Bab 14

843 75 2
                                    

Hari telah berlalu dan sudah satu minggu Porsche tidak masuk. Ia hanya terbaring di kasur dan diurus oleh para perawat.

Namun Porsche bukannya makin membaik ia malah menjadi sebaliknya.

Bukan hanya mual-mual dan muntah-muntah saja yang ia alami, ia juga diserang oleh pusing di kepala dan rasa kelelahan. Padahal Porsche tidak melakukan pekerjaan berat.

"Sialan, sebenarnya apa sih yang terjadi denganku?..." batinnya. Ia sedang berjongkok dan kepalanya menghadap ke lubang toilet sambil memegangnya erat.

Porsche seperti biasa dipagi hari muntah dan itupun paling sering diwaktu itu.

Para perawat yang melihat kondisinya berusaha untuk meyakinkannya bahwa masalah ini harus diselesaikan oleh sang dokter. Tapi Porsche selalu menolak dan berkata, "Mba, ini hanya penyakit biasa.."

Ia berusaha untuk berpikir positif bahwa ini hanyalah penyakit umum.

Hingga tibalah Vegas, anak Khun Gun yang merupakan ketua mafia kecil dari keluarga Teerapanyakun menjenguknya.

Setiap kali Porsche melihat Vegaslah yang menjenguknya, membuat perasaannya menjadi campur aduk.

Sedih karena bukan Kinn yang melakukannya. Tapi ia juga merasa bahagia karena malaikat pendampingnya datang.

Vegas duduk dikursi didekat ranjang Porsche, melihatnya yang sedang rebah dengan keadaan yang lemah, "Bagaimana perkembanganmu?" khawatir Vegas. Porsche menggeleng, "Aku tidak akan pernah sembuh sepertinya..."

Vegas menghela nafas dan beralih duduk disamping ranjangnya, "Porsche, bagaimana jika kau ke dokter saja?.." tanyanya, "Sudah tidak ada pilihan lain. Mau sampai kapan kau berpikir kau terkena penyakit umum?" Porsche terdiam seribu bahasa mendengar pertanyaan Vegas.

Vegas ada benarnya juga. Penyakit yang ia derita sekarang terlihat sangat tidak wajar. Biasanya akan pulih dalam beberapa hari, namun ini tidak.

Porsche sebenarnya merasa malu untuk bertemu dengan dokter suruhan keluarga Teerapanyakun, "yasudah kalau begitu, tapi aku ingin pergi sendiri..." jujurnya, "Aku tidak mau dengan dokter suruhan Keluarga Teerapanyakun. Maunya sendiri saja..." Vegas tersenyum mendengar akan hal itu dan mengelus rambut Porsche, "Baiklah, aku akan melakukan sesuai dengan perintanmu."

Mata Porsche membelak. Ia terkejut sampai terduduk dari ranjangnya, "S-sungguh?!" tanyanya, Vegas mengganguk, "Aku serius, Porsche."

Muka Porsche langsung berbinar. Matanya mengeluarkan air mata. Ia sangat senang bahwa ada orang yang mengerti akan keadaanya.

Tanpa berpikir panjang, Porsche memluk Vegas erat.

Ia tidak mengetahui bahwa muka Vegas memerah, juga hatinya bergejolak karena ia selama ini menyukai Porsche, "T-Terima kasih banyak, Vegas. Sungguh, terima kasih.. "

Vegas tersenyum dan memeluknya balik dengan erat, "Sama-sama, Porsche.."

Mereka pergi tanpa sepengetahuan para perawat dan lainnya, maupun meminta izin untuk ke dokter dari luar.

Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang