Porsche sedang bersantai didormnya karena tidak ada pekerjaan yang harus ia lakukan saat itu.
Ia sedang duduk di sofa, menonton Tv sambil makan es krim stroberi yang masih dalam satu kemasan.
Jujur, awalnya ia tidak begitu suka dengan makanan manis-manis. Tapi karena ini adalah permintaan anaknya, Porsche seperti sedang dikontrol olehnya.
Bukan hanya itu saja, ia sering mengalami mood swing hari-hari ini. Sebuah gejala dimana perasaannya berubah-rubah setiap waktu.
Hal inilah yang membuat pete geleng-geleng. Namun ia harus mengerti bahwa inilah yang dirasakan oleh ibu hamil diluar sana.
Saat Porsche sedang menikmati waktu istirahatnya, tiba-tiba Pete datang dan memanggilnya, "Khun Korn memanggilmu sekarang, Porsche." katanya.
Porsche yang merasa bahwa kesenangannya direnggut begitu saja langsung badmood.
Ia menghela nafas dan memasang muka cemberut, "Untuk apa boss besar memanggilku?" tanyanya dengan nada sewot.
Pete tahu bahwa perasaan Porsche tidak baik-baik saja setelah ia mengatakan itu, "Dia hanya ingin berbicara kepadamu. Sudahlah, turuti saja perintahnya.."
Dengan malas, Porsche bangun dari duduknua dan mengganti pakaiannya menjadi formal.
Ditengah-ditengah ganti baju, Porsche menyadari bahwa celananya mulai tidak muat karena bayinya yang terus memakan ruang demi bertumbuh.
Otot-ototnya perlahan menghilang dari badannya. Dua masalah itu jelas membuatnya kerepotan, "Haduh, nak. Papa cuma ingin bekerja.." gumamnya sambil melihat keperutnya.
Mau tak mau, dengan perasaan malu ia harus minta celana yang lebih panjang ke Pete.
Untung Pete mengerti akan keadaannya, jadi ia memberikan celana yang ukurannya lebih besar kepadanya.
Porsche memakai celana barunya. Setelah selesai, ia melihat ke arah cermin dengan muka tidak terima dengan tubuhnya yang sekarang, "Aku gemuk..."
---
Berjalan dengan hati-hati, ia akhirnya sampai ditempat tujuan tanpa ada rasa mual-mual atau lainnya.
Disana, Chan, bodyguard kesukaannya setia menemaninya disamping, sedangkan Khun Korn sedang sibuk melakukan hobinya, yaitu poetry.
Namun karena Porsche sudah ada didepannya, ia merubah pandangannya kepadanya,"Halo, Porsche. Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanyanya ramah.
Porsche menangguk, "Ya sedikit, Khun Korn" jawabnya, "Walaupun aku masih mengalami mual-mual dan muntah-muntah dipagi hari. Tapi tidak separah seperti dulu."
Khun Korn mengganguk mengerti. Senyumnya terlukis diwajahnya.
Ia begitu senang dan lega dengan keadaan Porsche yang sepertinya mulai membaik, "Ah, baguslah kalau begitu. Kau ada kemajuan." katanya.
"Jika sudah sembuh dan dirasa sudah siap untuk bekerja kembali, katakan saja kepada saya, yah? Jangan paksa jika dirasa belum.."
Porsche tersenyum. Ia merasakan vibe yang nyaman dari orang-orang disekitarnya, "Terimakasih, Khun Korn." katanya sambil memberinya hormat dengan membungkukan badannya.
"Pergilah, jangan makan yang tidak sehat. Ini semua demi keadaanmu." nasehatnya, "Aku masih memerintahkan para perawat untuk memberimu obat, dan para koki untuk membuat makanan sehat untukmu."
Porsche mengganguk mengerti dan pergi darinya.
Ya, sesi itu cukup pendek. Porsche sudah berjalan pergi darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)
Romancecerita tentang porsche yang jatuh hati pada boss mafia arrogan dan playboy, Kinn annakin teerapanyakun. Namun kinn seperti tidak acuh pada perasaanya, dan malah meninggalkannya sebatang kara tanpa mengetahui bahwa porsche sedang mengandung anaknya...