Passwordnya apa gess?
Yuk pencet bintangnya dulu
Happy Reading
*
*
*
Zelina tidak habis pikir dengan Eron. Bisa-bisanya di acara formal itu ia dengan berani memperkenalkannya sebagai calon istrinya.
Tolong di garis bawahi calon istri.
"Bapak udah hilang akal ya!" Semburnya setelah mereka bertiga sampai di rumah.
Biarlah ia dianggap sebagai kacung kurang ajar kali ini.
"Tunggu, kamu ngatain saya hilang akal Zelin?" Kaget Eron tak percaya dengan ucapan frontal yang keluar dari mulut seorang Zelina
"Bisa-bisanya bapak ngenalin saya sebagai calon istri dihadapan semua orang tadi."
Diantara mereka berdua Daffin melihat kedua orang dewasa itu tengah berdebat dan ia paham semua yang terjadi bermula karenanya.
Wajahnya tertekuk lesu antara takut dan menyesal.
Eron yang melihat itu pun langsung berjongkok dihadapan anaknya.
"It's oke Daffin, kamu naik ke atas dulu Papa mau menyelesaikan masalah ini sama kak Zelina." Ucapnya
Daffin melihat sang Papa dengan tatapan sendunya tapi ia pun akhirnya menuruti permintaan sang Papa.
Zelina masih menatap Eron dengan tatapan nyalang.
Setelah dirasa Daffin sudah memasuki kamarnya akhirnya Eron pun angkat bicara.
"Dengar Zelin saya hanya menolong kamu, saya tahu itu semua berawal dari ulah Daffin karena itu saya sengaja mengiyakan asumsi mereka." Ucapnya
"Dan saya tidak mau sampai kamu dipermalukan disana." Lanjutnya lirih.
Zelina tertegun amarahnya tadi meluap entah kemana seketika mendengar kalimat yang terakhir dilontarkan Eron.
Tetapi tak berselang lama kegusaran melanda hati dan pikirannya.
"Lalu sekarang bagaimana, kalau berita ini menyebar dan-" kalimatnya terputus saat kedua tangan Eron meraih kedua bahunya.
"Saya pastikan tidak ada dari mereka yang berhubungan dengan kampus, kamu tenang saja jika itu yang kamu khawatirkan." Ucap Eron yang berusaha menenangkannya.
Benar saja akhirnya ia sedikit lebih rileks.
Saat ia mendongak tak sadar jika jarak wajahnya sangat dekat dengan wajah Eron.
Eron yang mendapat kesempatan memandang wajah Zelina pun tak menyia-nyiakan hal tersebut.
Ditatapnya sang gadis tersebut lamat-lamat mulai dari mata yang terlihat indah dengan bola mata berwarna coklat tua, turun lagi ke pipi dan Eron dapat melihat jika pipi gadis tersebut tengah memerah dan ia pastikan bukan dikarenakan blush on, terakhir berhenti pada bibirnya, Eron tak kuasa berkomentar lagi saking tertegunnya ia saat menatap bibir tersebut.
Aroma manis vanilla yang selalu tercium olehnya di sela-sela indra penciumannya membuat Eron mati-matian menahan pikiran liarnya saat memikirkan bagaimana jika dia memberikan kecupan sedikit pada wajah gadis cantik didepannya ini.
Shit.
Sedikit saja apakah boleh?
Setan dalam pikirannya pun mulai meracuni, tak kuasa menolak hasutan tersebut akhirnya dengan perlahan-lahan tanpa melepaskan tatapannya sedikitpun ia mulai mendekat, semakin mendekat dan-
Tubuhnya seketika mendapatkan dorongan.
Dalam keadaan masih terkejut Eron pun lantas melihat Zelina yang juga sama seperti dirinya saat ini.
"Ka- kalau begitu saya kembali ke kamar dulu.". Ucapnya gugup lantas seketika langsung tergesa-gesa lari menaiki tangga.
Eron mengusap wajahnya dengan kasar.
"Hebat Eron, lo membuat dia semakin takut." Ucapnya pada diri sendiri.
