8. Tipsy=sex 🔞

7.4K 114 0
                                    




Kkultarae 8. Tipsy=sex 🔞



Jumiati pov.

Hatiku menghangat hanya dengan mendengar kalimatnya barusan. Mungkin aku memang tipe wanita yang terlalu mudah menjatuhkan diri untuk begitu saja percaya pada orang yang baru kukenal. 

Namun, dengan mengamati bagaimana dari waktu ke waktu dia mulai semakin menarikku ke dalam rengkuhannya. Bagaimana dia membuka perlahan tabir yang selama ini kututup rapat dan hanya kunikmati sendiri setiap kali remasan mencengkeram kuat dadaku ketika mengingat semua kebodohanku. 

Kurasa saat ini aku telah memutuskan hal yang benar, kuharap benar menurut dunia.

"Yeobo!" bisikku lirih.

"Hem? Belum bisa memejamkan mata, Buin?"

"Tidurlah dulu!" ucapku dengan beralih untuk memunggunginya.

Bukan marah karena pertanyaannya, tapi aku sadar bahwa sulit tidur adalah masalahku sendiri. Wanitaku tidak harus meladeniku.

"Buin?" ucapnya berbisik. Lalu kurasakan tengkuk leherku meremang, karena hangat napasnya menyembur ketika kata dari mulutnya terucap. 

Alexei telah beringsut mendekat tanpa kusadari. 

"Nghhh-Yeobo!" Tanpa sadar mulutku melenguh saat memanggilnya sayang. Aku suka seperti ini. Rasanya aku tidak sedang sendirian di dunia yang asing ini.

"Aku mau kamu!" ucapnya lagi. Kemudian kurasakan kecupan lembut mendarat menyapa kulit tengkuk leherku yang masih meremang. Bibirnya yang tebal mengecup perlahan untuk berdiam di sana dengan napas yang terdengar sedikit kasar. 

Aku mengingat dengan jelas bahwa malam ini tidak seharusnya kuhabiskan dengan semua kisah recehku. Tapi, sikapnya yang hanya terlihat mengiringiku dari sore tadi membuatku semakin nyaman dan bersikap semauku. Aku mau tidur, aku mau hanya bermanja dalam suasana romantis. 

Di saat yang sama aku juga mau dia menyamankanku. 

Aku tahu diri, meski saat ini aku tidak dapat menjawab kata cintanya bukan berarti rasa itu tidak ada. Hanya saja, aku butuh untuk meyakinkan diriku bahwa dia pantas untuk jawabanku. 

Bahkan jika berada di titik 'menikah' bukan masalah untukku. Hal penting apapun di dunia tidak bisa merantai kakiku, tidak dapat mengikat jiwa bebasku. Aku tidak nyaman, maka berlari adalah pilihanku.

"Kau-ahh-tahu bahwa aku milikmu, Yeobo! Nghhh!"

"Kau lelah, hem?" tanyanya dengan dada yang kurasakan berdebar ketika kulitnya yang terhalang piyama menempel punggunggku.

"Aku juga-ahh-aku juga … mhh-mau kamu, Alexei-ahhh!" Lirih, mulutku mendesah karena bibirnya mengecup dan berdiam di titik sensitifku untuk menghisapnya kuat.

Sementara jari-jari rampingnya meraba dan menyusup ke dalam piyama yang membungkus tubuhku.

Aroma minuman beralkohol tadi sore masih menguar pekat dari mulutnya. Meski aku tahu bahwa Alexei masih sepenuhnya sadar, tapi tidak dengan nafsunya.

Beberapa orang mungkin memiliki toleransi tinggi terhadap alkohol, tapi bagaimanapun minuman itu tetap dapat memicu lonjakan gairah. 

"Buin-ahhh-Buin-mmhhh!"

"Nghhh-aku milikmu, Yeobo-sshhhh-ahhhh!"

"Kau suka aku menciumimu seperti ih-ni-aahhhh?"

"Sshh-itu terasa perih, Yeobo-mhhh-tapi-ahhh nikmat!"

Aku bahkan menjawabnya dengan desahan tak tahu malu. Tubuhku menggeliat menahan nikmat.

Bagaimana aku bisa menghindar dari rasa yang merangkak naik ini. Ketika jari-jarinya memilin dan meremas perlahan payud*raku bergantian. Bibirnya mengecup untuk menghisap kuat setiap senti kulit tengkuk leherku, dengan menggigitnya kecil. Sudah pasti meninggalkan bekas kemerahan. Kim bahkan belum pernah melakukan ini padaku. 

Setiap sentuhan Alexei selalu bagai mantra yang membuatku takluk oleh pesonanya. Aku wanita murahan …, aku yakin itu.

"Yeobo-nghhh-just fuck mehhh-nghhh-aku telah sangat basah-mhhh-sshhhh!" Lirih kubiarkan mulutku kembali merintih memohon lebih. Aku kalah.

Saat ini meski bukan karena pengaruh alkohol, tubuhku telah begitu terasa panas oleh gejolak di dalam diriku yang mungkin bisa terbakar kapan saja.

Aku berbalik dan menatap mata sayu dari wanitaku. Sungguh bodoh diriku membuatnya menunggu untuk hak yang memang dimilikinya atas tubuhku.

Sengaja aku melucuti pakaianku dengan serabutan, lalu dengan rasa bersalah kubuka paksa piyama yang membungkus tubuhnya. Alkohol yang membuatnya membiarkanku melakukan mauku, atau mungkin sengaja dia mengiringi mauku.

Alexei hanya menatapku dengan sayu. Napasnya terdengar berat dan kasar, di angkatnya tubuh bagian bawahnya membantuku melepas dalaman hitam yang membungkus aset berharga miliknya.

_______________________


Jumiati pov.

"Kau suka?" tanyanya memastikan bahwa aku puas.

"Bagaimana denganmu?" tanyaku balik.

Lalu kami tertawa kecil untuk pertanyaan yang tidak butuh jawaban.

"Peluk aku hingga pagi, Yeobo! Lalu berjanjilah untuk tidak pernah membuatku berpikir bahwa aku bukan satu-satunya dalam hidupmu!"

"Pasti, Buin! Hanya dirimu–Kkultaraeku!" jawabnya berbisik, yang membuatku mengangkat wajahku untuk menatapnya.

"Kau mengatakan itu sebelumnya!" ucapku random.

Lalu kami bergelung di dalam selimut denganku yang berada dalam rengkuhannya. Hanya obrolan random yang tidak penting karena mataku telah mulai mengantuk. Mulutku menjawab dengan sekenanya. 

"Yeobo!"

"Hem, kau tidak nyaman, Buin?"

"Aku bahagia."

"Akan kupastikan kau merasakan itu setiap waktu."

Suaranya semakin lamat kudengar, bahkan aku telah hilang dari sadarku ketika mengatakan bahwa aku tidak mau dia membawa wanita lain untuk mengandung putranya.

"... karena aku tidak ingin kau memperhatikan wanita lain itu saat hamil. Aku akan mati untuk itu, Yeobo!"

tbc




Kkultarae (GxG) - 🔞 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang