21. Aku pulang 🔞

731 33 4
                                    




Kkultarae 🔞21. Aku pulang

Alexei pov.

"D*mn!" geramku berbisik. 

Seketika kurasakan udara di sekitarku menipis, aku tidak yakin mereka dapat memenuhi rongga paru-paruku karena saat ini aku menjadi terengah dan mulai bekerja lebih berat untuk sekedar menghirup.

"Wae?" Suara serak, terdengar parau seakan pita suaranya terkikis oleh udara yang membelainya dengan kasar, "menunggu apa lagi, Mom?" tanyanya lagi yang semakin menyalakan kobaran api di dadaku.

Mulutnya menampilkan senyum dengan sedikit seringai seperti lawan yang tengah menantangku, sementara matanya menatapku sayu–menceritakan hal lain. Mata istriku tengah memohon untuk sentuhan hangat.

Aku mendekatinya, setiap inci kakiku bergerak memangkas jarak di antara kami, setiap dari mereka membuat jantungku berdegub keras, berdenyut kian berantakan.

Jari-jari lentiknya bahkan mulai membuka piyama yang hanya atasannya saja itu lalu dengan tidak sabar membuangnya sembarang. Telingaku dapat mendengar deru napasku sendiri, jangan ditanya bagaimana debar jantungku telah menggema, mungkin seseorang di depanku ini bahkan bisa menangkapnya.

Kuraih tubuh berisinya untuk mendekapnya agar tenggelam dalam pelukanku, tak lagi kutahan bibirku untuk mengecup bibirnya dengan mesra ketika dia mendongak menyuguhkan.

Miia memejamkan matanya menyambut bibirku yang memagutnya dengan lembut. Aku tahu dia ingin lebih dan lebih kasar dari ini, tapi jiwa dominan dalam diriku bisa menahan, aku merasa bagai alpha yang harus menahan diri dari menghancurkannya saat ini juga.

Sesungguhnya aku telah dan tengah menahan panas yang membelai belahan bawahku. Kurasakan basah sejak beberapa puluh detik lalu.

Seperti sebelumnya, dan selalu seperti ini, aroma seksi merebak dan menguar dari kulitnya.

Bibirnya menggodaku untuk bermain sedikit nakal, membelai lembut untuk menggelitik hasratku. Kulihat kilat sayu di matanya hingga tanpa sadar lidahku menerobos begitu saja menyusup melewati bibirnya saat dia mengerang kecil oleh lumatan bibirku, membiarkanku menggoda lidahnya agar menari dan membelitnya. Miia mengulumnya dengan lembut, lalu sedikit mengejutkan aku oleh hisapan yang membuatku mengerang nikmat.

Tuhan, aku telah sangat basah.

Musik Hindi yang masih mengalun dengan lembut meski telah bergulir dari track-nya memberi sensasi tersendiri malam ini. Miia masih menggerakkan pinggulnya seolah musik mengiringi setiap gerakannya yang menuntun tanganku untuk meraba dan mengusap punggungnya lalu merambat turun mencari dua gundukan bulat penuh miliknya untuk meremasnya gemas.

"Akhh--"

"Kau suka, hem!" tanyaku dengan napas memburu setelah pagutan kami terputus.

Saat ini bibirnya telah melumat dan mengerjai lekuk leherku, aku tahu dan dapat merasakan bahwa kakinya tengah berjinjit karena dia telah menumpukan berat badannya padaku. 

Napas beratku memburu, sementara jari-jariku yang masih memuaskan hasrat meremas pantatnya membuatku pasrah dan membiarkannya mengambil apapun dariku; membiarkan bibirnya melumat, mengecup, menghisap dengan menggigit gemas setiap senti kulit leherku.

Kkultarae (GxG) - 🔞 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang