Devano 3

10.2K 314 3
                                    

Dalam perjalanan mobil yang di tumpangi kakak Caroline dan Devano di berhentikan.

Devano dapat merasakannya karena kesadarannya belum sepenuhnya menghilang.

Pintu di buka dari luar, dapat devano lihat sosok laki-laki yang terlihat buram.

"Tenanglah semua baik-baik saja" Ucapnya.

Ucapan itu membuat devano tenang dan kehilangan kesadaran sepenuhnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mata Devano terbuka, atap yang berwarna putih dan ruangan yang luas membuat Devano bingung dirinya berada di mana.

Kepalanya ia angkat, saat itu juga matanya melihat seorang pelayan wanita yang berdiri di samping pintu.

Pelayan itu segera membuka pintu dengan panik.

"Tuan muda sudah bangun" Ucapnya yang terdengar oleh Devano.

Seorang wanita tua masuk dengan tergesa.

"Cucuku" Ucapnya dengan tangan yang mengusap lembut kepala Devano.

Devano menghentikan usapan di kepalanya, tubuhnya yang lemah tidak membuat dirinya hanya berdiam diri jika di sentuh.

"Anda siapa" Tanya Devano.

Orang tua itu menatap Devano dengan sendu.

"Aku nenekmu, nak" Ucapnya lagi.

Kemudian satu orang masuk lagi, seorang pria tua.

"Ayahmu telah meninggal, ia dibunuh oleh kakak angkatnya sendiri" Ucap pria tua itu.

"Jangan berbicara seperti itu Demian, dia masih kecil" Ucap wanita tua yang ja sebut nenek Devano.

Devano tidak perduli dengan ucapan semua orang, yang ia pedulikan adalah dimana gadis kecilnya.

"Dimana gadis kecil yang bersamaku" Tanya Devano.

Pria tua itu yang bernama Demian, mengernyitkan dahinya. Matanya menatap pelayan dan Butler yang berjaga di depan pintu.

"Apa ada seorang gadis disana" Tanya Demian.

Semuanya menunduk.

"Tidak ada tuan, kami hanya menemukan tuan muda dan seorang anak laki-laki" Ucap Butler tersebut.

Demian kembali menatap Devano.

"Bukankah kamu sudah dengar" Ucap Demian.

"Tolong tinggalkan aku sendiri" Ucap Devano.

"Biarkan dia sendiri" Ucap Demian.

"Cepatlah sembuh nak" Ucap nenek Devano.

Mereka semua meninggalkan Devano sendiri termasuk para maid dan Butler yang berada di kamar.

Mereka hanya menjaga pintu depan Devano.

Baru juga dirinya ingin sendiri, pintu terbuka lagi.

Sosok itu berjalan dengan angkuhnya.

"Aku Matthew" Ucapnya.

Devano hanya diam, ia tidak peduli.

"Aku tidak menyangka kamu berasal dari keluarga konglomerat" Ucapnya lagi.

Devano masih diam, matanya terpejam.

"Jangan mencari gadis itu, apa kamu ingin dia membenci mu" Ucap Matthew.

Pandangan devano berubah menjadi menatap Matthew dengan garang.

"Apa maksudmu" Tanya devano dengan marah.

CEO Sang Mafia 2 (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang