Pesta yang mereka hadiri sekarang terlihat lebih mewah dari sebelumnya. Suasananya juga meriah.
Pesta yang dilaksanakan di mansion besar ini dihadiri oleh orang-orang penting, seperti mafia kelas kecil dan atas dari seluruh luar negeri.
Semua bodyguard mengatur formasi mereka ditempat jaga. Masing-masing berada di spot yang berbeda, dengan mata tetap tertuju kepada Kinn yang sedang duduk bersantai, sendirian.
Ia terlihat berbicara dengan salah satu pria muda dengan muka flirty terhadap Kinn.
Porsche mendapat giliran untuk berjaga dekat dengan Kinn, dan ketika ia melihatnya dengan pria lain, membuat hatinya terpotek.
Namun ia harus tegar dan fokus karena ia sedang bekerja, "Semuannya aman dan terkendali?" Big bertanya kepada semua bodyguard lewat alat komunikasi ditelinganya. "Ya, semuanya damai dan tentram." Konfirm Porsche, "termasuk Kinn haha" Semua terkekeh. "Baiklah semua fokus pada target" Tanpa ba-bi-bu, mereka langsung berhenti berbicara dan fokus pada pekerjaannya.
Tak berselang lama, Porsche melihat seorang pelayan laki-laki yang memberikannya minuman kepada petinggi mafia lainnya, termasuk Kinn.
Ia tidak menaruh curiga sama sekali karena pelayannya terlihat ramah kepadanya.
Tapi Porsche tidak mengetahui bahwa pelayan tersebut adalah mata-mata suruhan musuh keluarga Teerapanyakul.
Dalam waktu yang sama, ada seorang wanita yang menghampiri Porsche. Tentu saja Porsche langsung terkesima dengannya. Tanpa mengetahui bahwa ia juga seorang mata-mata dengan suruhan yang sama.
Rambutnya bergelombang berwarna kuning keemasan. Ia memakai baju dress berwarna abu-abu dengan hiasan kerlap-kerlip. Dilihat dari mukannya, ia seperti orang barat.
Wanita itu menyapanya. Mereka pun berbincang-bincanh dan mengajaknya minum2.
Hingga Porsche yang tergoda membuatnya berpikir dunia sedang baik-baik saja.
Kinn meminum minuman yang diberi oleh sang pelayan tersebut. Pelayan tersebut pergi secepat mungkin.
Namun tiba-tiba saja, kepala Kinn terasa ditusuk oleh puluhan paku, membuatnya mengerang.
Ia mulai bernafas tidak karuan dan segera pergi ke toilet seorang diri.
Hal ini memberikan kesempatan emas buat para musuhnya untuk membunuhnya.
Setelah beberapa lama, Porsche dan wanita itu sudah selesai berbincang. Tak lupa wanita itu mengodanya sebelum pergi darinya, membuat Porsche tersenyum.
Kemudian, Porsche kembali ke dalam dunia realitanya. Ia melihat ke arah meja Kinn dan bossnya sudah tidak ada disana.
ia melihat ke sekitar, namun hasilnya sama saja. Porsche panik dan memanggil semua kawan seperjuangannya, "Kawan-kawan, apakah kalian melihat Khun Kinn??" tanyanya panik.
Para bodyguard melihat meja Khun Kinm yang duduki semula dan ya, ia tidak ada disitu. Mereka melihat-melihat sekitar, dan hasilnya sama seperti Porsche.
Pikiran mereka yang awalnya fokus, berubah menjadi berantakan.
Rasa cemas, takut, dan panik sudah mengendalikan mereka.
"A-apa kau bilang?" tanya Big, "Porsche dia tidak ada ditempatnya!"
"Sialan Porsche, dia tidak ada disini!" panik Pete. "kami melihat-lihat sekitar dia tidak ada"
Pete, Arm, dan Big pun saling bertatapan satu sama lain. "Porsche, aku juga tidak melihatnya, apalagi kau..." kata Arm cemas. "Kau ini sudah bermata empat kukira pengelihatanmu sudah jernih.. " gerrutu Porsche.
Arm sedikit kesal mendengarnya, "Ugh, brengsek kau!"
Porsche berusaha untuk memutar otak. Tiba-tiba ia teringat akan CCTV, "Kalian, mari kita ke CCTV! Kita cari dia sampai ketemu!" mereka pun berpisah dari spotnya dan mulai membentuk kelompok. "Kinn, kau ada dimana?" batin Porsche. "Kinn, maafkanlah aku.. Bertahanlah, aku akan menemukanmu.. " mereka dibentuk dua kelompok.
Kelompok satu mencari disekitaran mansion, dan kelompok kedua memeriksa CCTV. Porsche, Arm, Big dan Pete adalah anggota kelompok dua.
Porsche melihat setiap monitor CCTV dan akhirnya ia melihatnya pergi ke toilet dengan jalan yang sedikit terhuyung-huyung. "aku menemukanmu.." batin Porsche senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)
Romancecerita tentang porsche yang jatuh hati pada boss mafia arrogan dan playboy, Kinn annakin teerapanyakun. Namun kinn seperti tidak acuh pada perasaanya, dan malah meninggalkannya sebatang kara tanpa mengetahui bahwa porsche sedang mengandung anaknya...