Nantikan

10K 309 8
                                    

Kemudian Caroline keluar dari kamar hotelnya, tidak melihat satu bodyguard di manapun.

Caroline bergegas turun dan melihat keributan di dalam hotel yang ia tahu itu adalah bantuan dari orang yang ia telepon tadi.

Caroline segera pergi, meninggalkan kota Paris dan kembali ke kota di mana ia tinggal yaitu kota Giverny.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Matahari yang teriak menyinari sebuah kamar yang didalamnya terdapat orang tidur.

"Shhh" Desis Devano ketika merasakan kepalanya yang pusing.

Tangan Devano ia angkat, untuk mengelus kepalanya yang pusing.

"Apa-apaan ini" Ucap Devano ketika melihat kedua tangannya yang di borgol dengan borgol sungguhan.

"Babe, jangan bermain-main" Teriak Devano, karena melihat pintu kamar mandi yang tertutup.

Tidak ada jawabn apapun malah kehingan yang ia dapatkan.

"Caroline" Teriak Devano.

Namun tidak ada jawaban lagi, Devano melirik melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul dua belas siang.

Matanya kembali melihat kunci yang berada di atas meja di tengah ruangan.

"Caroline, cepatlah keluar. Jangan bersembunyi terus" Ucap Devano dirinya masih berusah memanggil Caroline yang berada di kamar mandi.

Devano semakin gelisah, karena ruangan tampak sunyi dan tidak ada suara apapun di kamar mandi yang tertutup.

"Caroline" Teriak Devano.

Tangannya terus berusaha untuk lepas, tetapi gagang kasur terbuat dari besi dan itu tidak mungkin langsung penyok hanya dengan tarikan Devano.

"Fuck, sialan" Ucap Devano, dirinya tidak bisa apa-apa dan hanya menunggu.

Rasa ditinggalkan dan di campakkan seperti ini, sungguh membuat harga diri Devano tersakiti.

"Aku akan mencari dan membawamu pulang bersamaku" Ucap Devano dengan seringai nya.

Setelah beberapa jam, baru pintu berbunyi dan terbuka.

Click.

Devano dapat mendengar suara troli yang di dorong.

Untung saja Caroline menutupi tubuh bagian bawah Devano dengan selimut.

"Kyaaaaa" Teriak Office Girl yang melihat Devano masih di dalam kamar.

"Diam" Teriak Devano.

Office girl itu langsung diam dan menunduk.

"Ambil kunci di atas meja sana dan buka borgol ini" Ucap Devano, memerintah dengan nada tegasnya.

Office girl tersebut mengikuti perintah Devano, dan sekarang tangan Devano sudah bebas.

Devano menatap office girl itu.

"Tutup mulutmu jangan sampai ada orang yang mengetahui nya. Keluar" Perintah Devano.

Office girl itu segera pergi dan memathui perintah Devano, dia meninggalkan kartu kamar dan membawa trolinya tadi.

Devano segera bangun dari ranjangnya, melihat nakas di samping tempat tidur yang terdapat sebuah tulisan dan beberapa lembar 500 euro dan empat uang receh.

Aku cukup puas, semoga kita tidak bertemu lagi.

-Caroline

CEO Sang Mafia 2 (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang