka berujar dengan semangat, melemparkan kalimat yang membuat Ceilo mendelik tak suka, apa yang baru saja orang itu katakan? Seorang Ceilo mencopet? Yang benar saja.
"Lah apaan sih bang, penadah apaan? Se-enaknya aja nuduh gue," Ceilo memberikan perlawanan.
"Masih ngeles aja nih bocah, jelas-jelas itu tas nya ada sama elu, berarti elu penadah itu copet tadi!" seru si pria berkepala plontos yang mengenakan kaos partai.
"Udahlah Mang Ujang kita bawa aja nih copet ke kantor polisi langsung, entar kabur lagi. Kalo kelamaan entar gue bisa emosi sama nih bocah." Adalagi suara dari pria yang berkumis tebal menimpali dengan penuh emosi.
Mereka semua nampak seumuran, berusia 40an dan sepertinya memang warga asli sini, tapi Ceilo jelas tak terima dengan tuduhan mereka
"Eh gue bukan copet ya enak aja!" lantang Ceilo yang mencoba melepaskan diri dari cengkraman tiga orang dewasa yang saat ini sedang menghadangnya. Tapi Ceilo semakin ditarik paksa oleh mereka, tentu Ceilo memberontak hingga akhirnya terjadilah keributan.
***
Kalana tadinya ingin pergi ke minimarket yang terdapat dijalan depan gang rumahnya, beberapa persediaan makanan dan keperluan lain dirumahnya sedang kehabisan jadi Kalana perlu menyetoknya.
Kalana baru pulang bekerja, gadis itu melakukan kerjaan part time agar ia bisa memenuhi kebutuhan nya sendiri, maklum ia sudah tak memiliki seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sanak keluarga pun tak ada sedangkan ibu dan kakaknya sudah jarang menemuinya.
Dari kejauhan Kalana melihat keributan di depan apotik samping minimarket yang ingin Kalana datangi, sambil menyipitkan matanya Kalana merasa kenal dengan seseorang yang sedang ditarik paksa oleh warga.
"Kok mirip Ceilo sih, motornya juga kayak punya Ceilo. Tapi kok itu diseret-seret? Nggak mungkin Ceilo kali ya, tapi kok mirip banget." Gumam Kalana pada dirinya sendiri sambil kakinya melangkah mendekat dan matanya tak lepas menatap keributan didepan nya.
Hingga akhirnya tatapan tajam mata nya menangkap dengan jelas bahwa memang Ceilo lah yang saat ini sedang ditarik paksa oleh warga, Kalana langsung mempercepat langkahnya, sedikit berlari dengan tergesa untuk menghampiri Ceilo dan kerumunan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Star (Complete)
RomansSeperti bintang di langit, Kalanaya tau bahwa Ceilo tidak akan pernah bisa ia gapai karena letak mereka sangat berjauhan dan penuh perbedaan. Hingga suatu hari Ceilo tiba-tiba saja memintanya menjadi kekasihnya. Kalana bingung karena ia sadar diri...
