Bab 10

902 87 3
                                    

Porsche masuk ke rumah Teerapanyakun.

Disana ia melihat Kinn yang sedang tertidur pulas disofa dengan memakai baju tidurnya.

Dadanya terbuka sedikit dan wajahnya terlihat tampan seperti biasanya.

"Kinn seperti putri tidur.." rasa sukanya kembali muncul setelah ia terpesona dengan ketampanannya.

Porsche memutuskan untuk membangunkannya, karena ingin bertegur sapa sedikit.

Maka ia berjalan dengan pelan. Ia berusaha untuk menepuk bahunya untuk memanggilnya.

Namun tiba-tiba belum saja ia menepuknya, Kinn terbangun dan dengan cepat menodorkan pistolnya kearah Porsche, membuatnya terkejut dan menjauh.

Kinn agak terkejut dengan kehadiran Porsche. Ia langsung menurunkan pistolnya.

Kinn menaruh kedua tangannya dipinggulnya, "Kemana saja kamu?" tanyanya dengan nada kesal.

Porsche dengan jujur berkata, "Iya, aku jalan dengan Vegas tadi." Jawab Prosche. Kinn yang dari awal benci dengan Vegas dan sudah dibutakan oleh misunderstanding tentang Porsche langsung marah, "Sejak kapan aku menyuruhmu jalan dengannya, hah?! Kau ini siapanya? Pengawalnya?!"

Rasa suka Porsche akan Kinn menjadi menurun dengan cepat seperti roket.

Hatinya bukan hanya terpotek sedikit, melainkan seluruh badannya hancur sampai tidak berbentuk lagi.

Rasa niat Porsche yang ingin bertegur sapa dengannya menjadi luntur, dan tergantikan dengan rasa bersalah karena telah menghampirinya.

Porsche tidak mempunyai pilihan lagi selain meminta maaf kepadanya. Ia merasa bersalah juga, "A-aku minta maaf, khun Kinn.." maafnya dengan sungguh-sungguh sampai membungkukan kepalanya.

Kinn memutar matanya, seakan ia sudah lelah dengan kesalahan Porsche. "Dasar pengawal brengsek, pergi sana."

Tiba-tiba hati Kinn kembali berteriak marah dan menangis kepadanya.

Tapi Kinn berusaha untuk menghiraukannya, walaupun ia tidak tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan fatal.

Porsche disatu sisi agak kesal dengan Kinn." Kinn.." panggilnya," Jika aku pergi apakah kehidupanmu akan membaik?" Kinn terdiam seribu bahasa.

Hatinya berteriak semakin keras. Ia terus menolak perasaannya, hingga ia tidak tahu bahwa ia adalah orang terbodoh didunia. "Tidak tahu, pergi sana sebelum aku menghukummu!" Kinn berjalan menjauh darinya dan menutup pintu.

Porsche terdiam disana. Mengepalkan tangannya, berusaha untuk menahan tangisnya.

Ia berjalan pergi menuju dorm-nya. Tetes demi tetes, air matanya tumpah  dengan perasaannya yang dihancurkan oleh Kinn.

Tidak ada satupun manusia disisinya, bahkan satupun diluar rumah tidak ada. Hanya menyisakan Porsche seorang diri.

Tidak tahu apakah kamera CCTV masih menyala atau tidak, ia terus menangis sejadi-jadinya.

Ia terus meratapi niat dan perasaan cintanya kepada Kinn yang sudah hangus.

Tibalah Porsche dikamar dormnya. Seperti biasa, tidak ada Pete disana karena ia harus terjaga menonton tv bersama Tankhun.

Tanpa berpikir panjang, Porsche langsung rebah ke kasurnya.

Kemudian ia mengubur kepalanya kebantal sambil terus menangis, hingga matanya hampir sembab.

Ia sudah tenggelam kedalam kesedihannya dan tidak ada orang yang menolongnya. Hanya bantalnyalah yang menemaninya

"𝘚𝘶𝘳𝘨𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘦𝘵𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶, 𝘒𝘪𝘯𝘯. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘪𝘯.. "
Batinnya.



Satu kata untuk kinn?
- Hans -

Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang