48. Lily of valley

4.4K 125 3
                                        




~ Empat tahun kemudian.


Jika saja ada suatu tempat untuk penebusan segala dosa Ceilo terhadap Kalana maka dengan senang hati Ceilo akan mendatangi tempat tersebut. Jika ada suatu cara yang harus ia lakukan agar bisa menebus semua kesalahan nya terhadap Kalana, maka pasti akan Ceilo lakukan.

Namun Ceilo tahu, selagi ia masih berada di dunia tak ada satu hal pun yang bisa ia lakukan selain menjalani takdir yang Tuhan berikan.

Sebenarnya apa itu penebusan?

Selama empat tahun ini Ceilo menjalani kehidupannya dengan rasa sesal teramat pedih yang tak berujung, seperti yang dulu pernah ia katakan, Ceilo tak ingin diobati. Dengan menerima segala kenyataan yang ada, menerima semua rasa sakitnya, menahan rasa rindu yang begitu besar, begitulah cara yang bisa Ceilo lakukan untuk menebus semua dosa nya pada Kalana.

Ceilo berani bersumpah, empat tahun yang ia jalani begitu terasa berat meski mungkin bagi orang lain ia terlihat menjalani hidup dengan normal.

Bukankah kesakitan batin dan juga kesakitan hati memang hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri meski raga terlihat baik-baik saja. Tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana pedihnya Ceilo menjalani hari demi hari.

Sebetulnya empat tahun lalu ketika Stefan memberi kabar tentang Kalana, keesokan harinya Ceilo langsung terbang ke Bali, bukan untuk membawa perempuan itu pulang. Ceilo tahu diri bahwa Kalana tak mungkin bersedia kembali ke pelukannya.

Ceilo hanya ingin melihat wajah Kalana untuk terakhir kalinya.

Ceilo masih ingat persis bagaimana ia mengintip di depan pintur kamar rawat inap Kalana, melihat perempuan tersebut yang tengah mengukir senyum merekah ketika lelaki bernama Adam memberikan suapan bubur pada Kalana.

Senyum yang tak pernah Kalana berikan pada Ceilo karena memang perlakuan Ceilo yang tak pernah membuat Kalana tersenyum.

Melihat Kalana yang nampak bahagia, bercanda tawa dengan Adam.

Di detik itu Ceilo tersadar bahwa ada laki-laki lain yang sangat tulus menyayangi Kalana, meski Ceilo harus menahan pedih melihat perempuan yang ia cintai dibahagiakan oleh laki-laki lain, namun mau tak mau Ceilo harus ikhlas.

Sosok seorang Adam memang memperlakukan Kalana dengan sangat baik.

Mungkin sekarang Kalana dan Adam sudah menjalin hubungan atau bisa saja mereka tengah merencanakan pernikahan.

Dan Ceilo habya akan selalu merasakan kesakitannya, ia tak berminat untuk melihat perempuan lain karena nyatanya satu-satu nya yang mengisi hati Ceilo dari dulu hingga detik ini hanyalah Kalana.

Ceilo menjalani empat tahun nya dengan sibuk bekerja, menyibukan diri 24/7 nonstop agar rasa sesal yang selalu menghantui nya bisa ia tahan. Ceilo yakin kehidupan seperti ini tak hanya akan bertahan selama empat tahun, namun bisa saja selamanya, tak apa, Ceilo akan menerima semuanya.

"Bang, biji kopi robusta yang dari Sumatera kemaren bakal pengiriman besok. Sama desain botol buat varian parfum baru kita apa udah fix?" Suara dari Moren menyadarkan Ceilo yang tadi tengah sedikit bernostalgia tentang Kalana.

Ceilo yang tengah diberi sample notes untuk koleksi parfum terbarunya membuat ia teringat pada Kalana, tentu karena bau lily of valley yang bercampur dengan tuberose, bau tersebut adalah bau khas seorang Kalana, bau-bauan floral yang begitu menenangkan.

"Menurut lo buat desain botolnya gimana Ren, apa masih ada yang perlu dipoles lagi?" Oh, Ceilo harus kembali fokus pada pekerjaan nya kini.

"Desain nya sih udah oke ya menurut gue, tapi gimana kalau kita sediain size 15ml juga biar lebih travel friendly. Buat bepergian size 30ml itu masih cukup makan space dan agak berat juga. Kita bisa bikin packaging yang bener-bener simple aja, khusus agak kecilan gitu biar gampang dibawa kemana-mana. Lagian kita juga ada size 50ml kan buat yang mau dipakai tapi di taro di meja rias kamar doang." Saran Moren yang membuat Ceilo kini berpikir untuk menimbang-nimbang saran tersebut.

Like A Star (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang