Boleh banget pencet bintangnya, gratiss
Happy Reading
*
*
*
Tak terasa kali kini Zelina sudah memasuki akhir semester enam. Kesibukan menjadi mahasiswa akhir semakin menjadi-jadi. Kemarin saat liburan semester lima ke enam dia sudah menyelesaikan magangnya.Beruntungnya dia memiliki Eron sebagai bosnya. Dimana Eron sangat meringankan pekerjaannya untuk dia fokus pada magangnya. Saat akan ijin magang tiga bulan lalu ia merasa gelisah takut jika Eron tidak memberikan ijin parahnya lagi jika ia disuruh mencari pekerjaan lain. Tapi untungnya dengan sangat pengertian Eron mengijinkannya magang diluar kota selama satu bulan tanpa ada acara pecat memecat.
Tiga bulan belakangan ini juga Mama Eron rutin mengunjungi rumah anaknya siapa lagi kalau bukan bosnya itu. Kadang bukan Eron yang dicari oleh Tina melainkan dirinya. Kadang mencarinya untuk diajak masak bersama, belanja bersama, bahkan pernah sekali ia diajak spa juga.
Sekarang mungkin sudah agak jarang karena Eron melarang mamanya untuk mengajaknya kesana kemari karena dia tengah mempersiapkan ujian magangnya.
Mungkin bagi kalian yang belum tahu, di kampusnya beberapa fakultas memang mewajibkan adanya ujian magang tapi ada juga yang tidak, inilah yang membuat fakultasnya terasa beda.
Saat sedang asik menyiapkan presentasi yang akan digunakan saat ujian nanti tiba-tiba layar laptopnya gelap gulita.
Zelina langsung berdiri dari tempat duduknya.
"ih laptop gue kenapa njirr ?" Ucapnya panik.
Ia mencoba untuk tenang dan berpikir positif mungkin laptopnya kehabisan daya atau bagaimana, tapi setelah dipikir tadi dia sempat mencharge laptopnya.
Dicobanya untuk menancapkan charger pada laptopnya, tapi tetap tak menyala.
"Duh gimana dong ini?" Ucapnya kalut.
Zelina kebingungan sampai dirinya sendiri menjambak rambutnya berusaha memikirkan cara supaya laptopnya menyala.
Pikirannya seketika buntu. Tapi tiba-tiba pikirannya menyebutkan nama Eron.
"Iyaa-Pak Eron mungkin bisa bantu benerin." Gumamnya lagi sambil menjentikkan jarinya.
Langsung saja saat itu juga dirinya mengecek jam dan memastikan biasanya Eron masih berada di ruang kerjanya. Segera ia meluncur dari kamarnya turun ke lantai bawah dan mengetuk pintu ruang kerja Eron.
Tak sabar karena tak mendapat tanggapan dari dalam sekali lagi dia mengetuknya.
"Iyaa." Jawaban dari dalam dan tak lama muncul Eron yang membukakan pintu dengan wajah lesu dan terlihat matanya yang memerah khas orang dipaksa bangun saat lagi enak-enaknya tidur.
"Pak tolongin saya, laptop saya tiba-tiba mati gitu aja layarnya gelap gak bisa di apa-apain. Saya udah coba hidupin lewat tombol power berkali-kali juga enggak bisa, padahal empat hari lagi saya ada ujian magang, gimana nih Pak?" Ucapnya panjang lebar disertai raut muka yang menahan tangis.
Eron mengerjapkan matanya mencoba mencerna ucapan yang dilontarkan Zelina panjang lebar. Sekilas ia dapat menangkap maksud Zelina tapi nyawanya masih belum seratus persen kembali.
"Kamu ngomongnya jangan cepet-cepet saya bingung." Kata Eron lantas berjalan ke arah dapur dibuntuti oleh Zelina.
"Pak tolong benerin laptop saya ya-ya?" Ucapnya sambil menyatukan kedua telapak tangannya memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tutor In Love
ChickLitZelina yang tengah mengalami masalah finansial terpaksa menerima tawaran pekerjaan menjadi tutor untuk seorang anak berusia 8 tahun yang ternyata merupakan anak dari dosennya sendiri. Ingin mengundurkan niat tapi isi dompet berkhianat. Lalu bagaima...