Janji

8.5K 386 16
                                    

Caroline yang mengerti keterkejutan Brianna segera memperkenalkan mereka berdua.

"Ini Devano, Daddynya Devan" Ucap Caroline.

Devano tersenyum, mendengar apa yang Caroline ucapkan, Daddynya Devan sungguh suatu sebutan yang membuatnya bahagia.

Brianna malah ngeri melihat senyum Devano yang seperti orang jahat. Alis terangkat, dan mata yang menatap tajam apakah itu sebuah senyuman. Ngeriii.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Devano, menaiki tangga karena permintaan Caroline yang sibuk karena toko bunganya sebentar lagi buka.

Click.

Wangi bedak bayi dan juga aroma anak-anak membuat Devano memperhatikan sekitar.

Dua makhluk kecil yang tidak mengetahui keberadaan Devano, asik bertengkar dan berebut mainan.

"Aku mau main mobil" Teriak anak kecil berkuncir dua.

"Mobil ini punyaku, kamu main yang lain saja Ella" Ucap Devandra tangannya terus menarik ulur mainan mobil kesukaannya.

Devano masih memperhatikan mereka berdua, sampai suara teriakan membuatnya menghampiri keduanya dengan cepat.

"Akkkkkkhhhhh" Teriak Devandra.

Teriakan itu terjadi karena Ella yang kesal sebab Devandra tidak mau mengalah, membuatnya menggigit kepala Devandra dengan keras.

"Kamu apakan anakku" Bentak Devano.

"Waaaa" Teriak Adriella karena kaget.

Keduanya kaget dengan kedatangan seseorang yang tiba-tiba apalagi suara itu terdengar berat dan menakutkan di telinga mereka.

Adriella langsung mengumpat di tubuh Devandra.

"Hikssss, aku takut" Ucap Adriella, tangannya menarik baju Devandra dengan kuat.

Devandra menghembuskan napasnya. Dirinya merasa lega karena tidak ketahuan menguping, walaupun kepalanya di gigit karena buru-buru merebut mainan Adriella supaya tidak ketahuan.

"Dad, jangan membuatnya menangis. Nanti aku yang di marahi Mommy" Ucap Devandra.

Devano membeku, apakah pendengaran nya rusak, atau imajinasinya terlalu kuat, anaknya yang tadi memanggil pria tua dengan marah. Sekarang memanggil dirinya dengan sebutan Dad.

Devano kembali dalam lamunannya.

"Emmmm, heeemmm" Dehem Devano.

Kaki Devano melangkah, ingin mendekat pada anaknya.

"Maafkan saya nona, tapi Devandra anakku, kamu membuatku marah karena telah menyakitinya" Ucap Devano dengan lembut.

Tarikan di baju Devandra semakin kuat, tapi gadis itu sudah mulai menunjukkan wajahnya.

"Anak om?" Tanya gadis itu.

Devano mengangguk.

"Benar, Devandra anakku" Ucap Devano.

"Your daddy? " Tanya Adriella di telinga Devandra.

"Yes" Ucap mulut kecil Devandra.

Dapat dilihat Devano yang terlihat sangat bangga.

Gadis kecil itu keluar dari persembunyian nya di tubuh Devandra.

Kakinya berjalan dan sampai di hadapan Devano.

Kedua tangannya terulur keatas, Devano yang tidak paham hanya terus memperhatikan.

"Gendong" Ucap gadis kecil itu.

CEO Sang Mafia 2 (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang