Mari Sembuh Bersama ( END )

7.4K 138 9
                                        



~~~

Riuh bising suara aktifitas insan di pagi hari nampaknya enggan memasuki rungu Kalana, perempuan itu hanya merasa pagi nya hari ini terasa menenangkan, lega, seolah tali-tali yang membelenggu nya selama ini sudah terlepas begitu saja dan tak akan lagi mampu untuk mengikat jiwa Kalana.

Pagi yang terasa sama seperti yang pernah terjadi dimasalalu, namun dengan versi yang jauh lebih baik.

Bukankah Kalana selalu mengatakan bahwa seorang Ceilo Narendra tak pernah berlaku egois ketika mereka sedang memadu kasih, itu sebabnya meski dimasalalu lelaki ini memperlakukan Kalana dengan begitu buruk, namun bisa Kalana rasakan sepercik rasa sayang yang Ceilo torehkan ketika mereka sedang menyatu.

Ceilo tak pernah membiarkan Kalana dalam keadaan polos, berantakan, apalagi meninggalkan Kalana begitu saja ketika mereka selesai bercinta. Tak pernah Ceilo sejahat itu, bahkan sedari dulu.

Ketika mereka berdua sampai pada puncak surga dunia bersama, setelahnya Ceilo akan membersihkan dirinya terlebih dahulu secara singkat, kemudian sang lelaki akan membersihkan setiap jengkal Kalana tanpa terlewat sedikitpun. Memastikan Kalana tak lagi berantakan, memastikan Kalana tertidur dengan nyaman, dengan pakaian hangat dan lengkap yang sudah Ceilo kenakan dengan telaten.

Baru kemudian mereka akan pergi bersama ke alam mimpi untuk mengarungi jejak menenangkan dengan pelukan yang saling meredakan kegundahan.

Selalu seperti itu, dari dahulu hingga sekarang.

Satu-satunya Kalana bangun dengan keadaan polos hanyalah saat mereka pertama kali melakukannya, di malam ulang tahun Kalana. Saat itu mungkin karena hal tersebut adalah yang pertama bagi mereka, maka Ceilo tak puas dengan hanya permainan di malam hari.

Setelahnya, Kalana akan tertidur dan bangun dengan sangat nyaman meskipun sebelumnya ia dan Ceilo melakukan percintaan yang hebat.

Dan setelah empat tahun lebih terpisah rupanya Ceilo masih sama, akan selalu memperlakukan Kalana dengan sangat baik dan tak hanya memikirkan kepuasaan sendiri saat mereka mengarungi surga dunia bersama.

"Good morning Kalana, tidur kamu nyenyak?" Sapa Ceilo terlebih dahulu saat sadar bahwa perempuannya sudah membuka mata dan sedang mengitari keadaan sekitar.

Kalana mengangguk singkat, memberi isyarat bahwa tentu saja tidurnya sangatlah nyenyak, "Kamu kok rebahan disitu, ngapain?" tanya Kalana dengan suara yang cukup pelan.

Ada hal lain yang tak biasa bagi Kalana di pagi hari ini, biasanya ia akan terbangun di dalam pelukan Ceilo, namun kali ini sang lelaki justru merebahkan diri di paha Kalana dengan sorot mata yang bisa Kalana rasakan ada banyak luka disana.

Piyama merah muda Kalana juga tersingkap pada bagian perut dan Ceilo terus mengusapi dibagian sana dengan lembut.

Ceilo membalas dengan senyum, namun senyum tersebut terasa pahit bagi Kalana, tentu Kalana khawatir.

"Aku cuma mau mandangin dengan puas tempat dimana anak kita sempat ada. Anak yang aku sendiri nggak pernah sempat buat liat dia meski cuma satu kali." Ceilo menyahut dengan senyum kecut, suaranya syarat akan kepedihan, jemari kasarnya tak henti mengelusi dengan lembut bagian perut Kalana.

Dan Kalana tentu terdiam seribu bahasa, perempuan itu tahu bukan hanya ia yang merasa kehilangan, tapi sang lelaki nya juga sangat kehilangan.

"Ilo maafin aku ya. Sewaktu aku pergi dari kamu, aku belum tau kalau dia ada di rahim aku."

Ceilo langsung beringsut dari rebahnya, mendudukan diri dengan sigap kemudian menatap Kalana lekat.

"Sayang, nggak perlu minta maaf. Aku yang salah, aku yang udah jahat banget sama kamu. Aku yang udah bikin luka terlalu banyak ke kamu. Wajar kalau kamu ninggalin aku."

Like A Star (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang