Bab 24

1.1K 82 17
                                    

Hari demi hari, sang anak kembali bertingkah setiap pagi. Apa yang ia inginkan dari ibunya, justru malah menyiksanya.

Porsche benar-benar lelah menghadapi ini semua. Seluruh energinya terkuras karena muntah-muntah tidak jelas. Namun apa boleh buat?

Lagipula itu adalah keputusannya untuk tidak mengugurkan anaknya dari sejak awal. Ialah yang memegang kendali atas hidupnya, jadi apa yang ia terima adalah konsekuensi.

Ia menghela nafas dan membelai perutnya itu, "Kenapa kamu begini terus, nak?.." tanyanya, "Kamu butuh apa?.."

Tiba-tiba sekelibat gambaran Kinn melintas dipikirannya. Sepertinya sang anak membutuhkan ayahnya, tapi situasinya masih chaos.

Porsche masih belum mendapatkan kabar dari Kinn. Sudah lama mereka menjaga jarak, apalagi berkomunikasi. Mereka mulai berjauhan satu sama lain.

Entah Kinn masih mendendam perasaan kepada Porsche atau tidak, tapi ia bisa merasakan bahwa hatinya masih risau.

Porsche tersenyum kecil, "Iya papa tahu kamu ingin bertemu dengan ayah." dan setelah itu senyumnya kembali pudar. "Tapi maaf, ayah.. Masih seperti itu.."

Belum saja mengobrol cukup lama, Pete membuka pintu kamar mandi tanpa mengetuk. Ia cukup terkejut melihat temannya yang duduk didepan toilet sambil memegang perutnya, "Porsche?" panggilnya, "Kamu sedang apa?"

Porsche yang mengetahui bahwa ia telah tertangkap basah langsung  malu-malu, "A-anu, aku habis mengobrol dengan anakku.." Mau tidak mau, ia harus jujur mengingat Pete adalah sahabatnya.

Pete yang mendengar akan hal itu menyeritkan dahinya. Ekspresi kebingungan terpasang diwajahnya, "Umm.. Baiklah kalo begitu..

Aku hanya menginformasikan kepadamu bahwa hari ini kau harus check-up, Porsche"

Bagaikan disambar petir, si calon ibu tersebut langsung teringat dengan jadwal temunya, "A-Astaga, iya, Pete!" Maka tanpa berpikir panjang ia langsung berpakaian rapi.

Tidak lupa ia memilih baju yang cukup longgar, agar bodyguard yang lain tidak menaruh curiga kepadanya.

Melihat kelakuan temannya itu, Pete menghela nafas, "Baik, Mari ku antar kau. Aku sudah membuat alasan klasik kepada sang ketua, bahwa kita hanya akan jalan-jalan sebentar."


---


"Sialan, ada apa dengan Porsche?.." Pertanyaan yang sama tersebut masih menghantui Chan.

Setelah mengorbankan pikirannya yang terbatas, juga waktu hanya untuk berteori, ia masih belum menemukan titik terang.

Padahal ia masih bekerja, "Apa hanya aku saja yang melihat perutnya semakin aneh dari hari ke hari. Perilakunya juga berubah, tidak seperti biasanya."

Ia tidak bisa menahannya lagi. Kesabarannya sudah habis.

Otaknya seperti memaksanya untuk mencari tahu jawaban dari semua ini sesegera mungkin.

Setelah berapa menit yang lalu, tiba-tiba ia melihat Porsche yang keluar dengan Pete.

Chan langsung bersembunyi dari balik tembok. Ia melihat mereka memesan salah satu taksi dan langsung pergi, "Kemana mereka?.." tanyanya, "Apa mereka ingin ke dokter?.."

Dengan dihadapkan oleh sebuah keadaan tersebut, pikirannya sudah mulai mengebi-gebu. Dahinya semakin menyerit.

Entah teorinya benar atau tidak, namun perilaku dua orang sahabat itu agak lain.

Ketika sedang berpikir keras dan masih melihat kedepan, tiba-tiba ia dikagetkan oleh panggilan dari seseorang dibelakangnya.

Matanya terbelak kaget setelah melihat Big memanggilnya sedari awal, "O-Oh, Big, a-ada apa?.." Chan bertanya dengan terbata-bata karena malu. Mukannya memerah seperti warna tomat yang matang, "Uh, ketua sedang apa disini?"

"Sial, sepertinya Big melihatku seperti orang aneh..." Pikirnya.

"Oh, uhhh.. Tidak ada apa-apa. Ini hanya urusanku saja, kok." Kemudian ia melanjutkannya dengan tawa kekeh, guna menutupi aibnya.

Mendengar hal itu Big menyeritkan dahinya, sudah pasti Big mempertanyakannya.

Maka Chan berusaha untuk menghentikan pembicaraanya kepadanya untuk sementara waktu.

Urat malunya sudah tembus sampai ketulang, "B-Baiklah, aku permisi dulu. S-Sampai jumpa!" Chan langsung berjalan cepat menjauhi Big tanpa melihat kebelakang, "Brengsek..." Pikirnya.


ITS BEEN A WHILE, BOYS!! IM BACK ON THE GROOVE!! maaf yehh akhir2 ini w ngk ada motivasi buat lanjut ni cerita dalam waktu yang lamaaaa banget!!

But here, i got somethin for ya! Hope u like it and enjoy the dish!!

- Hans -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang