23. I Love You

8.6K 627 34
                                    

Udaa kangen?

Happy Reading

*

*

*

Siang ini Zelina sedang tidak ada jadwal untuk kelas dan ia memutuskan menghabiskan waktunya dengan rebahan memandang langit-langit kamarnya sambil memikirkan kejadian seminggu yang lalu.

"Jika itu adalah saya apakah kamu bersedia?"

"Jawaban saya tetap sama jika itu Pak Eron" tegasnya setelah itu menutup pintu bersembunyi dibaliknya sambil mendekap jantungnya

Dirinya menggigiti bantal yang berada di pelukannya lantas berguling-guling ke kanan dan ke kiri sampai akhirnya ia pun terjerembab dan jatuh dari atas ranjangnya.

"Oughh." Keluhnya seketika saat merasakan pantatnya mencium lantai.

Saat masih merasakan sakit pada pantatnya ia diinterupsi dengan panggilan masuk dari handphonenya.

Ia tertegun sesaat melihat nama si penelepon.

"Assalamualaikum, Bun." Salamnya

Diseberang sana sang bunda pun tersenyum saat panggilannya tersambung dengan Zelina.

"Waalaikumsalam sayang, gimana kabar kamu baik-baik aja kan?" Tanya sang bunda.

Tiba-tiba matanya menjadi kabur saat ia berusaha menahan air mata yang berada di pelupuk kala mendengar suara lembut dari bundanya.

"Iyaa adek baik, Bunda juga gimana kabarnya."

Sudah lama sekali rasanya ia dan bundanya tak bertukar kabar sejak pertengkarannya dengan sang ayah.

"Bunda baik, ayah juga baik kabarnya. Adek enggak pulang liburan ini?" Tanya sang bunda.

Zelina mengusap kedua pipinya saat tak dapat menahan air matanya.

"Zelin kerja bun, jadi engga bisa pulang semester ini." Jawabnya pelan

"Rumah kerasa sepi lagi gak ada kalian berdua. Zora juga udah berangkat ditambah kamu liburan ini juga enggak pulang."

"Iyaa maafin Zelin ya bunda, kalau kerjaan Zelin disini udah agak longgar nanti Zelin sempetin kesana."

"Oh iya Zel, Zora ada kasih kabar sama kamu gak. Soalnya sejak berangkat tiga bulan yang lalu dia masih belum kasih kabar ke bunda sama ayah, apa masih sibuk sama urusan di sana ya?" Tanya sang bunda

"Enggak Bun, mana mau Zora nelepon adek kalau enggak penting banget buat dia."

Zelina jadi mengingat-ingat sebulan yang lalu ia pernah melihat orang yang sepintas mirip sekali dengan Zora tapi mungkin ia salah lihat kan, bukannya Zora juga sudah berangkat tiga bulan yang lalu.

"Yaudah kalau gitu, misal nanti Zora nelepon kamu kasih tau buat ngabarin bunda sama ayah juga ya."

"Udah dulu ya kalau gitu kamu jaga kesehatan, makan yang teratur juga disana, kalau ada apa-apa telepon bunda ya sayang."

"Iya bunda, kalau gitu Zelin tutup ya teleponnya." Ucap Zelin mengakhiri.

Setelah sambungan telepon terputus ia menghela nafasnya. Kalau boleh jujur ia sangat merindukan kedua orang tuanya tapi ia masih egois dan belum sepenuhnya melupakan apa yang terjadi sebelumnya.

Tutor In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang