Sepulang dari kampus tadi Eron langsung menuju kamarnya dan melepas setelah yang menempel di tubuhnya sejak pagi tadi. Saat akan melemparkan kemeja kotor ke keranjang dia mengurungkan niatnya. Tepat di bagian belakang punggung kemejanya dia sempat melihat bekas noda yang berbentuk bibir disana.
Pikirannya langsung mengerti arti noda merah tersebut. Mungkin karena itulah dia mendapat tatapan aneh seharian ini. Pantas saja sejak pagi tadi setiap dosen kampus melihatnya sambil cengengesan tidak jelas saat berpapasan dengannya. Ternyata noda lipstik ini masalahnya.
Eron memejamkan matanya sejenak memikirkan bagaimana noda ini ada di bajunya.
"Mahasiswi tadi." Gumamnya setelah mengingat si pelaku.
Setelah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai dia memutuskan untuk melihat ke kamar anaknya.
Tetapi saat dia membuka pintu kamar anaknya yang didapati adalah Felix adik bungsunya tengah bermain PS dengan anaknya.
"Gue tadi minta lo ngajarin anak gue, bukan ngajak dia main PS Lix." Sarkas Eron
Dia lantas menghela nafasnya lalu berjalan ke arah belakang televisi mematikan sambungan kabel dan layar game tersebut mati seketika.
" YAAAH, dikit lagi itu gue menang." Keluh Felix
"Makanya rekrut tutor bang, kalau lo nyuruh gue ya gini nih jadinya." Lanjutnya
"Hmm."
"Hmm doang cari kagak, sama ajaa." Ledek Felix
"Keluar gak lo, gue lempar remote nih!" Ancam Eron sambil bersiap melempar remote yang tadi sudah dia siapkan.
---
Zelina saat ini tengah berada di kafe tempat Vivi bekerja, dia disuruh oleh temannya itu untuk menunggu disini. Saat stroberi milkshake nya sudah habis setengah gelas datang seorang laki-laki berpawakan tegas, berwajah ramah mendekat ke arahnya.
"Zelina?" Tanya orang tersebut saat sampai di depan mejanya.
Zelina yang dipanggil pun langsung berdiri dan menjawab dengan sopan.
"Ah iya, saya."
"Oh iya saya saya Felix bosnya Vivi."
Zelina menjabat tangan Felix tersebut sambil memperkenalkan namanya.
"Zelina, silahkan duduk emm... pak." Ucapnya sambil ragu untuk memanggil Felix dengan sebutan apa.
Setelah keduanya duduk Felix langsung membuka pembicaraan.
"Sebelum itu kamu bisa panggil saya Felix atau apa pun yang penting bukan bapak saya enggak setua itu kan? Hehehe." Kata Felix mencoba mencairkan suasana.
"Okee kalau gitu saya panggil bang Felix?" Usul Zelina yang kemudian diangguki Felix.
"Maaf tadi buat kamu nunggu lama soalnya dibelakang lagi hetic banget."
"Kita ngobrolnya santai aja ya, aku denger dari Vivi kamu lagi cari perkerjaan, bener?" Tanya Felix memastikan
"Iya bang aku emang lagi cari kerjaan."
"Okee ini aku lagi cari tutor buat keponakan aku yang umurnya delapan tahun, barangkali kamu minat mungkin?"
Zelina berpikir sejenak sebelum menjawab. "Emm... Aku emang lagi butuh banget si bang kerjaan tapi kalau tutor aku belum punya pengalaman sama sekali, emang boleh?" Tanyanya hati-hati
"Tenang aja kalau itu, kamu pikir dulu aja nanti kalau udah siap kamu bisa hubungin aku. Nanti kalau kamu udah beneran fix aku bakalan info ke kakak aku supaya kamu bisa langsung wawancara sama dia." Kata Felix menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tutor In Love
Romanzi rosa / ChickLitZelina yang tengah mengalami masalah finansial terpaksa menerima tawaran pekerjaan menjadi tutor untuk seorang anak berusia 8 tahun yang ternyata merupakan anak dari dosennya sendiri. Ingin mengundurkan niat tapi isi dompet berkhianat. Lalu bagaima...