~~~
Buuukkkk
Pukulan kencang yang berasal dari kepalan tangan Tian sektika langsung mengenai wajah Ceilo.
Ceilo meringis kecil, sedikit darah keluar dari sudut bibirnya.
Radit, Stefan dan Tian baru saja tiba di apartemen Ceilo, mereka bertiga baru saja mengetahui mengenai hal yang terjadi di cafetaria kampus dikarenakan gosip yang sangat cepat menyebar dari mulut ke mulut, bahkan ada beberapa mahasiswi yang menggunggah cuplikan video ketika Kalana dilabrak oleh Keisya ke media sosial.
Video tersebut membuat gempar tak hanya oleh lingkungan Universitas Atmajaya, namun juga kalangan luar yang berasal dari berbagai penjuru, kecepatan penyebaran dan ke-akuratan sosial media zaman sekarang tak bisa diremehkan begitu saja.
Jejak digital menyeramkan yang pasti akan berdampak sangat besar terhadap Kalana dan masa depan perempuan itu.
"Ilo! Kita bertiga udah biarin lo perlakuin Kalana dengan sangat buruk selama ini, kita diam karena ngerasa nggak berhak ikut campur hubungan lo. Tapi yang lo lakuin hari ini udah keterlaluan, lo brengsek banget!" Tian berteriak kencang setelah satu pukulan berhasil ia daratkan pada wajah Ceilo.
Yang terjadi hari ini sudah tak bisa ditoleransi oleh Tian hingga ia kalap dan langsung meninju Ceilo begitu saja tanpa memikirkan hal lain, Tian hanya manusia biasa, setenang apapun ia, tetap saja seorang Sebastian akhirnya butuh melampiaskan emosinya yang lama ia pendam.
Sebagai seorang sahabat Tian tak ingin Ceilo salah langkah dan menjadi sosok lelaki yang jahat. Tian tak ingin Ceilo tak memiliki perbedaan sedikitpun dari sang ayah, Yudha Atmajaya. Namun hari ini sepertinya semua sudah sangat terlambat, Tian tak bisa mencegah kelakuan brengsek sahabatnya.
Radit dan Stefan juga tak bisa mencegah tindakan Tian maupun pertengkaran yang mungkin akan terjadi diantara mereka. Karena bagi Radit dan Stefan pun apa yang dilakukan oleh Ceilo sudah sangat melewati batas, mungkin sebenarnya mereka berdua juga ingin menghajar Ceilo, namun merasa Tian sudah melakukannya terlebih dahulu maka Radit dan Stefan tak ingin menambah babak belur diwajah sahabat mereka.
"Apa sih yang ada diotak lo ketika lo permaluin Kalana gitu didepan banyak orang? Apa nggak cukup semua perlakuan buruk lo ke dia selama ini?" Hardik Tian kembali, lelaki itu menendang sofa dengan kencang beberapa kali, tak peduli jika hal itu bisa membuat kaki nya akan sakit, Tian ingin mencari pelampiasan amarah karena tak tega jika harus kembali menampar Ceilo.
Ceilo hanya diam, tak berkutik sedikitpun. Radit dan Stefan hanya memijat kepala mereka sendiri yang terasa sangat pening. Tak pernah terbayangkan oleh mereka bahwa pertengkaran sehebat ini akan terjadi semasa tali pertemanan mereka terjalin.
"Lo bahkan selingkuh terang-terangan didepan Kalana kita masih diem ya Cel, dan hari ini lo sepenuhnya jadi cowok bajingan!" Tian nampaknya seolah ingin memuaskan semua amarahnya tentang kelakuan Ceilo yang sudah sangat banyak ia pendam selama ini.
Ceilo tiba-tiba mengangkat kepala, menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan menghunus tajam yang juga berapi-api, "Kalana pantas dapetin itu semua! Kalana pantas dapet perlakuan buruk dari gue! Kalana pantas gue selingkuhi! Kalana pantas gue permaluin didepan banyak orang!" Teriak Ceilo membalas semua penghinaan yang Tian beri padanya.
Yang diucapkan Ceilo barusan membuat ketiga sahabatnya bingung, tak habis pikir dengan semua ungkapan amarah yang Ceilo lontarkan. Tak ada satu perempuan pun, tak ada satu manusia pun didunia ini yang pantas mendapatkan perlakuan buruk. Lantas mengapa Ceilo bisa begitu lantang mengatakan semua kegilaan ini?
"Gila lo Cel! Apa maksud lo Kalana pantas dapetin itu semua?" Kali ini Radit yang bersuara karena ia juga sudah kepalang emosi setelah mendengar teriakan Ceilo yang mengatakan seolah Kalana memang seharusnya mendapatkan perlakuan buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Star (Complete)
RomanceSeperti bintang di langit, Kalanaya tau bahwa Ceilo tidak akan pernah bisa ia gapai karena letak mereka sangat berjauhan dan penuh perbedaan. Hingga suatu hari Ceilo tiba-tiba saja memintanya menjadi kekasihnya. Kalana bingung karena ia sadar diri...
