12. Perempuan dan rasa sakitnya

4.8K 137 5
                                        


✨✨✨

Jarum jam sudah menunjukan pukul 8 malam saat Kalana sudah selesai menyiapkan makan malam untuk Ceilo.

Gadis itu berdiri di depan meja makan untuk menata masakan nya, sesaat perut nya kembali terasa sakit.

Sedari tadi perut Kalana memang sedang nyeri dikarenakan ini hari pertama menstruasi nya, tetapi Kalana mencoba untuk menahan diri karena ia harus membersihkan apartement dan memasak makan malam untuk Ceilo.

Ngomong-ngomong sudah lebih dari tiga minggu Kalana menumpang tinggal di apartement Ceilo, sesuai kesepakatan tak ada satupun orang yang tau kalau ia tinggal bersama Ceilo.

Lagipula Kalana memang tak akan memberi tahu siapapun perihal dia yang tinggal satu atap dengan Ceilo, tentu saja karena hal itu masih sangat tabu. Tinggal bersama satu atap dengan seorang laki-laki tanpa ikatan pernikahan, Kalana juga tak ingin di cap buruk oleh orang-orang, meski sebenarnya Kalana memiliki alasan kuat mengapa ia bisa satu atap dengan Ceilo.

Tapi orang lain mana peduli dengan alasan itu bukan?

Meski padahal selama hampir satu bulan ini tak ada satu hal apapun yang terjadi pada mereka, tentu saja mana mungkin Ceilo menyentuhnya.

Ya Kalana pikir begitu.

***

Kalana meringis menahan nyeri di perut nya, perempuan dan segala rasa sakit bulanan memang sudah seperti sebuah kesatuan.

Tubuh Kalana hampir limbung, nyaris terjatuh jika saja sebuah tangan sekarang tak melingkari pinggangnya.

Kalana kaget bukan main,

Ceilo sekarang memegangi nya, tangan kekar lelaki itu melingkar sempurna di pinggang Kalana, menahan Kalana yang nyaris terjatuh.

Sejak kapan Ceilo datang?

Kalana bahkan tak mendengar derap langkah kaki Ceilo saat memasuki apartement, mungkin karena ia hanya fokus pada rasa sakit di perutnya.

Suara Ceilo terdengar panik, "Lo kenapa?"

Kalana masih termangu untuk sesaat, seperkian detik baru ia tersadar bahwa Ceilo menunggu jawaban atas pertanyaan nya.

"Sakit perut," wajah Kalana terlihat pias, posisi mereka masih sama, tangan lelaki itu masih bertengger di pinggang Kalana, menahan agar gadis itu tak terjatuh.

"Lo belum makan?"

Kalana hanya bisa bersuara lirih, "I'm on my period now,"

Seolah sangat paham, Ceilo tiba-tiba merangkul lengan Kalana, memapah gadis itu kemudian membantunya berjalan menuju kamar, dengan pelan dan tertatih Kalana mengikuti langkah Ceilo.

Isi otak Kalana sekarang berputar keras, kenapa tiba-tiba pria di sampingnya mendadak bersikap baik dan begitu peduli terhadapnya.

Kalana berjalan dengan sesekali memandangi wajah Ceilo yang sekarang sangat dekat dengan dirinya, sedangkan Ceilo hanya memandang lurus kedepan, ke arah kamar Kalana.

Tak berapa lama akhirnya mereka sudah berada di kamar Kalana.

Ceilo langsung mendudukan Kalana pada ranjang nya kemudian membaringkan gadis itu.

"Tunggu bentar," Ceilo hanya berujar singkat kemudian langsung keluar kamar.

Kalana pikir Ceilo meninggalkannya, tapi tak apa, dipapah menuju kamar dan diperbolehkan untuk istirahat pun sudah sangat syukur bagi Kalana.

Like A Star (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang