Bodoh

8.1K 273 13
                                    

Caroline menatap wanita itu, tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Apa kamu akan membawaku kembali dan menukarku untuk menjalin relasi" Tanya Caroline.

Wanita itu menatap Caroline.

"Jelaskan apa yang membuatmu seperti ini, mungkin aku bisa pertimbangkan menyerahkanmu pada tuanku atau membawamu bersamaku" Ucap wanita itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Caroline menceritakan segalanya mulai dari ia yang kabur sampai Devano yang membawa pergi anaknya, hingga keputusan Caroline untuk mengakhiri hidupnya.

"Tuhan memang terlalu baik padamu" Ucap wanita itu, tangannya mengeluarkan korek untuk menyalakan rokok di tangannya.

Caroline menatap wanita itu dengan sendu.

"Kamu benar, dan aku terlalu bodoh karena  ingin mengakhiri hidupku" Ucap Caroline.

"Aku selalu menerima bantuan, dan saat dia mengambil anakku. Tidak ada yang bisa membantuku. Dan aku malah putus asa dan tidak melawan" Ucap Caroline, dirinya di tawari sebuah rokok.

Caroline yang belum pernah mencobanya, segera mengambil dan menyalakan rokok yang di berikan.

Satu hisapan membuatnya terbatuk, tetapi hisapan kedua sudah membuat tubuhnya terbiasa.

"Dan saat ini, aku ingin melawannya dengan kekuatanku sendiri, mengambil kembali apa yang seharusnya berada padaku. Aku ingin perubahan. Bukan dengan bantuan orang lain, tapi dengan usahaku sendiri mengambil kembali kebahagiaanku" Ucap Caroline, menghembuskan asap rokok di mulutnya.

Wanita itu melemparkan rokoknya pada laut lepas.
*tidak untuk di contoh ya, sampah buang pada tempatnya tencuu.

"Aku akan membantumu, tapi tidak ada kata menyerah" Ucap wanita itu.

"Jika aku bisa mengambil kembali anakku, semua akan ku lakukan" Ucap Caroline.

"Tessa" Ucapnya.

"Caroline" Ucap Caroline. Kembali memperkenalkan dirinya.

***

"Jangan lengah, fokus pada target mu" Ucap Tessa.

Dorrr

Dorrr

Suara tembakan memekakkan telinga di ruangan yang terdapat banyak papan target.

Caroline sedang berlatih menembak, membidik pada papan target dan harus terbiasa memegang pistol.

Bahkan dirinya juga harus berlatih menggunakan senjata tajam, semua ini ia lakukan dengan kegigihan.

Karena kepekaan Caroline pada sekitarnya, memudahkan Tessa mengajari Caroline dengan cepat, apalagi tubuh Caroline yang sudah bisa Karate membuat Caroline bisa dengan reflek melindungi dirinya sendiri.

"Kamu belajar dengan cepat, mungkin perlu sedikit pengalaman dalam mempraktikkan nya" Ucap Tessa.

Caroline menatap Tessa.

"Kalau gitu, bawa aku bersamamu. Untuk misi selanjutnya" Ucap Caroline memberi saran.

Tessa tersenyum.

"Ide yang bagus, bersiaplah kita akan berangkat besok" Ucap Tessa.

Keesokan harinya, Caroline sudah bersiap, mereka sudah di atas kapal beserta beberapa rekan lainnya.

Perlu di ketahui seluruh anak buah Tessa yang mengenal Caroline diminta tutup mulut dan tidak memberi tahu tuan mereka, entah sehebat apa wanita di hadapannya berani melampaui bos mereka.

CEO Sang Mafia 2 (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang