25. Mas?

8.9K 532 51
                                    

Hallo kabar gembira buat kalian semua chapter 26 dan 27 Tutor In Love berikutnya sudah bisa di baca dulu di Karyakarsa

Link? Ada di bio aku yaa

Happy Reading

*

*

*

Kenapa orang kaya selalu hobi mengadakan pesta atau perayaan, Zelina masih tak paham dengan semua itu. Sama seperti saat Eron yang mengajaknya untuk menjadi pasangan di perayaan perusahaan keluarganya atau lebih tepat perusahaan milik kakek Eron.

Bukannya tidak ingin ia hanya sedikit takut mengingat saat ini ia dan Eron menjalin kedekatan dalam artian ia memberi kesempatan kepada Eron untuk mendekatinya, dan apa ini bertemu dengan keluarga besar Eron?

Jiwa-jiwa insecure dalam diri Zelina tiba-tiba keluar saat baru saja ia mengetahui bahwa keluarga Eron merupakan orang yang sangat berpengaruh.

Pamungkas Group

Siapa yang tidak tau perusahaan itu, perusahaan yang bergerak di berbagai bidang yang didirikan oleh Abaz Pamungkas yang tak lain adalah Kakek Eron.

Bagaimana bisa Zelina baru tau akan fakta tersebut, nama belakang Eron juga menyandang nama Pamungkas. Hingga kini Zelina masih meruntuki dirinya sendiri kenapa otaknya bekerja sangat lamban sekali.

Tadi Eron tiba-tiba menghampirinya dan dengan santainya tanpa berbasa-basi terlebih dahulu ia langsung mengajaknya untuk datang sebagai pasangan di acara anniversary perusahaan keluarganya.

"Saya boleh nolak?" Tanyanya setelah selesai mendengar permintaan Eron

"Jawabannya hanya ya dan mau tidak boleh ada jawaban selai itu." Mutlak Eron sambil menatap Zelina.

"Disana nanti ada keluarga besar bapak dong, saya-" ucapannya terputus

"Saya sangat serius dengan kamu Zelin, dan sebagai langkah awal saya ingin memulai dengan mengenalkan kamu pada keluarga besar saya, kamu mau kan?"

Blusssh

Zelina tak mengira Eron akan mengambil tindakan yang membuat hatinya menjadi hangat.

Bohong jika Zelina tidak merasakan apapun terhadap Eron setelah semua hal yang mereka lalui karena setiap saat jantungnya berdetak lebih kencang saat dekat dengan Eron.

Apakah sudah saatnya ia percaya bahwa laki-laki di depannya ini adalah pria yang tepat?

Akhirnya dengan perlahan Zelina mengangguk menyetujui permintaan Eron.

Eron tersenyum senang lantas tangannya terulur mengusap surai indah gadisnya itu dan tak lupa memberikan kecupan pada kening Zelina.

"Terimakasih banyak."

"Ah dan satu lagi." Lanjutnya

Alis Zelina terangkat sebelah menanti perkataan Eron.

"Kalau boleh jangan panggil saya Bapak, saya rasa saya masih belum setua itu untuk dipanggil Bapak oleh kamu!" Pintanya

Zelina sontak berusaha sekuat tenaga menahan senyumnya. Ia sampai berdehem untuk menghentikan sudut bibirnya yang akan tertarik.

"Lah kan bapak dosen sekaligus bos saya." Ucapnya dengan nada yang dibuat sok polos.

Eron berdecak tak suka lantas menarik Zelina yang duduk di ujung sofa agar dapat disandarkan pada dada bidangnya, dipeluknya sang gadis di sampingnya ini yang tengah kaku merespon tindakan Eron.

"Panggil mas ya?" Pinta Eron sekali lagi.

"Hmmm?" Gumam Zelina sambil mendongakkan kepalanya menatap leher jenjang Eron.

Eron menunduk membalas tatapan Zelina.

"Panggil mas, sayang."

- - -

"Saya gugup banget Pak- eh Mas." ucap Zelina saat akan menuju hall tempat perayaan diadakan.

"Aduh aneh banget manggil Pak Eron, Mas." katanya sembari menutupi mukanya dengan kedua tangan.

Eron mengulum senyumnya gemas sekali dengan tingkah Zelina saat ini. Ia juga dapat merasakan aliran darahnya berdesir saat panggilan Mas disematkan oleh Zelina di ujung katanya.

Saat itu juga ditariknya tangan Zelina untuk ia genggam. Dengan gerakan lembut ia mengelus punggung tangan Zelina dan berkata.

"Saya suka saat kamu menyebut saya dengan panggilan Mas."

Zelina menatap Eron yang juga kali ini menatapnya. Ia masih tak menyangka apakah benar pria di depannya ini sekarang adalah pasangannya?

"Jangan natap saya kayak gitu!" pinta Zelina yang dibalas dengan Eron yang semakin menarik senyumnya.

Didekatkan wajahnya untuk memperhatikan setiap inci wajah Zelina yang ada dihadapannya. Ia tidak tahan lagi untuk tidak mengecup bibir tersebut.

Satu kecupan akhirnya mendarat pada bibir Zelina yang membuat sang empu melotot kaget kepada Eron.

"Pak!" Ucapnya yang terkejut

Cup

Lagi-lagi kecupan tersebut mendarat ke bibirnya.

"Mas, Zelin!" Kata Eron mengingatkan.

"Bisa gak jangan bikin saya jantungan tiba-tiba kayak gitu!" ucap Zelina dengan mimik kesalnya. Kesal karena Eron membuat ia spot jantung dengan aksi yang super tiba-tibanya.

Eron terkekeh geli lantas memberi jarak sedikit tanpa melepaskan rengkuhannya.

"Apakah saya harus ijin dulu saat mau mencium kamu?" Tanya Eron dengan sangat terus terangnya membuat wajah Zelina memerah seketika karena malu.

Zelina mendelik seketika, ia berpikir sejak kapan Eron menjadi banyak bicara seperti ini seingatnya dulu Eron adalah dosen yang sangat irit kalau bicara dan sekarang? Bahkan sekarang Eron sangat berani menggoda Zelina.

"Iih ngeselin!" Kesal Zelina sambil menghentakkan kakinya dan pergi terlebih dahulu meninggalkan Eron yang masih tinggal dengan tawanya.

"Sayang tunggu, saya boleh cium kamu?" Teriak Eron yang mulai mengikuti Zelina.

Zelina menoleh kesal ke arah belakang.

"ENGGAK!!!" sentaknya

Dapat ia dengar tawa Eron meledak memenuhi ruangan disekitarnya. Sungguh Eron sangat terhibur dengan gadisnya. Mungkin membuat Zelina kesal sekarang akan menjadi hobi favoritnya.

* * *
-TBC-
Part full dengan Eron dan Zelina ygy

Masih up di wattpad? Tentu dong mungkin yang beda durasinya aja lebih cepet di sebelah

Jadi jangan risau kalau mau lanjut baca cek bio aku yaaa

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

16 Maret 2023

Love
antika003

Tutor In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang