Bab 12

839 87 6
                                    

Yowes lha yah double up 😁

Khun Korn seperti biasanya sedang bermain catur dengan Phi chan, pengawal favoritnya itu sambil berbasa basi.

Dan seperti biasa juga, ketua mafia yang sudah lanjut umurnya itu selalu menyelipkan wejangan kepadanya.

Chan sedang berkeluh kesah dan bingung tentang perasaanya kepada salah satu bodyguard. Siapa lagi selain Big? "Khun, entahlah apa yang seharusnya aku lakukan dengan perasaanku ini. Setiap kali aku menolaknya, hati dan pikiranku menjadi kacau.

Aku sudah berusaha sebisaku, tapi apa keuntungannya? Perasaan itu malah terus kembali kepadaku seperti boomerang..

Aku takut atas apa yang orang-orang lihat kepadaku, setelah mereka mengetahui bahwa aku menyukai seseorang yang seharusnya bertentangan dalam lingkungan masyarakat.."

Khun korn adalah Boss yang berbeda dari yang lainnya. Ia tidak pernah membenci Bodyguardnya, kecuali mereka tidak setia dengannya.

Ia juga merupakan boss yang pengertian, adil, dan bijaksana.

Itulah mengapa banyak Bodyguard yang menyukainya, "Perasaan cinta seorang manusia, tidak bisa ditolak oleh manusianya sendiri.

Apa yang kau rasakan, maka ikuti saja arusnya seperti sungai." nasehatnya, "Rasa takutmu adalah hal yang wajar. Namun kau harus mengetahui bahwa kau tidak pernah sendirian..." lalu, ia tersenyum kepada Chan.

"T-tapi, bagaimana denganmu? Apa kau baik-baik saja melihatku seperti ini?.."
Korn menggapi pertanyaan itu dengan tawa ramah, "Chan, kau adalah pengawalku yang kupercaya.

Mengapa aku membencimu jika kau berbeda daripada orang-orang lainnya?" perkataannya membuat raut muka Chan berubah.

Ia merasa nyaman dan senang kepadanya. "B-Boss, T-terima kasih. Terima kasih banyak, sungguh.." ia sampai membungkukan kepalanya.

"Aku senang kau terbuka kepadaku." kata Korn kepadanya. "Jika kau berpikir ingin mendekatinya, maka aku akan memberikan tips untukmu sebisaku, hehehe.." Muka Chan menjadi merah. "Ah, nanti saja.. Aku harus fokus dulu kepada pekerjaanku."

Setelah mereka bermain, Chan kembali ke pekerjaannya. Meninggalkan Korn sendirian yang sedang bersantai menikmati hidupnya.

Namun ketenangan tersebut hilang setelah ia dipanggil oleh Pete. "Khun Korn, maaf menggangumu.." katanya sambil membungkukan badannya kepadanya.

Korn berbalik pandangannya ke Pete yang terlihat cemas, "Tidak apa-apa, Memangnya apa yang terjadi?"

"Maaf Khun Korn, Porsche sedang sakit hari ini. Jadi ia tidak bisa melakukan tugasnya." Korn yang mendengar akan hal itu menjadi kaget. Dahinya melipat, "Lho, sakit apa dia?.."

"A-anu, ia muntah-muntah tadi pagi, Khun Korn. Mukanya terlihat lesu juga. Sepertinya ia mual-mual. Sekarang ia sedang istirahat.."

Khun Korn diserang oleh rasa cemas seperti Pete. Entah mengapa sifat kebapak-annya muncul tiba-tiba.

Ia merasa ada sesuatu yang terjadi dengan salah satu bodyguard milik anaknya itu, "Waduh, ada yang tidak beres..." batinnya, "Yasudah, bagaimana jika aku memanggil dokter?.."

Pertanyaan Khun Korn membuat Pete terdiam seribu bahasa.

Ia teringat akan perkataan Porsche, bahwa ia tidak mau dipanggilkan dokter.

Demi sahabatnya, ia berkata sejujurnya kepada Khun Korn, "M-maaf Khun Korn, tapi Porsche sepertinya tidak mau dipanggilkan dokter.

Saya menghampiri anda hanya untuk menginformasikan tentang keadaannya saja.."

Khun korn menghela nafas.

Jujur, ia merasa kasihan dengan Porsche.

Namun disatu sisi ia berpikir bahwa ada yang tidak beres dengan keadaannya, walaupun terlihat seperti penyakit biasa.

Karena Khun Korn adalah orang yang pengertian, maka ia tidak jadi untuk memanggilkan dokter untuknya.

Ia memutuskan untuk memanggil perawat untuknya, "Baik kalau begitu, informasi diterima. Aku akan memanggilkan perawat untuknya."

Pete merasa lega dan berterima kasih dengannya. Ia segera pergi dari tempat, meninggalkan Khun Korn yang pikirannya sedang diusik oleh satu pertanyaan, "Aku merasa ada yang tidak beres, ada apa dengannya?.."

Heaven Knows How I Love You (KINNPORSCHE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang