Porsche duduk terdiam dengan termenung dikursi tunggu rumah sakit, dengan hanya didampingi oleh Vegas yang berada disampingnya sambil memegang bahunya erat.
Ketika baru saja menginjakan kakinya ke tanah ini, rasa khawatir dan ketakutannya mulai muncul di pikirannya.
Berbagai pertanyaan mulai menggerogoti benaknya, membuat Porsche semakin gundah.
"Apa yang sebenarnya terjadi denganku? Mengapa aku tidak kunjung sembuh? "
"Apakah penyakitnya parah?"
"Lalu, apakah penyakitku bisa disembuhkan oleh tangan dokter dan obat?"
Porsche menjadi semakin khawatir setiap kali ia memikirkan hal itu. Namun apa dayanya ia ketika ia juga dilanda oleh rasa penasaran?
Vegas mengetahui akan keadaannya sekarang. Ia berusaha untuk menenangkannya,"Tidak usah dipikirkan, aku disini kok."
Vegas yang merasa bahwa kesempatannya sudah berada didepannya, langsung memegang tangan Porsche erat.
Porsche yang menyadari akan hal itu mulai merasa tenang sedikit demi sedikit.
Tangannya yang nyaman membuat perasaan campur aduknya mulai menghilang.
Setelah beberapa menit berlalu, seorang suster memanggil mereka atas nama Porsche, "Porsche Kittasawasd!" mereka yang mendengar panggilan tersebut langsung pergi menemui sang dokter.
----
Dokter itu mulai mempertanyakan Porsche, "Baik, bisakah kau menjelaskan keluhanmu seperti apa?"
Sial, Porsche malu-malu mengatakannya.
Namun suara Vegas yang bagaikan terapi untuknya, berusaha untuk menenangkannya, "Sebisamu saja, Porsche.."
Porsche menghembuskan nafas untuk menenangkan dirinya.
Setelah dirasa membaik, ia menjawab, "Saya merasa sakit perut, juga mual-mual beberapa hari ini.
Bukan hanya itu saja, saya juga muntah-muntah.."
Sang dokter mengganguk mengerti. Tapi kemudian ia bertanya balik kepada Porsche, "Sudah beberapa lama kau seperti ini? Seminggu ada?"
Porsche berpikir untuk menjawab pertanyaan sang dokter.
Akhirnya, ia ingat bahwa gejala awalnya muncul dikeesokan harinya setelah ia pingsan karena dihukum oleh Kinn, "Sepertinya betul, sudah seminggu seperti ini."
Sang dokter mengganguk, namun ia bertanya lagi, "Apakah kau cepat kelelahan hari-hari ini?"
"Ya"
"apakah porsi makanan mu bertambah hari-hari ini?"
Porsche berpikir, "Mungkin, iya"
"Apakah kau mengalami kesusahan dalam tidur?"
"Tentu saja.."
"Baiklah silahkan tiduran dikasur yang sudah disediakan. Saya akan memeriksamu."
Porsche langsung melakukan apa yang diperintahkan. Sang dokter mulai melakukan penge-cekkan.
Tapi ketika ia melakukan diperut Porsche, ia mengkerutkan dahinya, seolah ia bertanya dibatinnya,"Apa-apaan ini? "
Porsche menyadarinya dari raut wajah sang dokter. Ia tahu penyakitnya sudah tidak beres.
Akhirnya, sang dokter menyudahi sesinya dan berbicara kepada salah satu dokter lain untuk memindahkannya ke bidan
Porsche dan Vegas bertatapan satu sama lain.
Seperti bertelepati, mereka pasti memikirkan hal yang sama.
Dengan atas nama sang dokter, mereka pindah ke dokter lain. Disana, Porsche melakukan pengecekkan dengan USG.
Ketika sudah selesai, Porsche menanyakan tentang keadaanya kepada dokter bidan, "Bu, jadi apa yang terjadi dengan saya?"
Tanpa jawaban yang bertele-tele. Dokter itu mengatakannya secara singkat, padat, jelas.
Namun membuat jantung Porsche dan Vegas berhenti, "Kau hamil"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)
Romancecerita tentang porsche yang jatuh hati pada boss mafia arrogan dan playboy, Kinn annakin teerapanyakun. Namun kinn seperti tidak acuh pada perasaanya, dan malah meninggalkannya sebatang kara tanpa mengetahui bahwa porsche sedang mengandung anaknya...