23. Janji

4.1K 125 11
                                        





Pemandangan tak biasa yang nampak sangat asing ketika Ceilo kini berada persis di depan kelas Kalana, Ceilo sebenarnya memang tahu dengan jelas jadwal kelas gadis itu dan dengan dosen mana saja Kalana mengambil kelas hanya saja selama ini Ceilo memang hanya diam, ia menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri lagipula dia tidak perlu memberitahukan seluruh dunia kalau ia tahu jadwal kelas Kalana kan, untuk apa? Tak ada kepentingan sama sekali.

Hanya saja kali ini semua serasa penting karena Ceilo tak tahu lagi harus mencari Kalana kemana selain menunggui gadisnya itu di depan kelasnya, Ceilo pikir Kalana pasti akan datang ke kampus.

Sedari tadi Ceilo celingak-celinguk, memperhatikan kelas Kalana secara seksama namun sepertinya ia memang harus menelan kekecewaan karena nyatanya Kalana tak berada di kelasnya.

Tak ada seorangpun di kampus ini yang tahu apa yang sedang Ceilo lakukan di depan kelas B fakultas bisnis ini karena memang tak ada satupun orang yang mengetahui hubungan mereka, jadi semua orang hanya cuek saja menatapi Ceilo yang berdiri dengan gelisah di depan kelas itu.

Ceilo sudah mati akal kemana lagi ia harus mencari Kalana, gadis itu sebatang kara tak punya sanak keluarga meski ia memiliki Intan Wardani sebagai ibunya namun rasanya mustahil Kalana menemui ibunya yang bahkan menggadaikan rumah mereka.

Hanya tersisa teman baik Kalana yang saat ini bisa dipikirkan Ceilo, entah bertanya pada Amanda ataupun Bian, namun alasan apa yang harus Ceilo katakan saat ia mencari Kalana? Satu kampus bahkan tahu nya mereka tak saling kenal, boro-boro ada yang tau kalau mereka pacaran.

Ceilo masih sangat kesal dan kebingungan saat seorang pria yang begitu tak ia suka lewat begitu saja dihadapannya, nampak mencari seseorang sama persis seperti yang dilakukan Ceilo saat ini.

"Manda!" Teriak seorang pria yang saat ini tengah ditatap lekat oleh Ceilo dari kejauhan, tentu saja dia adalah Adam.

Ceilo menajamkan pandangan juga pendengarannya untuk mencari tahu apa yang dilakukan Adam saat ini hingga mendatangi kelas Kalana juga, dan Adam sekarang terlihat menghampiri Amanda.

"Man, Kalana kenapa nggak masuk ya. Apa lo tau?" Tanya Adam nampak tergesa pada Amanda, mereka berdua saat ini persis berada didepan kelas dan Ceilo berseberangan dengan mereka namun karena Adam yang berbicara dengan lumayan keras membuat Ceilo bisa mendengar pembicaraan mereka beigtu saja.

"Kalana emang nggak masuk Dam," sahut Amanda dengan tangan nya yang memeluk erat buku-bukunya.

"Dia gue chat juga nggak aktif, ada apa sama dia Man? Khawatir gue." Ujar Adam lagi meminta penjelasan lebih jauh.

"Kalana sakit Dam, dia lagi nggak enak badan banget katanya tapi tadi sempat nitip izin sama aku kok."

"Loh sakit apa? Duh mau gue jenguk tapi gue nggak tau rumahnya, dulu pernah nganterin cuma sampai depan gang banget gitu soalnya." Ujar Adam lagi yang nampak tertunduk lesu, ia benar-benar tengah khawatir pada Kalana karena gadis itu tak pernah sampai hilang kabar seperti ini.

"Nggak enak badan aja kok katanya Dam," Amanda mencoba menenangkan, ia sebenarnya tak tahu apakah ia boleh memberitahukan keberadaan Kalana saat ini pada Adam, Amanda tadi lupa bertanya.

"Lo bakal jenguk dia nggak? Kalo jenguk gue ikut deh." Tanya Adam lagi.

Amanda membeku beberapa saat, ia bingung untuk menjelaskan keadaan Kalana, teman nya itu sudah tak punya rumah, Kalana saat ini tengah menginap dirumahnya dan jika diberitahu dimana Kalana tinggal saat ini sangat tak mungkin, karena beberapa waktu terakhir Kalana tinggal bersama Ceilo.

Tak mungkin Amanda mengatakan hal itu pada Adam.

Amanda menunduk nampak ragu, "Mmm---sebenernya Kalana lagi nginep dirumah aku Dam." Final Amanda mencoba mencari jalan terbaik karena Amanda tahu Adam akan terus bertanya jika ia tak memberi jawaban pasti pada lelaki dihadapannya ini.

Like A Star (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang