chapter 3. Please stay with me, Miia

3.1K 160 2
                                    





Kkultarae 3. Please stay with me, Miia

Jumiati pov.

Aku memang terlalu ceroboh.

Mudah sekali percaya pada orang asing, meski dia terlihat sangat bijak. Tapi, bukankah aku memang terlalu mudah menjatuhkan diriku untuk percaya begitu saja. 

Kurasa jiwa miskinku memiliki alarm jika itu berkaitan dengan kata 'gratis'. Ck ... aku telah memandang rendah diriku sendiri dalam hal ini.

Tapi sumpah, bahkan tanpa maju dengan banyak kata pun dia telah merampas atensiku, dia juga mencuri rasa percayaku dalam hitungan menit.

"Hem, kau menang Alex-ssi!" ucapku menyerah.

"Hanya Alex."

"Dia wanita, dan untuk pertama kalinya dalam hidupku berani mengakui orientasi seks menyimpang yang kumiliki," ucapku menatap dirinya, lalu aku menjatuhkan tatapanku dengan merasa rendah diri, "aku suka--"

"Aku juga!" ucapnya memotong pembicaraanku.

"Lalu suamimu? Kau menikah dengan pria, 'kan?"

"Aku punya alasan untuk itu."

"Aku belum pernah disentuh olehnya," ucapku dengan membela diri. Tatapan matanya yang mengamatiku saat ini seolah tengah menghakimiku.

"Apa aku bertanya soal itu?"

"Ah-aku terlalu jujur, ya?" tanyaku malu. 

"Mungkin itu alasannya meninggalkanmu," ucapnya datar, "karena dia hanya fokus pada sentuhan, dia begitu berharap dapat memuaskan nafsunya terhadapmu. Hanya tentang seks."

"Hem, aku paham. Selama ini kami sering melakukan VC seks, lalu apa bagusnya hal tersebut untuknya yang pernah atau mungkin sering melakukan secara langsung dengan femme sebelum atau mungkin selain aku di saat kami LDR. Who knows ...," ucapku sambil mendesah lirih, "di dunia yang luas ini sepertinya hanya aku femme terbodoh yang mau melepaskan kehidupan normalku di Indonesia hanya demi seseorang yang bahkan baru kutemui, demi cinta yang meski dalam hitungan tahun tapi semu. Benar ... setiap perasaan yang muncul atas chat, panggilan suara, bahkan video call adalah abu-abu. Karena nyatanya, dalam dunia maya segalanya bisa saja disetting. Ck ...," lanjutku.

"Karena dia telah memiliki jam terbang tinggi, sedang kau baru pertama kali melepaskan rasa tak wajar yang kau simpan erat selama hidup. Ibarat telur yang menetas lalu bertemu siapa saja. Siapa saja yang kau temui pertama kali pasti kau yakini bahwa dia indukmu," ucapnya dengan tenang. 

Lalu aku mengiyakan dalam hati dan memilih untuk diam. Sesungguhnya apa yang dikatakannya adalah benar, ... dari semua ini aku adalah pemula yang bodoh. Kukira di dunia belok tidak akan kutemui hal seperti ini.

"Bukankah seharusnya setiap pasangan belok akan lebih posesif dan setia?" tanyaku tiba-tiba.

"Kau sungguh berpikir seperti itu?"

Aku mengangguk. "Setiap dari kami akan sulit menemukan partner yang memang kurang dari 1% 'kan?"

"Lalu grup chat di medsos?" tanyanya yang membuatku terkesiap dan tersadar.

Kkultarae (GxG) - 🔞 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang