Di sebuah rumah dengan cat coklat dan banyaknya bunga di bawah lantai rumah membuat suasana di sana tampak indah dan ceria.
Caroline yang sedang memakan makan malamnya teralihkan oleh tatapan Dokter Lily yang terus menatapnya.
"Ada apa ma" Tanya Caroline.
Memang ketiganya sekarang tinggal bersama di rumah kecil Caroline, ya ketiganya yaitu Dokter Lily, Brianna yang tengah hamil dan juga Caroline, usia kandungan keduanya hanya tertaut satu bulan setengah.
Dan Brianna sedang berada di kamarnya tertidur.
Sekarang Caroline sudah terbiasa memanggil Dokter Lily dengan sebutan mama karena paksaan dokter Lily yang menginginkan seorang putri di usianya yang tidak lagi muda.
"Aku hanya berpikir, jika anakku Joshua menikahimu hidupku akan benar-benar bahagia" Ucap dokter Lily menatap lurus ke depan mata Caroline.
Caroline tersenyum, itulah keinginan yang selalu Dokter Lily utarakan kepada Caroline.
Caroline menggenggam tangan Dokter Lily.
"Ma, kak Joshua adalah orang yang baik. Aku yakin dia pasti menemukan menantu yang baik dan cantik."
"Aku sudah bersuami dan sedang mengandung anak suamiku. Aku mohon mama mengerti" Ucap Caroline.
"Baiklah, mama juga tidak bisa memaksamu" Ucap Dokter Lily, bibirnya tersenyum dan mengusap perut buncit Caroline.
"Seperti biasa, dia tenang dan tidak rewel" Ucap Dokter Lily, didepan perut buncit Caroline.
Caroline tersenyum, tangannya juga ikut mengusap perutnya yang buncit.
"Apa kamu tidak ngidam sesuatu" Tanya Dokter Lily.
Caroline menatap wajah Dokter Lily, dapat dilihat rona pada wajah Caroline.
"Ti.. Tidak ma, hanya ingin olahraga pagi dan sering... Sering tidur" Ucap Caroline dengan terbata malu.
"Baiklah, kalau begitu istirahat lah, mama juga cape" Ucap dokter lily, kakinya melangkah menuju kamarnya sendiri.
Caroline merasa malu menjawab pertanyaan dokter Lily, dirinya segera masuk ke kamar.
Dan lagi bagian bawahnya terus ingin di manjakan, padahal Caroline sudah melakukannya kemarin, kemarin dan kemarin.
Dan sekarang Caroline melepaskan seluruh pakaiannya, mengunci pintu dan berbaring di kasur.
Tangan Caroline mengambil handphone miliknya di samping kasur.
Tangannya mengetik mencari kata kunci "Devano Liam Andrew".
Disana Caroline melihat video devano yang dengan gagah membacakan pidatonya di depan wartawan.
Caroline mengarahkan tangannya kebagian bawah bibir vaginanya.
Sudah terasa becek dan klitoris yang bengkak.
"Enghhh"
Tangan Caroline mengusap dan menjepit kecil klitoris nya sendiri.
"Ahhh"
Satu jari Caroline masukkan ke dalam lubang miliknya dengan perlahan, perutnya yang buncit membuat Caroline tidak bisa melihat jarinya yang masuk perlahan tetapi tidak menghentikan aksinya untuk memuaskan diri sendiri.
Dua jari Caroline masukkan, mengocok dan menusuk dalam.
"Enghhhh"
"Ahhhh"
Caroline membelit putingnya sendiri dengan tangan yang memegang handphone.
"Ahhhhh, ahhhh"
Kedua tangannya terus bermain, mengocok, mencubit bahkan menusuk dalam terus Caroline lakukan untuk mencapai kepuasan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Sang Mafia 2 (21+) [END]
Romance[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA] Area 21+ Bahasa Vulgar. Adegan Dewasa Penyiksaan dan Bunuh diri. Mohon Bijak dalam memilih bacaan. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Mom, jangan menangis. Aku akan memukul pria tua itu supaya tidak menggangu kita" Begi...