~~~
"Hai, Kalana aku cariin kamu kesana kemari ternyata lagi diperpus." Sebuah suara yang akhir-akhir ini dapat dihafal oleh Kalana diluar kepala menginterupsi Kalana yang tengah sibuk dengan tumpukan buku dan tugasnya.
Kalana sedang dilanda pusing karena harus menyelesaikan deadline tugas dari Pak Surya namun sekarang ia malah bertambah pusing karena kehadiran perempuan yang kini sudah duduk berhadapan dengan Kalana, tersenyum dengan sangat manis. Meja belajar perpustakan dan tumpukan buku menghalangi mereka namun tetap saja masih membuat Kalana sangat tak nyaman karena harus berada dalam jarak dekat dengan Keisya.
"Ada apa Sya nyariin aku?" tanya Kalana dengan cukup malas, namun mau tau mau ia tetap mengumbar senyum dusta penuh kepalsuan.
"Aku mau ngasih ini, datang ya Lan..." Keisya berucap sembari menyodorkan sebuah kertas undangan kecil pada Kalana, meski berkuran kecil namun bisa terlihat bahwa undangan ini terbilang cukup mewah.
Kalana gelisah, sepertinya ia tahu undangan apa yang tengah Keisya berikan padanya meskipun Kalana belum membukanya.
Dengan getir perlahan Kalana membaca setiap bait kalimat yang terpampang pada kertas undangan yang baru saja diberi Keisya, benar saja itu undangan ulang tahun Keisya. Kalana sudah mengetahui perihal pesta ini lebih dulu melalui Ceilo.
Kalana tak habis pikir mengapa Keisya mengundangnya, mereka memang saling kenal namun seingat Kalana mereka tak sedekat itu hingga Keisya harus mengundang Kalana pada pesta ulang tahunnya.
Mengetahui Ceilo mengadakan pesta ulang tahun mewah untuk Keisya saja sudah membuat Kalana sangat sakit hati, lalu bagaimana ketika Kalana menghadirinya?
Menghadiri pesta ulang tahun perempuan yang menjadi selingkuhan Ceilo? Dan pesta tersebut juga dipersembahkan oleh Ceilo untuk Keisya, sebagai tanda cinta.
Yang benar saja, dunia rasanya terlalu sangat bercanda pada Kalana.
"Sya, makasih banget karena kamu udah ngundang aku. Tapi kayak yang kamu tau, pesta beginian bukan buat aku. Lagipula ya....kamu pasti paham, dengan dresscode yang tertera, aku nggak punya dress semacam itu buat ke pesta. Jadi aku minta maaf banget kayaknya nggak bisa dateng, tapi aku makasih banget karena udah di undang." Seribu satu alasan akan Kalana lontarkan asalkan ia tak perlu datang ke pesta ulang tahun Keisya.
"Ihh...Kalana, pesta nya tuh general, bukan buat kalangan siapa-siapa. Itu cuma pesta ulang tahun biasa, kita temenan kan? Kamu harus dateng ya, please..." Sorot Keisya sedikit memohon, membuat Kalana bingung.
Apakah Keisya memang memiliki pribadi sebaik ini? Apakah Keisya memang sangatlah sempurna sebagai seorang perempuan? Menatap Keisya selalu membuat Kalana merasa kecil, Kalana seperti tak heran jika Ceilo menyelingkuhinya dengan perempuan sesempurna Keisya.
Yang Kalana tahu Keisya setara dengan Ceilo secara ekonomi, namun Keisya berbaik hati dan tetap mau berteman dengan Kalana tanpa pandang bulu walaupun Keisya tahu Kalana hanyalah mahasiswi yang menerima beasiswa.
Kalana kembali merasa ketir, selalu saja seperti ini jika ia tengah berbincang dengan Keisya, dimata Kalana perempuan dihadapannya ini sempurna dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sempurna dari fisik maupun hatinya, membuat Kalana merutuki dirinya sendiri dan merasa sangat berbeda bagaikan bumi dan langit dengan Keisya.
Mungkin, bisa saja Keisya memang gadis yang baik. Lagipula perempuan itu tak tahu bahwa Kalana adalah kekasih Ceilo terlebih dahulu. Yang salah disini adalah Ceilo, Keisya tak tahu apapun.
Namun tetap saja, sebaik apapun Keisya, Kalana tak akan mampu melihat Keisya bergandeng mesra dengan Ceilo dengan pesta mewah yang dipersembahkan oleh Ceilo untuk Keisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Star (Complete)
RomanceSeperti bintang di langit, Kalanaya tau bahwa Ceilo tidak akan pernah bisa ia gapai karena letak mereka sangat berjauhan dan penuh perbedaan. Hingga suatu hari Ceilo tiba-tiba saja memintanya menjadi kekasihnya. Kalana bingung karena ia sadar diri...
