✨✨✨
Kalana membuka pintu apartement dan sejurus kemudian matanya menatap ke arah Ceilo yang tengah duduk di sofa dengan earphone yang terpasang di telinga lelaki itu juga beberapa buku yang berserakan di meja.
Kalana pikir Ceilo belum pulang, ternyata pria itu pulang lebih awal ke apartement di banding dirinya, Kalana jadi merasa tak enak.
Tugas nya membantu asisten dosen memang membuat Kalana menjadi pulang lebih larut akhir-akhir ini, belum lagi Kalana juga harus membagi waktu dengan pekerjaan paruh waktunya. Lelah memang, tapi mau bagaimana lagi.
Kalana bergegas untuk menghampiri Ceilo "Ilo, maafin aku pulang nya telat, aku pikir kamu belum pulang." Dengan agak lirih karena takut Ceilo akan memarahi nya.
"Gakpapa kok, santai aja." Sahut Ceilo sembari melepas earphone nya dan tersenyum singkat pada Kalana.
Wow,
dalam hati Kalana kembali tercengang, tumben sekali dan sejak kapan Ceilo jadi sebegini santai nya menghadapi Kalana.
Pasalnya ini bahkan sudah jam 9 malam, Kalana pulang cukup larut karena terlalu banyak urusan di kampus dan juga menghabiskan shift pekerjaan paruh waktunya. Sebenarnya Kalana memang sempat mampir ke rumah Manda karena sebelum Ceilo meminta nya belajar bersama Kalana sudah terlebih dahulu memiliki janji dengan Manda untuk mampir kerumah gadis itu, menjenguk adik Manda yang masih sakit-sakitan.
Jadilah Kalana baru pulang selarut ini.
"Lo udah makan?"
Ceilo kelewat santai dan bahkan sekarang menanyakan apakah Kalana sudah makan malam atau belum.
Dengan hati yang kembali merasa tak enak Kalana menjawab lugu, "Aku udah makan tadi di luar sama temen, maaf ya Ilo. Kamu udah makan belum? Kalo belum aku bikinin kamu makan dulu."
Kalana saat ini berdiri disamping sofa dimana Ceilo terduduk, dengan tampang seperti anak kecil yang ketakutan di marahi orang tua nya.
Ceilo memandangi nya sebentar kemudian terkekeh, "Nggak perlu, gue udah pesen makan diluar dan udah makan kok tadi. Mending lo sekarang bersih-bersih." menjeda sesaat, "Hmm...lo inget kan yang gue minta tadi buat belajar bareng?"
Sebelah alis Ceilo terangkat, karena berpikir Kalana melupakan permintaan nya.
"Inget kok inget, nggak mungkin aku lupa. Kalo gitu tunggu bentar aku bersih-bersih terus ganti baju dulu."
Kalana melesat berlari ke kamarnya.
Dan Ceilo hanya mengangguk, sedikit tersenyum simpul serta merilekskan kedua bahunya.
***
15 menit kemudian Kalana sudah nampak segar dengan piyama berwarna pink polos yang nampak sangat manis di tubuh Kalana.
Bergegas Kalana mengambil posisi duduk di samping Ceilo, namun agak jauh. Kalana masih tau diri dan tidak berani untuk terlalu dekat dengan Ceilo, takut pria itu marah.
"Materi yang mana kamu kurang paham?"
Segera Ceilo menunjuk pada setumpuk buku-buku nya yang dipenuhi dengan materi dari Pak Surya, Kalana yang paham langsung memulai sesi belajar dan mereka pun belajar dengan seksama.
Namun beberapa saat kemudian suara Ceilo sedikit mengagetkan Kalana,
"Deketan sini lagi Lan, lo kejauhan. Susah buat kita bahas materi nya."
Baiklah jika memang Ilo yang meminta nya untuk mendekat, itu artinya tak apa bukan?
Kalana kemudian mengambil posisi persis disamping Ceilo, hanya berjarak sejengkal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Star (Complete)
Любовные романыSeperti bintang di langit, Kalanaya tau bahwa Ceilo tidak akan pernah bisa ia gapai karena letak mereka sangat berjauhan dan penuh perbedaan. Hingga suatu hari Ceilo tiba-tiba saja memintanya menjadi kekasihnya. Kalana bingung karena ia sadar diri...