- - -
Benar seharusnya ia tidak boleh terlalu cepat mempercayai ucapan Eron. Apa yang dikatakannya kemarin? Tidak usah khawatir jika masalah ini sampai diketahui oleh orang lain.
Belum juga dua puluh empat jam Eron mengakuinya sebagai calon istri bohongan kini ibu Eron sudah mendapatkan kabar bahwa anaknya memiliki calon istri.
Beliau yang sudah kepalang senang mendapat kabar berita tersebut langsung saja bergegas ke rumah sang anak.
Zelina terdiam kaku di depan lawan bicaranya sekarang.
Yap ibu Eron, siapa lagi kalau bukan beliau?
Setelah dirinya mengantarkan Daffin tadi beliau datang, Zelina sempat bingung siapakah gerangan wanita paruh baya di depannya ini, tapi setelah beliau memperkenalkan diri ia langsung panas dingin, seperti pertanyaan yang dilontarkannya pada Zelina saat ini.
"Jadi ini calon istri kamu bang?" Tanyanya pada Eron dengan senyum yang tak terlepas darinya
Tadi Eron sempat kembali karena ada dokumen yang sempat tertinggal tetapi saat ia memasuki rumah dilihatnya sang ibu sudah duduk bersama dengan Zelina.
"Ayolah Ma kenapa Mama kesini tadi gak bilang-bilang." Katanya pada Tina, Mamanya sendiri.
Tina berdecak dengan jawaban Eron. "Kamu ini ditanya apa jawabnya apa, kan disini Mama mau verivikasi dulu mastikan apa bener kalo Mama udah punya calon mantu?"
"Ma." Tegurnya pada sang ibu
"Pak mending dijelaskan aja yang sebenarnya." Kata Zelina menengahi
"Pak? Kamu manggil calon suami kamu dengan sebutan Pak?" Tanya Tina
"Apa panggilan kesayangan jaman sekarang udah ganti jadi Pak, Bu?" Lanjutnya
Eron menganga tak percaya, lantas menepuk jidatnya pasrah. Lantas menghela nafas terlebih dahulu lalu mencoba menjelaskan.
"Gini Ma, sebenarnya-" Eron menceritakan semuanya alasan kenapa dia bisa mengenalkan Zelina sebagai calon istrinya di acara perayaan sekolah Daffin tadi malam.
"Jadi itu semua bohongan?" Tanya Tina setelah mendengar semua penjelasan Eron.
Eron hanya mengangguk.
"Iya Tante, mungkin memang salah Pak Eron berbohong mengatakan bahwa saya calon istrinya, tapi melihat Daffin yang di bully di sekolahnya hati ayah mana yang tega melihatnya, mungkin itu juga yang menjadi pertimbangan pak Eron melakukan semua ini." Jawab Zelina mencoba menegaskan kembali maksud Eron.
Muka sedih Tina tak bisa lagi disembunyikan, ia tak menyangka bahwa tidak adanya sosok ibu di dalam pertumbuhan Daffin dapat berpengaruh sedemikian rupa terhadap kehidupan cucunya itu.
Lalu tatapannya beralih pada Zelina, ia dapat merasakan bahwa Zelina adalah perempuan yang baik.
Hatinya tak bisa berbohong bahwa dia menginginkan gadis di depannya ini menjadi salah satu bagian dari kehidupan putra sulungnya.
* * *
- T B C -
Omooo omooo jantung kalian apa kabar, apa masih amaan? Xixixi...Kembali lagi dengan akuu, makasi udah selalu nunggu Tutor In Love untuk up
Saranghae banyak-banyak buat kalian semua, dan sampai jumpa di chapter selanjutnya yaa
17 November 2022
Love
antika003
KAMU SEDANG MEMBACA
Tutor In Love
ChickLitZelina yang tengah mengalami masalah finansial terpaksa menerima tawaran pekerjaan menjadi tutor untuk seorang anak berusia 8 tahun yang ternyata merupakan anak dari dosennya sendiri. Ingin mengundurkan niat tapi isi dompet berkhianat. Lalu bagaima...