10. Kita ini asing!

4.9K 138 1
                                        


✨✨✨

Disinilah Kalana sekarang, berdiri di depan lemari dan merapihkan barang-barang nya, disebuah kamar yang entah kenapa bisa sangat pas untuk ukuran seorang Kalana, dengan bernuansa putih dan jendela yang langsung menghadap keluar untuk menikmati pemandangan dari lantai 27 apartement milik Ceilo, iya Ceilo. Semua tampak asing dan sangat canggung, pun juga amat mendadak bagi Kalana.

Baru kemarin malam gadis ini menginap di tempat ini dan mulai dari hari ini Kalana akan tinggal disini, satu atap di apartement milik Ceilo. Kekasihnya, tapi hubungan mereka terlalu tidak jelas, apalagi dengan keadaan Ceilo yang saat ini jelas-jelas memiliki kekasih lain, Keisya.

Berulang kali Kalana berpikir apakah saat ini keputusan nya sudah tepat, tapi Kalana memang tak punya pilihan lain untuk saat ini. Dengan sangat berat hati Kalana harus meninggalkan rumah nya yang sudah seumur hidup menemaninya, rumah dengan penuh kenangan Kalana bersama ayahnya.

Perempuan itu, Intan, mengapa ia tega sekali menjadikan satu-satu nya tempat berlindung Kalana sebagai jaminan pinjaman di bank, sekarang rumah itu sudah disita bank, ia tak lagi memiliki tempat tinggal, Kalana juga tak punya kerabat, ia sebatang kara sekarang.

Maka memang tak ada pilihan lain selain menyetujui ide Ceilo untuk tinggal bersama dengan pria itu.


***

Kalana masih membereskan beberapa barangnya ketika terdengar ketukan pintu, sudah pasti itu Ceilo, memang siapa lagi yang berada di apartement ini selain mereka berdua.

Kalana membuka perlahan pintu kamar nya ketika wajah Ceilo sudah telihat dihadapannya dengan memasang tampang kesal.

"Lama banget sih lo bukain pintu doang," pria itu berdecih.

"Maaf Ilo aku lagi beresin barang-barang tadi,"

"Gue cuma mau nyuruh lo masak buat makan malem, sekalian ada yang mau gue omongin entar. Masak dulu, abis itu baru lo lanjutin beresin barang lo." Kali ini suara Ceilo terdengar melembut meski tetap dengan nada memerintah.

Kalana hanya menggangguk dan segera menuju dapur, Kalana tau bahwa mulai hari ini memang sudah tugas nya untuk merapikan dan menyiapkan makanan untuk Ceilo.

Jika saja mereka seperti sepasang kekasih pada umumnya, saat ini pipi Kalana pasti memerah mengingat kedepannya ia sudah persis seperti seorang istri yang mengurusi suami nya, sayangnya bentuk hubungan Kalana dan Ceilo tidak semanis bagaimana pasangan seharusnya. Mereka bahkan hanya seperti terlibat semacam hubungan majikan dan pelayan.

***

Kalana sudah membereskan bekas makan malam mereka dan gadis itu sekarang memberikan segelas cokelat hangat pada Ceilo yang masih terduduk di kursi meja makan nya, bukankah pria itu tadi mengatakan bahwa ada sesuatu yang harus mereka bicarakan.

Mereka saat ini duduk berhadapan dengan Kalana yang gelisah dan wajah nya hanya menunduk sedangkan pria dihadapannya menatap Kalana dengan lekat, intens.

"Lo tinggal disini selama mungkin, nggak usah mikirin mau cari kos atau apapun itu. Lo bakal tambah kesusahan kalo mesti cari duit buat bayar tempat tinggal lagi. Lagian disini cuma beres-beres doang, gue nggak ngasih lo tugas yang berat kan?" Ceilo mengeluarkan suara nya masih dengan menatap Kalana sangat lekat.

"Tapi Ilo kalo aku tinggal disini terus takutnya bakal ngerepotin kamu." Ujar Kalana gugup.

Kalana sebenarnya ingin berterimakasih karena pria ini sudah bersedia menampungnya, hanya merapikan apartement ini sama sekali bukan masalah baginya. Tapi bagaimana mungkin ia terus terusan tinggal seatap dengan Ceilo, bagaimanapun mereka lawan jenis, meski Ceilo tak pernah terlihat ingin menyentuhnya sedikitpun.

Like A Star (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang