Bab 3

857 92 0
                                    

Kinn berjalan ke toilet umum dengan terhuyung-huyung. Ia menggunakan tembok dan benda disekitarnya sebagai alat bantunya. "Sialan, obat jenis apa yang dicampurkan oleh pelayan brengsek itu???" batinnya kesal.

Ia masuk ke toilet dan langsung mencuci mukannya.

Kepalanya semakin sakit daripada yang pertama kali. Jantungnya berdebar-debar kencang, dan nafasnya semakin tidak teratur. Ia rasanya seperti habis berlari marathon.

Kemudian, tubuhnya terasa agak panas. Ia melepaskan dasi dan kancing kemejanya.

Kinn tidak tahu sampai kapan obat ini mengalir dinadinya. 

Tiba-tiba saja, ada seorang wanita cantik yang masuk ke toilet, padahal ini adalah toilet umum pria.

Walaupun Kinn sedang sakit-sakitan, tapi ia masih bisa mengetahui sekelilingnya. Entah itu karena skill-nya yang cakap atau imun-nya yang kuat, tapi ia tahu bahwa itu adalah suruhan musuhnya, dan itu benar.

Wanita itu berusaha membunuhnya, tapi untung Kinn meleset.

Walaupun Kinn berhasil, tapi belum tentu hama itu menyerah begitu saja. Ia Menggunakan senjatanya untul memukul bagian tubuh Kinn.

Kinn sekali lagi berhasil dengan melakukan defense. Namun semakin banyak Kinn bergerak, kepalanya semakin sakit. Ia menggerang dan jatuh ke tanah. "Menjaulah dariku!!" perintah Kinn dengan nafas yang ngos-ngosan. Kinn rasanya mau teriak kepadanya itu, tapi ia tidak mempunyai cukup energi. 

Wanita itu bersiap-siap untuk meng-knock out Kinn dan berkata, "Aku melakukan ini sesuai dengan apa yang diperintahkan, tuan Teerapanyakul."

Namun sebelum wanita itu melakukannya, Porsche berlari dan menghajar wanita itu habis-habisan, hingga wanita itu lolos darinya dengan pergi keluar ruangan. 

Porsche yang khawatir akan Kinn segera menghampirinya," Khun Kinn, kau tidak apa-apa??" Keadaan Kinn seperti orang sekarat. Suaranya terdengar lirih, "P-Porsche..."

"Tenang, aku membawamu keluar dari sini" Porsche menaruh lengan Kinn dibahunya dan mengangkatnya. 

Porsche merasa bersalah karena telah teledor menjaga Kinn. Hatinya hancur karena ia gagal menjalankan tugasnya, "ini semua salahku..." batinnya. Ia tidak peduli seperti apa hukuman yang diberikan Kinn atau Khun Korn, yang penting ia sadar dan siap menerima hukumannya, mau tak mau.

Tapi yang paling penting adalah, ia menemukan Kinn dalam keadaan baik-baik saja. Hal itu sudah membuatnya lega..

Para bodyguard lainnya datang kepadanya. Raut muka mereka sama seperti Porsche. "Porsche, apakah kita harus melapornya kepada Khun Korn?? Dan bagaimana keadaan Khun Kinn?? " tanya Big panik.

Awalnya Porsche enggan untuk berkata jujur kepada Khun Korn tentang keadaan putranya saat ini, namun ia harus bertanggung jawab. "Ia tidak baik-baik saja. Tapi untungnya ia masih hidup. Segera Laporkan hal ini ke Khun Korn. Kita pulang sekarang!" perintah Porsche.

Semua mengganguk dan melaksanakan tugasnya. Mereka pulang ke mansion keluarga Teerapanyakul segera.

------

Di rumah, Kinn sepertinya masih dalam pengaruh obat.

Porsche ditugaskan untuk menjaga Kinn yang sedang rebah di kasur.

Porsche duduk di sampingnya, menatapnya dengan muka yang sedih, khawatir, dan ya, rasa bersalah itu masih ada. 

Ia menghembuskan nafas panjang dan setelah itu ia berkata, "Khun Kinn, maafkan aku. Aku gagal menjaga dan mengawasimu hingga kau berakhir seperti ini. Seharusnya aku tidak fokus ke hal-hal yang lain. Hanya kepadamu saja.. " menurutnya, Kinn tidak mendengar perkataannya. "Baiklah, itu saja yang akan kukatakan kepadamu. Aku akan pergi. Sampai jumpa.."

Belum saja Porsche berdiri, Kinn menggengam lengannya dengan kencang. Porsche terkejut, jantungnya berdebar kencang dan mukannya agak memerah. Namun disisi lain Porsche panik dan takut,"Sialan.. apa ia mendengarnya?" batinnya 

"P-Porsche..." panggil Kinn lirih. Porsche menjawabnya.

Kemudian, Kinn membuka matanya pelan dan berkata," Aku membutuhkanmu... " dan disaat itulah Porsche yang sudah jatuh kepadanya, hatinya melunjak.

Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang