Bab 20

913 78 3
                                    

Wah, double up nih kiddos




Rumah sakit yang mereka datangi ramai dengan pengunjung. Sebagian dari mereka adalah remaja perempuan.

Mungkin tujuan mereka sama dengan Porsche, dan mereka sedang duduk menunggu giliran bersama dengan dua laki-laki itu.

Porsche awalnya agak nervous karena ini pertama kalinya ia merasakan hal ini, "V-Vegas aku agak takut..." katanya dengan nafas yang terengah-engah karena jantungnya berdetak dengan cepat.

Seperti biasa, Vegas berusaha untuk menenangkannya sebisa mungkin, "Aku tahu, tenang yah? Aku disini bersama denganmu." juga seperti biasa, Vegas memberikan tangannya kepada Porsche untuk ia pegang sebagai obat penenangnya.

"Atas nama Porsche Kittasawasd!" akhirnya sang perawat memanggil mereka.

Mereka dipersilahkan untuk masuk keruangan khusus yang Porsche tidak pernah lihat sebelumnya.

Salah satu dari perawat memerintahkan Porsche untuk memakai baju operasi.

Ia segera memakaikannya. Namun setelah itu, ia merasakan perasaan campur aduk didalam pikirannya yang muncul secara tiba-tiba.

Hal inj membuatnya menjadi mulai gundah. Oleh karena itu, ia menjadi bingung dengan perasaan ini, "S-sialan ada apa ini?.." batinnya.

Dua perawat mengarahkan jalan untuknya ke ruang operasi. Vegas juga turut menemaninya.

Awalnya perasaan itu masih tetap bisa ia tolerir dengan melawannya.

Tapi setelah sang perawat itu berkata, "Baik tuan, anda dipersilahkan untuk masuk keruangan ini" sambil menunjukan ruang operasi yang pintunya dibukakan lebar seolah mereka telah menunggu Porsche, perasaan tersebut menjadi meningkat dan membuat Porsche menjadi tidak kuat lagi.

Nafasnya menjadi semakin tidak karuan, dengan detak jantung yang sangat cepat daripada awal. Ia juga merasakan tidak enak didalam perutnya.

Sang anak didalamnya seperti sedang menangis dan menjerit minta tolong kepada ibunya untuk tidak membunuhnya, walaupun ia berukuran kecil.

Sebab keinginannnya adalah untuk melihat dunia asli beserta orangtuanya.

Porsche langsung menyadari bahwa tindakannya salah.

Air matanya tumpah dipipinya tetes demi tetes, dan ja menangis kencang dengan perasaan bersalah yang menamparnya itu.

Ia segera menolak sesi operasinya itu, "TIDAK, AKU TIDAK MAU MEMBUNUH ANAK INI!!" ia berteriak hingga dua dokter yang mengarahkannya harus memegang kedua tangannya.

Vegas jelas terkejut dengan apa yang ia lihat. Kejadian ini terjadi diluar ekspetasinya.

Ia sudah mengharapkan untuk bersama dengan Porsche, bahkan ia tidak sabar dengan hari ini.

Namun sepertinya ia melakukannya dengan cara yang salah dimata orang lain.

Mau tak mau, ia harus menyembunyikan perasaan kesal dan sedihnya itu darinya.

Semua Harapan dan penantiannya sirna, berubah menjadi debu.

Setelah kejadian itu, Porsche menolak untuk diantarkan balik ke mansion oleh Vegas, dan memutuskan untuk memakai taksi saja.

---

Vegaa sudah pergi meninggalkan Porsche. Hanya menyisakannya seorang diri dihalte menunggu kedatangan sopir taksi yang ia pesan.

Dengan masih ada perasaan bersalah, ia mengelus perutnya yang berisikan keturunan Kinn.

Rasa tidak enak diperutnya menjadi berkurang walaupun masih ada.

Sepertinya sang anak masih dalam keadaan tidak baik karena aksi ibunya itu.

Setelah menunggu selama beberapa menit, sang sopir telah sampai dan Porsche langsung masuk kedalam mobil.

Ketika sopir kembali menjalankan mobilnya, Porsche melihat kearah perutnya dengan tangan yang masih lengket disitu, "Nak, maafkan papa karena sudah teledor ama kamu..

Papa sayang ama kamu.. Maafin papa, yah?.." batinnya dengan air mata yang telah tumpah satu dipipinya.



Bagaimana sodara2 mental sudah aman? :')

Maaf yah kalo misalnya chapter sebelumnya pendek, jadi sebagai ganti aku bikinin chapter baru. Jadinya double.

Also, mohon maaf bila ada kata yang menyinggung... Atau bahasa yang terbata-bata

Tetep tunggu kelanjutannya yah! stay tuned and bayyy~~

-Hans, out-

Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang